7

271 47 6
                                    

Sunghoon gugup, bagaimana tidak jika dia sekarang lagi dilihatin oleh para murid yang menyaksikan dia datang bersama Heeseung bersaudara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon gugup, bagaimana tidak jika dia sekarang lagi dilihatin oleh para murid yang menyaksikan dia datang bersama Heeseung bersaudara.

"Kenapa menunduk?" Tanya Sunoo datar.

"Sudah gue bilang kalau gue bisa ke sekolah sendiri."

"Angkat kepala Lo jangan sampai gue buat seluruh orang di sekolah ini buta."

Sunghoon menatap Heeseung. Crazy! Heeseung benar-benar gila jika melakukan itu.

"Ayo jalan." Jay yang dibelakang bersuara.

Sunghoon merasa lega sesampainya di kelas, untung saja dia tak sekelas dengan mereka berenam.

Ada yang bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka siapa? Sunghoon tidak mengerti kenapa mereka seolah begitu posesif padanya, apa Sunghoon pernah melakukan kesalahan.

"Sunghoon, seseorang mencarimu diluar."

"Sunghoon, ayo bicara lagi." Wonyoung menahan tangan Sunghoon.

"Tolong jangan dekati gue lagi won, gue mohon." Sunghoon melepas tangan Wonyoung.

"Kenapa Hoon, kenapa Lo lebih milih mereka dibanding gue." Wonyoung berbicara keras, ingatkan kalau Wonyoung itu memiliki kesabaran tipis.

"Apa bedanya Lo sama perempuan Hoon, Lo brengsek. Lo dekati gue karena ingin dekat sama Heeseung bersaudara kan, Lo murahan ternyata."

Sunghoon mengepalkan tangan nya, menahan sakitnya kata murahan yang dituju padanya.

"Gue tulus sama Lo, gue nggak pernah sakitin perasan Lo tapi kenapa Hoon. Mana janji Lo sama gue yang dulu"

"Karena gue terpaksa melakukan itu won, gue dipaksa dan gue nggak suka hal yang dipaksa." Sunghoon membalas Wonyoung, membentaknya balik.

Semua nya menatap keduanya bahkan dari dalam kelas Sunghoon diam-diam menguping.

"Karena kelakuan Lo, bibi kecewa dan dia semalaman menangis Hoon. Dia malu sama keluarga gue dan Lo masih nggak bersyukur punya bibi yang baik, Lo bahkan tega mengusir bibi hanya karena kebohongan Lo selama ini."

"Bibi bilang Lo memaksa dia kerja di tempat lain alih-alih bilang kalau Tante Lo sakit, percuma ganteng Hoon kalau Lo durhaka sama bibi."

Wonyoung mengatakan keras biar semua murid tahu betapa bejat nya Sunghoon sebagai seorang anak. Biar mereka tahu dibalik sikapnya itu ternyata dia memperlakukan ibunya dengan tidak baik.

Sunghoon mengepalkan tangan. Berlari menjauhi kelasnya dan Wonyoung.

Sunghoon menyandarkan tubuhnya di pintu toilet yang sudah dia kunci.

Pintar sekali ibunya mendekati Wonyoung, menjelekan Sunghoon dan memutarbalikkan fakta.

Menatap salah satu benda yang ada di dekat kran air, Sunghoon mengambilnya.

Tes..
Tes..

Sunghoon menyakiti dirinya sendiri, melukai lengan yang tangan bahkan masih di perban.

Brak!

"Apa yang kamu lakukan!" Heeseung berteriak marah dan membuang silet itu.

Sunghoon menangis.. menangis karena lelah. Jungwon yang melihat itu membawa Sunghoon dalam pelukan nya.

"Gue harus temuin Wonyoung, apa maksud dia mengatai hal jelek tentang Sunghoon."

"Riki hiks hiks.."

Bruk!

****

"Seung, gue sudah dapat informasinya"

"Di rumah saja Jake." Heeseung tak bisa berpikir jika Sunghoon seperti ini.

"Bagaimana keadaan Sunghoon, om?"

"Sunghoon sepertinya mengalami Self-harm Seung, kondisi dimana pasien akan menyakiti diri sendiri disaat dia tak bisa berfikir dan kondisi ini bisa membuat pasien bahkan kehilangan nyawanya. Sampai kapan kalian menutupi rahasia ini dari keluarga, lagipula Sunghoon berhak tahu siapa dia sebenarnya"

"Om, apa self-harm bisa disembuhkan?" Jungwon menatap Sunghoon yang tertidur tenang.

"Sampai saat ini belum ada tapi kalian bisa membawa pasien ke psikolog untuk mengecek kondisi mentalnya, ajak untuk mengenal hal-hal baru dan juga jangan biarkan dia melihat benda-benda tajam yang dapat melukai tubuhnya sendiri."

"Apakah itu sangat parah om?" Sunoo bertanya.

"Sudah om bilang self-harm bahkan bisa menghilangkan nyawa pasien, jaga Sunghoon dengan baik jika kalian berenam tidak ingin kehilangan dia untuk kedua kalinya."

Dokter sekaligus om, kakak ayah mereka keluar dari mansion Heeseung bersaudara.

"Jelaskan apa yang Lo temuin tentang ibu sambung Sunghoon, Jake." Jay bertanya setelah keadaan sepi.

"Kalian semua harus tahu kabar ini. Gue shock apalagi Sunghoon, ternyata ibunya itu jalang dan lebih parahnya lagi kalian semua harus tahu kalau Jang Wonyoung adalah anak dari ibu jalang itu" ucap Jake memperlihatkan informasi yang di dapatnya.

"Jadi ayah Wonyoung berselingkuh dengan pembantunya sendiri hingga lahir Wonyoung dan mereka merekayasa dengan mengambil dari panti asuhan karena istri sah nya tidak bisa hamil, menarik." Heeseung menyeringai.

"Ternyata Wonyoung anak pembantu, CK!"

"Sepertinya memberikan sedikit pembalasan untuk wanita jalang itu karena sudah berani menyakiti Sunghoon tidak masalah. Jay, kirim foto itu dan berikan pada istri sah nya lalu kita lihat bagaimana setelah istrinya tahu tentang foto itu, baru permulaan karena semuanya akan berjalan mengerikan untuk mereka."

Jake memperbaiki selimut Sunghoon, mengatur AC biar udara sejuk.

"Malam ini gue harus pergi" ucap Riki.

"Gue malam ini juga harus ke kantor untuk mengambil beberapa penyeludupan" lanjut Sunoo.

"Bagaimana dengan Lo Seung?"

"Gue harus memindahkan senjata, polisi sepertinya mengetahui letaknya."

"Oke. Jungwon, Jake dan Jay kalian kalian jagain Sunghoon selagi kita melakukan tugas." Heeseung menatap mereka memberikan perintah yang dianggukin tanpa menolak.

Semuanya kecuali Heeseung keluar dari kamar Sunghoon.

Heeseung mencium kening Sunghoon, mengelus kepalanya dengan penuh perhatian.

"Akan kubalas wanita itu untukmu, sakit hati yang buat kamu tersiksa." Heeseung keluar, menutup pintu untuk bergegas pergi.

ARA🤍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Posesif Boyfriend || Sunghoon With Lee BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang