Kalian katanya minta Harem, kayanya bisa aja aku buat tapi haremnya itu gak fokus di Harem, aku mau buat monster apocalypse, kan kalau tema survival gitu, ada romance nya walau tipis, lebih berasa gitu loh hehe.
Dah ah, nanti aku kasih 5 chapter pertama biar kalian bisa kasih saran, nanti ya.
200 vote dan 30 komen kuy.
Love is love
-----------------------Mungkin faktor dari Niara yang kembali ke masa lalu, membuatnya terkadang deja vu beberapa kali, entah dari tempat yang pernah dia datangi bersama Reven, atau dari ucapan Rean yang mirip dengan Reven.
Walau begitu, Niara tak terlalu perduli, yang terpenting bagi Niara adalah dia bisa bersama Rean kembali.
"Sayang, kamu sakit?" Niara agak khawatir, pasalnya Rean ini bukan tipe laki-laki yang mudah sakit walau dia juga bukan tipe laki-laki kuat.
Namun melihat wajahnya yang pucat saat menjemput Niara, membuat Niara bertanya-tanya.
Rean menggeleng pelan "Enggak sakit, tadi ngeliat ada ondel-ondel di jalan," jawab Rean dengan suaranya yang memang selalu pelan dan lembut.
Niara terkekeh pelan, dia ingat kalau Rean takut ondel-ondel, dengan lembut dia mengelus pipi Rean.
"Sekarang udah pergi kan ondel-ondelnya? Ada aku, sini-sini sayangku~" Niara merentangkan kedua tangannya, mengundang Rean untuk masuk ke pelukan Niara.
Dengan senyum cerah, Rean memeluk Niara dan mendusel di ceruk leher Niara.
Lembut, Niara mengelus punggung Rean.
"Aku selalu tenang kalau sama kamu, Niara," bisik Rean lembut.
Niara terdiam, sekelibat ingatan masa depan masuk ke memori Niara.
"Saya takut ondel-ondel."
"Pelukan kamu bisa nenangin saya, Niara, terima kasih."
Niara mengerjab pelan, kenapa harus teringat pada ucapan Reven di masa depan, ucapannya saat awal mereka pendekatan.
"Niara?" Rean memanggilnya saat gadis cantik itu terdiam tanpa suara, membuat Niara mengerjab pelan kemudian menatap Rean, dan tersenyum.
"Maaf, aku ngelamun, hehe, yuk berangkat keburu kita telat," ujar Niara kemudian menggenggam tangan Rean yang halus.
Senyum Rean berikan, dia mengecup pipi Niara lembut lalu membiarkan Niara menariknya, selalu seperti itu, Niara-lah yang akan memandu nya dan membawanya kemana pun yang Niara mau.
Karena bagi Rean, kemanapun Niara pergi, Rean akan senantiasa mengikutinya.
Kemana pun itu.
Memang aneh jika dilihat, Rean selalu menuruti apapun, dan kemanapun Niara pergi, selalu menatap Niara dengan tatapan cinta.
Entah apa yang Niara berikan sehingga laki-laki manis itu menurut saja, begitu polos dan lugu.
"Aku sayang kamu, Niar," bisik Rean dengan rona kemerahan dikedua pipinya, menatap lembut kearah Niara kemudian mencium kening gadis cantik itu.
Niara terkekeh pelan "Aku sayang kamu juga!" Ujarnya semangat kemudian mencium gemas pipi Rean.
Tawa geli Rean berikan, dia menikmati semuanya, semua yang Niara berikan, semua perhatian dan kasih sayang yang tak bisa Rean dapatkan dari orang tuanya.
Orang tuanya masih lengkap, tapi mereka hanya menekan Rean untuk terus belajar dan belajar.
Kedatangan Niara justru membuat Rean bisa menikmati masa-masa remajanya, tidak hanya berkutat pada buku, komputer dan pelajaran.
Kebahagiaan mereka tentunya membuat seseorang iri, seseorang yang seharusnya tidak ada keberadaannya di dunia ini.
Seseorang yang sebenarnya hanyalah bayangan semu dan sosok tak nyata, suatu fatamorgana tak penting.
......
"Dia cantik ya, semakin cantik setiap harinya."
"Tapi kamu gak boleh deket-deket dia, dia punya aku."
"Bullshit ah, Niara milik kita bersama, apapun yang kau punya, akan jadi punya ku juga."
"Itu tidak adil!!"
"Semua itu adil dalam cinta hahahaha."
-------
"Kamu gak bisa lari dari aku, Niara sayang, istriku sayang~"
Niara terbangun dari tidurnya, mimpi buruk dari yang terburuk, dia memimpikan Reven, pria sialan dari masa depan itu.
Keringat mengucur deras dari dahinya, membasahi piyama tidur yang Niara pakai, napasnya bergetar akan trauma, trauma atas kematiannya sendiri di masa depan.
"Reven bangsat! Akh!" Niara mengerang seraya memukul bantal di tempat tidur, emosi, takut, trauma, semua menjadi satu.
Kenapa pria itu terus mengejarnya, dia kan sudah kembali ke masa lalu, kenapa Reven harus selalu mengusiknya dari mimpi.
Niara berbaring lagi di kasur, menatap langit-langit kamarnya kemudian menghela napas panjang.
"Pria gila sialan, asu," umpat Niara kesal.
Dia mengusap wajahnya pelan kemudian memilih untuk menaikan suhu Ac di kamarnya.
Rasanya kamar Niara menjadi gerah secara tiba-tiba, mungkin efek mimpi buruknya barusan.
"Kira-kira, Reven sekarang ada dimana ya, kalau aku balik ke masa lalu, berarti Reven juga, dan semoga dia jauh dari sini, sejauh-jauhnya."
Ya, jauh dari hidup Niara.
_________________________________________
BersambungMedan, 20 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Chases You
Teen FictionKembali untuk mengulang hal yang sama adalah hal bodoh. Niara ingin lari setelah kembali ke masa lalu, tapi laki-laki yang ada di masa depannya, tidak akan membiarkan lari begitu saja. Mati sia-sia setelah mengancam akan bercerai, obssesi suami masa...