Rean si soft spoken

1.2K 317 52
                                    

Oke guys, balik lagi nihhh, jangan lupa vote dan komen yauw, biar bisa update lagiii.

200 vote dan 30 komen, gas!

Love is love
-----------------------

Bahagianya diri Niara bisa kembali ke masa lalu, bisa kembali melihat kekasihnya yang manis dan penurut itu, di masa depan saat Rean meninggal karena dugaan bunuh diri, bisa dikatakan Niara stress di masa itu.

Karena Rean adalah kekasih pertama sekaligus cinta pertamanya.

Rean itu, lembut, tinggi mereka hanya berbeda 2 cm, Niara 172 dan Rean 170, walau begitu, Rean itu sangat sensitif, penurut, tidak pernah berkata kasar, dan selalu tersenyum pada Niara.

Memiliki rambut yang agak ikal namun lembut berwarna coklat gelap, manik teduh Rean itu berwarna coklat muda, bila terkena matahari akan terlihat sangat indah.

Mereka tidak satu kelas, kelas Rean bersebalah dengan kelas Niara.

Biasanya Rean akan mendatangi kelas Niara dengan kotak bekal, makan siang yang dia bawa dari rumah, khusus untuk Niara.

"Sayang." Suara lembut dan hangat dari Rean menyentak Niara dari lamunannya, dia tadi melamun perihal masa depannya bersama Reven.

Pria gila itu.

Niara mendongak dan tersenyum, menarik lengan putih bersih Rean untuk duduk di sebelahnya "Sini duduk," ujar Niara tenang.

Rean menurut, duduk di kursi sebelah Niara, merapatkan kursi mereka agar berdempetan.

Senyum malu Rean berikan, walau sudah menjalin kasih selama 2 tahun, Rean masih saja malu-malu.

"Kamu masak apa hari ini?" Tanya Niara seraya mengelus lembut rambut ikal Rean, dengan senang Rean mulai membuka kotak bekal yang dia bawa.

Lalu mulai menjelaskan, Rean ini pintar, selalu mendapat juara umum dari SMP sampai SMA.

Hal itu lah yang membuat Niara heran, kenapa Rean memilih bunuh diri di masa depan, padahal bisa dikatakan Rean ini berpotensi besar, dia diterima di Universitas yang ada di luar negeri saat kelulusan SMA.

Mungkin Niara akan cari tau apa hal dibalik kematian Rean.

"Aku tadi pagi masak sayur capcai sama ayam saus tiram, sengaja enggak pakai penyedap rasa, kan kamu enggak bisa kalau makan, makanan yang ada penyedap rasa," ujar Rean dengan suaranya yang hangat.

Lihatlah binar hangat di mata teduhnya itu, ah, Niara sangat menyayangi Rean, jika Rean bisa hidup sampai mereka dewasa, maka Niara tidak perlu berjodoh dengan Reven bajingan itu.

Elusan sayang Niara berikan di pucuk kepala Rean "Pintarnya pacar Niar, udah jago masak ya sekarang, makin sayang deh," puji Niara yang mampu membuat telinga Rean memerah.

Telinga nya memerah sampai ke leher.

"Terima kasih Niar.." bisik Rean, senyum hangat dan malu bercampur jadi satu, aduhai, lucunya.

Mereka menikmati makan siang dengan damai, sesekali Niara akan menyuapi Rean, dan Rean juga akan menyuapi Niara.

Gaya pacaran mereka itu bisa dikatakan biasa saja, tidak pernah ciuman di bibir, tidak pernah berhubungan badan, paling jauh juga mereka hanya berpelukan, bergandengan atau saling cium pipi dan kening.

Karena sebenarnya mereka pacaran itu, tidak direstui orang tua Rean.

Orang tua Rean tidak suka mengetahui mereka berpacaran, karena ibunda Rean mau Rean fokus pada pendidikannya.

Dan Rean pun bisa mengimbangi antara kehidupan asmaranya dengan sekolahnya, itu lah, kenapa orang tuanya memberikan sedikit saja kelonggaran.

Hanya sedikit.

"Besok aku ada lomba Fisika sama Kimia, kamu datang ya, setelah lomba nanti kita makan es krim di cafe depan," ujar Rean.

Setelah makan siang, Rean bersandar dibahu Niara dan memeluk pinggangnya.

"Iya dong, aku pasti datang, mana mungkin aku sia-siain itu, aku bakal dukung kamu supaya kamu menang," tutur Niara seraya mengelus pipi Rean lembut.

Senyum manis Rean berikan, senyuman yang membuat matanya membentuk bulat sabit yang indah.

"Senangnya," gumam Rean seraya mendusel di ceruk leher Niara.

Menghela napas tenang, senyumannya tak hilang, masih disana dan begitu indah.

"Aku sayang kamu, Niar, sayang sekali," bisiknya halus, telinganya memerah lagi.

Niara terkekeh pelan "Dan aku juga sayang kamu, Rean, sayang sekali," bisiknya sembari mengecup pelan pelipis Rean.

Damai sekali ya.

_________________________________________
Bersambung

Medan, 15 Oktober 2024

Chases You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang