07.Terjebak bersama

53 44 4
                                    

Shavena menaruh pulpen di antara hidung dan bibirnya yang mengerucut manyun. Matanya fokus ke pulpen, supaya tetap seimbang. Belum sampai di sana, Shavena menaruh pulpen di lantai, kemudian menungging untuk meniupnya hingga menggelinding. Tapi lajunya di tahan oleh tangan seseorang yang menatapnya datar.

"Gue udah bilang untuk belajar," kata Sadipta.

"Gue bosan. Kapan sih kita bisa keluar dari sini? Gue mau pulang," kata Shavena.

"Nanti pulang. Sekarang lo dengerin penjelasan gue dulu," ujar Sadipta melihat bukunya.

"Kenapa lo enggak bawa charger ponselmu ke sekolah si? Kalo ponsel lo mati, jadi sulit kan?"

"Bawel." Sadipta menjepit bibir Shavena pakai tangannya

"Belajar!" kata Sadipta

"Gue capek. Orang rumah pasti khawatir juga."

"Tidak. Gw bareng lo sekarang." jawab Sadipta datar

"Idih, lo siapa?" tanya Shavena

Sadipta menggerakkan lidah di mulut menahan emosi.

"Kita udah tunangan. Nyokap lo pasti percaya sama gue," kata Sadipta setengah kesal

"Sekarang kerjain soalnyal" Sadipta

"Gue gak tahu caranya." jawab Shavena

"Rumusnya sama dengan yang gue jelaskan tadi."

"Adiptaa!"Shavena

"Nih, pakai pensil ngerjainnya!" kata Sadipta

Shavena menggeram, "Dip"

"10 menit harus selesai!" kata Sadipta datar

"10 menit? Apa-apaan ini?" jawab Shavena kesal

"5 menit. Karena lo ngumpat," kata Sadipta datar.

"Kenapa sih hihhh, gue harus punya guru tutor titisan siluman kayak lo?" maki Shavena.

Sadipta memasang headset terhubung dengan laptop ke telinganya. Sementara Shavena mendengus keras-keras, meraih pensil dengan bibir manyun dan mulai mengerjakan soal. Sadipta melirik, memastikan gadis itu mengerjakan tugasnya atau tidak.


"Apa lirik-lirik? Naksir?" sinis Shavena.

"Pede," balas Sadipta singkat.

Sadipta kemudian berdiri, membuat Shavena yang bersandar di lemari ruang OSIS terkejut.

"Lo mau ngapain?" Shavena tertegun saat Sadipta tiba-tiba berlutut di depannya dan mengikis jarak membuat mata Shavena melotot.

Mampus. Alamak dia mau nyipok gue nih kayaknya. Batin Shavena

memandang Sadipta yang wajahnya kian dekat dengannya. Shavena menelan ludah gugup.

"JANGAN!!" Shavena menolehkan wajah ke sisi kanan sambil memejamkan mata.

Kriett!!


Sadipta yang membuka pintu lemari OSIS, jadi kebingungan. "Apanya yang jangan?" tanya Sadipta .

"Eh?" Shavena mengerjap-ngerjap, memandang Sadipta lagi, "L-lo mau ngapain?"

"Ambil map ini," kata Sadipta membungkuk di sebelah Shavena, meraih map di lemari bagian paling bawah.

"H-ha? Aa? Ha ha ha," kata Shavena mengangkat buku menutupi wajahnya sambil tertawa kaku.

"Kenapa? Elo nunggu gue cium?" tanya Sadipta

Badgirl kesayangan ketua osis[Tahap revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang