Bab 4

562 1 1
                                    

Pergi ziarah

Pada hari Minggu malam harinya tidak biasanya aku keluar malam ke tempat tongkrongan, malam itu aku duduk-duduk nonton tv bersama keluarga. Aku duduk agak jauh pisah kursi ditempati oleh ku sendiri, sedangkan mereka satu sofa bertiga. Amira disamping ibu sambil memeluk tangannya sedangkan ayah disamping ibu fokus menonton tv. Sesekali adikku menjulurkan lidah tanpa sepengetahuan mereka seakan mengejekku yang duduk sendiri. Aku hanya menghela nafas saja melihat tingkah konyol adikku itu.

"Oiya Bu, besok siap-siap kita untuk pergi ziarah.." kata ayah membuka obrolan.

"Ibu juga hampir lupa pak. Amira, kamu juga siap-siap ya? Sekolah sedang libur kan?" Tanya ibu mengingatkan adikku.

Mendengar isi pembicaraan mereka aku tidak tahu menahu kalau ada acara ziarah, kenapa mereka tidak memberitahuku?

"Aku gak jadi ikut ikut Bu. Soalnya aku suka mabuk perjalanan kalau perjalanan jauh naik mobil. Amira gak kuat.." ucap Amira kepada ibu.

"Lho? Katanya mau ikut? Terus kamu gak takut sama kakak kamu tuh..?" Balas ibu yang malah aku dijadikan bahan candaan.

"Kalau macam-macam, Amira akan pukulin kak Ardi Bu! Wleee!! " Ucap Amira menjulurkan lidah didepan mereka.

"Aku kok gak di ajak Bu?" Kataku ikut obrolan mereka.

"Untuk apa kamu ikut, di?. Biasanya juga kamu keluyuran malam sama teman-teman gak jelas kamu itu?!!" Ucap ayah menyela.

"Kamu temani saja adikmu. Biar ayah sama ibu yang pergi ziarah. Kamu ikut juga percuma orang didalam kubur merasa terganggu oleh kehadiran kamu yang selalu bermaksiat!" Ujar ayah menimpali dengan nada tinggi dan seperti merendahkan ku.

Namun aku hanya diam tidak membalas ucapan ayah dan hanya berkata, "iya yah...".

Setelah ayah berkata begitu, Amira dan ibu memperlihatkan raut wajah yang prihatin. Entah karena aku yang selalu memancing emosi ayah atau karena kasihan terhadapku.

Besoknya aku mengantarkan ayah dan ibu dengan motorku ke kecamatan, dimana bus rombongan akan mengantarkan mereka ke tempat-tempat ziarah sekitar semingguan.

Sedangkan Amira tidak ikut lebih memilih untuk beres-beres rumah dan mengerjakan tugas sekolah.

Sesampainya ditempat tujuan mereka menitip pesan kepadaku.

"Ardi. Ayah ibu titip Amira ya? Jangan kamu usilin adikmu itu?" Ucap ibu titip pesan.

"Ingat di. Adik kamu ada di rumah. Selama ayah ibu berziarah, sementara kamu jangan keluyuran malam. Jagain adik kamu. Ayah mengandalkanmu?!." Ucap ayah sambil menepuk pundakku keras sekali seperti sedang latihan saja.

"Baik yah, Bu. Ardi akan jagain Amira. Ayah dan ibu jangan khawatir. Hati-hati dijalan ya?" Kataku kepada kedua orang tuaku.

Bersambung di Karyakarsa, link dikomentar :

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benih-Benih Hasil Inc_st (Inc_st Warning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang