BAGIAN 1

1.1K 64 2
                                    

Berikan bagian ini vote dan comment kalian sebanyak mungkin.

Bagian ini ada 2339 kata yang dijamin bakal bikin kalian puas bacanya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1. Takdir tidak ada yang tahu

"Mawar Akashya, kamu mendengar pertanyaanku bukan? Kemuning kemarin menanyakan padaku apakah kamu menginap di rumahku atau tidak. Sedangkan nyatanya tidak sama sekali. Aku terpaksa berbohong karena takut ibu kamu akan marah. Jadi kemana kamu semalam?" tanya Harini Ekantika, sahabat Mawar satu-satunya sedari sekolah menengah pertama.

Sang empu yang diberi pertanyaan beruntun seperti itu masih teguh dalam keterdiamannya. Mawar masih menyibukkan diri membersihkan meja setelah pelanggan terakhir restoran ini pergi.

Kesal karena tidak kunjung mendapat jawaban, Harini dengan paksa menyeret Mawar untuk duduk di hadapannya. Kedua tangan Harini bertengger di sisi kanan dan kiri pundak Mawar. Harini harus mendapatkan jawaban dari Mawar, karena tidak biasanya Mawar hilang tanpa kabar seperti kemarin.

"Katakan Mawar, apa terjadi sesuatu?"

Mawar menghela napas kasar, menatap Harini sedikit ragu. Mawar tidak yakin apakah ia harus menceritakan kejadian yang menimpanya semalam atau tidak. Tetapi jika tidak diceritakan, Mawar juga merasa gelisah sendiri. Ia ingin membagi hal itu dengan seseorang. Ingin setidaknya ada seseorang yang menenangkannya setelah kejadian buruk itu.

"Aku... di perkosa," ucap Mawar pelan, menunggu reaksi Harini yang tampak terdiam.

"Kamu bercanda? Ini tidak lucu Mawar," ucap Harini tak percaya. Gelengan dari Mawar kontan membuat Harini membekap mulutnya.

"Bagaimana bisa?" tanya Harini cepat. Tangan Harini langsung saja menangkup tangan Mawar yang tampak bertaut erat. Mawar terlihat begitu gelisah dan cemas.

"Kamu ingat? Sebelum tutup kemarin ada pesanan dari hotel Bagasaharja ke restoran ini?" Harini mengangguk sebagai jawaban. Memang benar bahwa kemarin tepat saat restoran ini akan tutup ada pesanan dari hotel Bagasaharja. Mawar menawarkan diri untuk mengantar pesanan itu sekaligus pulang karena sudah waktunya restoran tutup.

"Setelah aku mengantarkan pesanannya, seseorang menarik aku dengan paksa, membawa ke salah satu kamar yang ada di hotel itu. Dan... semuanya terjadi begitu saja. Kamu tahu? Aku sudah berusaha untuk memberontak, tapi semuanya sia-sia," ucap Mawar dengan suara yang sedikit bergetar.

"Kamu mengingat wajahnya?" Mawar langsung saja mengagguk. Wajah itu ia ingat dengan jelas.

"Kalau begitu ayo, aku temani untuk meminta pertanggungjawaban," Harini berdiri, menarik tangan Mawar untuk ikut berdiri bersamanya. Tidak ada respon, perempuan itu tetap diam di tempat duduknya, tidak beranjak meskipun Harini sudah menarik tangannya.

Riak Palung RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang