"Jelasin masalah kalian sekarang." tekan Andra kepada Aksa dan Johan, Bohong kalau Johan tidak menahan amarahnya dan rasa sakitnya.
"Kenapa lo Johan?"
"Gue gak tau apa-apa bangsat!"
"Kenapa harus abang lo yang nabrak abang gue!?" Semuanya terdiam termaksud Johan, fakta apa lagi ini? Mereka membiarkan Johan dan Aksa mengeluarkan semua rahasia mereka.
"Gue masih kecil saat itu, ga tahu apa apa," pungkas Aksa, suaranya mulai terdengar menyakitkan, Johan terkekeh jadi seperti itu?
"Lo mau tahu, balasan orang tua lo?"
"Mereka bunuh Kakek Nenek gue, dan gue yang jadi korbannya Sa," suara Johan menjadi kecil, tenggorokan nya seperti tercekik.
"Lo gak tau rasanya hidup tanpa keluarga! lo ga tau rasanya di buang sama keluarga sendiri!"
"Gara-gara orang tua lo bangsat! gue harus hidup sendiri!"
"gue masih kecil belum ngerti apa-apa, dan dengan sengaja orang tua lo nyisahin gue yang masih tertidur lelap dengan naruh pisau di tangan gue,"
"Mereka bunuh Kakek dan Nenek gue, dan mereka ngebuat seolah gue yang bunuh. Lo tau? orang tua gue ngira gue udah gila Sa,"
"Di umur gue yang 5 tahun, umur yang masih butuh banyak kasih sayang dari orang tua, gue di buang sama orang tua kandung gue, mereka ngira gue yang bunuh Kakek dan Nenek gue," perlahan Air mata Johan mulai membasahi permukaan pipinya, Mereka bisa merasakan rasa sakit yang di ungkapkan oleh Johan, Gilang tak menyangka kalau kehidupan Johan yang sesungguhnya seperti ini.
"Gue di kirim ke Rumah sakit jiwa untuk anak kecil, gue disana cuma nangis, gue gak tahu harus apa? umur gue masih kecil. Sampai suatu saat dokter itu bilang kalau gue ga pernah sakit jiwa, dan minta orang tua gue buat bawa anak mereka pulang."
"Tapi apa? bukannya kembali ke rumah ternyaman, gue malah di bawa ke Panti asuhan. Mereka masih mengira gue membahayakan mereka,"
"Sakit Sa, gue harus hidup tanpa orang tua gue, gue harus hidup dengan tuduhan yang gak pernah gue lakuin, Sa..kenapa gue?"
"Kenapa gue yang di jadiin korban?"
Johan masih berusaha menahan tangisnya, ia ingin mendengar apa jawaban dari Aksa. Aksa ikut merasakan sakitnya, ia tak habis pikir dengan kedua orang tuanya mengapa mereka harus membunuh dua nyawa? padahal mereka bisa membunuh Abang Johan saja?
"Kalau abang lo gak ninggalin abang gue, pasti sekarang semuanya masih baik baik aja," Johan semakin paham, kenapa keluarga Aksa melakukan itu. Tidak tahu pasti kejadiannya seperti apa tapi intinya, Abang Johan melarikan diri setelah ia menabrak abang Aksa.
"Gue udah usaha, buat nyuruh mereka gak balas dendam, tapi apa? gue di siksa sama mereka, gue di salahkan atas kematian abang gue, gue pernah gak di kasih makan selama 4 hari."
"Gue tau, kita sama sama sakit, tapi kenapa harus gini? kenapa harus sahabat gue?"
"Maaf, gue tau kata maaf gue gak akan bikin semuanya kembali,"
Aksa dan Johan sama sama menangis, Teman-temannya paham jadi ini masalah yang mereka dapatkan, tidak ada yang bisa di salahkan sebenarnya. Mereka hanya terbawa emosi masing-masing. Johan dan Aksa memeluk satu sama lain disini mereka sama sama korban. Teman-temannya langsung berhambur ikut memeluk keduanya.
"Bahu kita semua selalu tersedia," kata Arta.
"Johan, Aksa setelah ini kalian gak boleh nyembunyiin apapun dari kita." ucap Athar
"Bukan cuma Johan dan Aksa, tapi kita semua." kata Mahes
"Kita lewatin sama sama, berani berbagi kebahagiaan, berarti harus berani berbagi rasa sakit juga." tutur Andra.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING [ TERBIT ]
Fiksi UmumTERSEDIA DI SHOPEE ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. ⚠️WARNING!!⚠️ Cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real mereka ( para cast ). Vi...