CHAPTER 3

4 1 0
                                    

III

Sudah 3 hari dirinya berada di negeri aneh ini, meskipun begitu dia benar-benar belum terbiasa dengan semua hal terjadi kepadanya. Terutama saat ini ketika setiap pelayan berispa menyiapkan air mandi dan wewangian untuknya. Meskipun dirinya cukup senang karna kehidupannya disini jauh ebih baik dari sebelumnya tetai tetap saja dia tidak terbiasa.

Marissa mengawasi setiap apa yang dilakukan oleh seorang pelayan, apalagi ketika pelayan menuangkan setiap caian wewangian didalam air dirinya sedikit skeptis aka nada seseorang yang menaruh sebuah racun kedalamnya.

"Darra! Kemarilah"

Mendengar panggilan dari Marissa, Darra langsung mengahmpiri ratu nya.

"temani aku untuk bertemu dengan Zavier sekarang juga. Ayo"

"eh yang mulia ratu pelan-pelan"

Darra tersentak saat Marissa menarik tangannya untuk berjalan dengan cepat. Sebenarnya mengapa ia mengajak Darra karna dia lupa akan ruangan Zavier dikarenakan castel ini yang cukup luas dan besar. Marissa jadi membayangkan sebesar apa lagi castel Flutterfield jika castel Lumina ini sudah lah sangat besar.

Sedangkan itu Zavier didalam ruangannya kini tengah bersitatap dengan tajam ke salah satu orang kepercayaanya.

"apa kau bisa menjelaskan padauk sekarang Demos?" Perkataan yang keluar dari Zavier hamper membuatnya gemetar. Dengan keringat dinginnya Demos memberika sebuah kertas bergulung kepada Zavier. Dan ingat tatapn mematikan itu masih menatapnya.

"ya yang mulia Raja, seperti yang sudah anda ketahui Castel Solstice terus menurunkan surat dekret pernikahan anda dengan Tuan Putri Shasa dengan persetujuan dari 7 pendeta suci yang menyakini bahwa Shasa adalah putri dengan darah suci yang bisa membangkitkan Ratu Zania yang mulia. Mereka mengatakan jika yang mulia raja tidak menyetujuinya maka 7 pendeta suci akan"

"akan apa? Berani sekali orang tua kolot itu mengancam rajanya. Tidak ada yang bisa mengancam dan melawanku. Jika mereka sudah berani untuk mengancam seorang raja maka aku yakin tidak ada kepercayaan mereka kepadaku sebagai seorang raja dan mulai membelot."

Demos menyetujui Zavier, melihat sikap yang diambil oleh 7 pendeta suci benar-benar ceroboh. Mereka bahkan berani untuk mengancam raja mereka. Demos tau bahwa sebenarnya Zavier sudah tau apa yang akan terjadi, tetapi dia hanya ingin mendengarnya secara langsung.

"Demos kita kan menemuia mereka sekarang, sepertinya aku harus memberi mereka sedikit pelajaran bukan karna mereka menyuruhnya untuk menikah tetapi sebagai seorang yang mengancam rajanya sendiri."

"baik yang mulia"

Demos dan Zavier berjalan untuk keluar menuju pintu tetapi sebuah tangan terlebih dahulu menarik ansel pintu dan Marissa dengan gaun hijaunya sudah berdiri disana dengan tatapan bodohnya.

"sepertinya kalian ingin pergi ya"

Marissa mendekati Zavier, Demos ketika Marissa mencoba mendeketi Zavier sedikit was-was karna dia tau bahwa suasana hati Zavier sedang tidak baik dan siapa saja yang menyentuh dan mendekatinya bisa hangus dengan hanya berdiri disebelahnya.

Zavier menekankan energinya ketika gadis itu mendekat kearahnya, dia tersenyum melihat Marissa yang sangat cantik dengan gaun hijaunya. Gaun dan merupakan ciri khas dari Flutterfield. Demos memundurkan tubuhnya dan sedikit membuka lebar matanya tidak percaya dengan apa yang terjadi didepannya.

"benar My Queen, apa kau ingin ikut?"

"heum kalau pikir-pikir boleh juga, kau tidak pernah membawaku keluar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE QUEEN OF FLUTTERFIELD MARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang