20. Harinya Zanum.

12 3 8
                                    

"2 minggu lagi, 2 minggu lagi, 2 minggu lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"2 minggu lagi, 2 minggu lagi, 2 minggu lagi."

Kepala Satya, Zacky, Ghava serta Liam sejak tadi mengikuti kemanapun tubuh jangkung Bintang bergerak, lebih tepatnya mondar-mandir tak jelas seraya menggumamkan tiga kalimat yang sama berulang-ulang.

Tak terhitung sudah berapa lama pemuda tampan itu kelimpungan sendiri, Satya dan yang lain belum berniat menegur. Sampai akhirnya Ghava mulai muak dengan pemandangan yang monoton tersebut.

Ghava berdecak, "apanya yang dua minggu lagi?"

Tungkai Bintang terhenti, ia balikkan badan sehingga sepenuhnya menghadap kakak dan teman-temannya.

"Ultah kak Zanum." Cicit Bintang nyaris tak terdengar.

"Apahhh?"

Bintang merenggut. "Ultah kak Zanum dua minggu lagi!!" Teriaknya nyaring.

Mendengar itu, keempatnya bertepuk tangan diiringi senyum merekah.

"Nyengir lu!! Ngapain tepuk tangan hah?" sergah Bintang.

Zacky melempar bantal dari sofa ke arah Bintang. "Terus harus apa? Yakali mewek!!"

Satya meraih pergelangan tangan Bintang, menuntunnya untuk ikut duduk lesehan di atas lantai. "Tau darimana?"

"Dari calon mertua gue." Jawab Bintang santai.

"What? Saha?" Zacky bergeser mendekat, penasaran.

"Ya, Ayahnya dong."

"Lah? Sejak kapan lo ketemu?" Liam menganga. Pikirnya kenapa jikalau menyangkut Zanum, Bintang jadi tau banyak hal. Seharusnya otaknya itu di gunakan untuk mengerjakan rumus aljabar saja biar berguna sedikit.

"Itu yang di maksud tante-tante tadi, yang sering dateng di depan kosan kak Zanum, itu Ayahnya." Jelas Bintang.

Bibir Satya membulat takjub, irisnya di penuhi binar cerah. "Ngobrol dong lo?"

Segaris senyum tipis terbit dari bibir Bintang. Rasanya di ingatkan kembali percakapan tadi dengan Om Zavran. Dia yang berterus terang akan perasaannya, Om Zavran yang mengutarakan isi hatinya tentang kerinduan terhadap putrinya, dan— Bintang speechless. Apa tadi dia sudah kurang ajar dengan banyak bicara seperti itu? Apa mungkin Om Zavran merasa dia jadi anak muda yang sok paham masalah orang dewasa? Diam-diam Bintang meringis ngilu, gagal deh dapat restu.

"Iyasih... ngobrol." Balas Bintang ragu-ragu. "Ah, pokoknya itu! Jangan tanya lebih dalam lagi, kagak bakal gue jawab. Intinya gue kepikiran dua minggu lagi ultahnya kak Zanum, gue mau bikin ulang tahunnya di tahun ini lebih spesial di banding tahun-tahun sebelumnya."

Liam bungkam, Zacky enggan bersuara, Ghava sibuk dengan pikirannya. Maka, Satya yang mengusulkan saran.

"Zanum suka warna abu-abu. Kasi deh semua hal yang berbau abu-abu." Satya nyengir. "Gue ngusul itu doang. Otak lagi kagak mau di pake."

[√] MIRACLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang