Hari mulai malam, Calvin kini sedang duduk diatas ranjang dan menatap Ryan yang masih memejamkan matanya. Apakah pria manis yang menjadi tunangan nya itu benar-benar kelelahan setelah digempur oleh Calvin siang tadi? Tapi itu kan sudah beberapa jam yang lalu, lantas kenapa si manis masih belum membuka matanya? Apakah pengalaman pertama memang selalu seperti itu?.
"Ryan, bangun udah malam. Lo gak lupa kan?." - Calvin.
Calvin mencoba menggoyangkan tubuh Ryan agar Ryan terbangun, namun seperti nya itu tidak berhasil. Ryan masih terpejam, mata nya juga terlihat sembab seolah Ryan habis menangis. Badan Ryan sedikit hangat, seperti nya Ryan agak demam malam ini.
"Ryan, gua udah bilang kalo gua minta di layanin malam ini. Bangun jalang." - Calvin.
Bukan nya iba, Calvin malah terus mencoba membangunkan Ryan.
Srett brughhh
Karena kesal Ryan tak kunjung bangun, Calvin pun menarik kembali rambut Ryan dan membenturkan kepala Ryan pada tembok dibelakang ranjang.
"Arkhh sakit.." - Ryan.
Ryan terbangun, ia memegangi kepalanya yang terasa sakit. Rasa pusing menguasai kepalanya, Ryan menatap kearah Calvin yang seperti nya tidak peduli dengan keadaan Ryan saat ini. Calvin dapat melihat jika bagian kepala Ryan yang tadi ia benturkan ke tembok, kini membiru. Padahal belum ada satu hari Ryan tinggal bersamanya, namun si manis sudah mendapatkan banyak sekali KDRT dari calon suami nya ini.
"Dari tadi gua bangunin kenapa Lo gak bangun-bangun? Mau cari gara-gara?." - Calvin.
"E-enggak vin, ak- Aghh.." - Ryan.
Belum sempat Ryan menjelaskan, Calvin tiba-tiba mencengkram rahangnya dengan begitu kuat hingga Ryan harus meringis.
"S-sakit.." - Ryan.
Calvin tampak tak peduli, ia melepaskan rahang Ryan dengan kasar. Dirinya menatap Ryan yang kesakitan dan hanya bisa menunduk tanpa berani membalas tatapan mata Calvin.
"Gua gak akan segan-segan buat bersikap kasar sama Lo." - Calvin.
"Hiks maaf.. aku salah apa sama kamu vin? Hiks.." - Ryan.
Ryan tak kuasa menahan tangisnya, ia benar-benar bingung dimana letak kesalahannya hingga Calvin berbuat hal seperti ini pada nya. Calvin menatap Ryan datar, ia mengusap pelan paha Ryan. Untungnya hari ini adalah hari Sabtu, jadi besok mereka tidak perlu masuk sekolah.
"Salah Lo? Tenang aja, Lo gak salah apa-apa. Gua lakuin karena gua suka, ditambah lagi Lo cowok kan? Cowok itu harus nya nusuk, bukan ditusuk. Cowok kayak Lo cuma cowok lemah yang emang pantes ditindas." - Calvin.
Ryan langsung terdiam, ucapan Calvin benar-benar menusuk hati nya. Ia juga tidak mau menjadi pihak yang di tusuk, namun mau bagaimana lagi? Dari segi wajah, kekuatan, ukuran tubuh, berat badan, ia kalah jauh dengan Calvin.
"Lepas pakaian Lo." - Calvin.
Lagi-lagi kata-kata itu yang Ryan dengar, ia menggelengkan kepalanya.
"Gak mau, itu sakit. Aku gak mau, aku mohon." - Ryan.
"Buka atau gua sobek baju Lo sekarang juga." - Calvin.
Ryan kembali menggelengkan kepalanya, itu cukup membuat Calvin emosi.
"Sini Lo." - Calvin.
Srett
Brughh
Brughh
Brughhhh
Dughhh
Dughhh
Dughhh
Brughhh
Calvin menarik lengan Ryan dengan sangat kasar, ia melempar tubuh Ryan ke lantai dan mulai memukuli nya habis-habisan. Ryan lagi-lagi hanya bisa menangis, dirinya kesakitan namun tidak bisa berbuat apa-apa selain memohon agar Calvin berhenti.
"Hiks sakit aku mohon berhenti Vin." - Ryan.
"Buka pakaian Lo sekarang." - Calvin.
Calvin menghentikan aksinya, ia menatap kearah Ryan yng terlihat ketakutan. Mendengar perintah Calvin tadi, Ryan dengan terpaksa membuka pakaian nya dihadapan Calvin. Seluruh tubuhnya terasa sakit, namun ia tidak ingin Calvin kembali memukuli nya. Itu sebabnya Ryang langsung menurut begitu Calvin memberikan perintah.
"Bagus." - Calvin.
Calvin mendekat kearah Ryan yang sudah bertelanjang bulat, beberapa bagian tubuh Ryan membiru akibat Calvin memukuli nya tadi. Calvin mengelus pelan dada Ryan sembari menekan-nekan nipple pink milik Ryan dengan gemas.
"Ry, Lo cantik." - Calvin.
Ryan sedikit tersipu, namun rasa sakit yang ia rasakan mengalahkan rasa tersipu nya.
Cupp
Eumhhh
Calvin mulai melumat bibir Ryan, alangkah terkejutnya Calvin saat merasa bahwa bibir Ryan begitu kenyal. Ia menjilat bibir pink itu dengan nikmat, dirinya mencoba menerobos masuk kedalam. Ryan bingung harus berbuat apa, ia hanya diam membiarkan Calvin melakukan apa yang Calvin inginkan. Perlahan-lahan Calvin mulai membuka belahan bibir Ryan, ia memasukan lidahnya kedalam mulut Ryan dan mengabsen setiap gigi yang ada disana. Lidah mereka berbelit, Calvin begitu menikmati bibir si manis.
Emhhh
Eumhhh
Cuphhhh
Cuphhhh
Setelah menghabiskan waktu tiga menit, Calvin pun melepaskan bibir Ryan. Ia membawa Ryan keatas ranjang, Ryan mulai menutup matanya. Ia kembali menangis, sementara Calvin mulai membuka seluruh pakaian nya sendiri sembari menikmati pemandangan indah dihadapannya.
"Lebarin kaki Lo." - Calvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salah Ku Dimana? | CalFeb 🔞
Teen FictionIni tentang Febryan (Ryan) yang dijodohkan dengan teman sekelasnya, Calvin. Rumah tangga mereka tidak seperti rumah tangga romantis pada umumnya, Ryan sering kali mendapatkan kekerasan dari Calvin. Akankah Ryan terus bertahan? Ataukah pada akhirnya...