Dapur 🔞

549 31 5
                                    

Tak terasa siang pun tiba, tidak heran jika kedua pria itu bangun di siang hari sebab semalam mereka berdua habis bersatu. Calvin bangun lebih awal dari Ryan, ia melirik kearah pria yang kini menjadi pasangan nya itu masih terpejam.

"Ryan, bangun gua laper." - Calvin.

Calvin terus mencoba membangunkan Ryan, tapi Ryan masih saja terpejam. Tubuh Ryan panas, wajah nya pucat.

"Ryan Lo denger gak sih? Gua laper." - Calvin.

Ryan masih terus terpejam, ia bahkan tidak bergerak sedikitpun. Melihat Ryan tak kunjung bangun, Calvin pun keluar dari kamarnya untuk mengambil segelas air sebelum akhirnya kembali ke kamar.

Byurrrr

Calvin menyiram wajah Ryan dengan air yang ia bawa, itu tentu membuat Ryan terkejut dan langsung terbangun.

"Bangun juga Lo, cepet masak sama beres-beres rumah." - Calvin.

"Calvin, badan aku sakit semua. Tolong biarin aku istirahat hari ini." - Ryan.

Calvin mengambil celana miliknya dan memakainya sembari mendengar ucapan Ryan, sedari bangun tidur ia belum memakai sehelai benangpun. Mendengar Ryan berkata seperti itu, Calvin pun tertawa.

"Hahahahahaha lo punya hak apa buat istirahat? Gak usah banyak alasan, gua laper." - Calvin.

Ryan memijat keningnya, ia tidak bohong.. tubuhnya memang terasa sakit sekali. Ryan termenung, ia takut terjatuh jika ia berdiri.

"Woy cepetan, kenapa malah bengong sih." - Calvin.

Mendengar Calvin mulai berteriak padanya, Ryan pun memejamkan mata.

"I-iya.." - Ryan.

Tak ingin membuat sang dominan semakin marah, Ryan pun turun dari kasur. Pada awalnya Ryan hanya merangkak, mengambil pakaian miliknya yang terlempar ke sisi kamar. Setelah berhasil mengambil semua pakaian nya, Ryan pun langsung memakai pakaian nya dan berusaha berdiri dengan berpegangan pada tembok dikamar.

"Mau makan apa?." - Ryan.

Calvin akui, Ryan terlihat begitu lemas. Namun entah kenapa, ada perasaan puas dihatinya kala melihat Ryan selemah itu. Jika ditanya apa salah Ryan? Tentu tidak ada, Calvin hanya ingin melampiaskan emosinya dan menyiksa Ryan lantaran dirinya dijodohkan dengan Ryan yang adalah seorang pria. Meskipun begitu, sejujurnya Calvin sedikit merasa kasihan pada Ryan... Tetapi melihat Ryan seperti sekarang, rasa kasihan nya tergeserkan oleh rasa puas nya.

"Apa aja." - Calvin.

Ryan mengangguk, ia pergi ke dapur dengan terpincang-pincang. Disana Ryan tampak bingung mau membuat apa, hingga matanya tertuju pada sekantung roti serta selai strawberry dan coklat diatas meja. Ryan berpikir untuk membuat roti saja, karen itu makanan yang simpel dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya.

Ryan berjalan kearah sebungkus roti itu, ia mengambil piring ukuran sedang di meja makan dan duduk di kursi. Setelah duduk, Ryan pun mengambil selai coklat dan selai strawberry lalu mengolesi nya diatas roti. Selesai membuat roti, Ryan menaruh roti yang sudah ia buat ke atas piring.

"Udah selesai?." - Calvin.

"Udah, maaf aku cuma bikin roti. Badan aku sakit, aku gak kuat berdiri lama." - Ryan.

Calvin tampak tak peduli, ia hanya duduk di meja makan dan langsung memakan roti yang sudah di buat oleh Ryan. Melihat Calvin makan, Ryan pun ikut duduk.

"Yang izinin Lo duduk siapa? Buka semua pakaian Lo, berdiri depan gua." - Calvin.

"T-tapi.." - Ryan.

"Gak ada tapi-tapian. Lo mau gua pukulin lagi? Yang semalam gak cukup? Atau mau dapet luka baru lagi?." - Calvin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salah Ku Dimana? | CalFeb 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang