Takut 🔞

728 21 12
                                    

Usai memberesi barang-barang Ryan, kedua nya keluar kamar dan kembali mendatangi orang tua mereka.

"Udah semua?." - Nona Belva.

"Udah Bu, tadi Calvin juga bantuin Ryan makanya cepat selesai." - Ryan.

"Calvin, Om Calandra tadi bilang kalo di dekat sini ada kebun teh. Kamu sama Ryan kesana gih, pendekatan dulu disana. Setelah itu pas kalian pulang, kita langsung ke rumah baru kalian. Kamu pake mobil papa aja, nanti Om Calandra bakalan pake mobil nya buat bawa barang-barang Ryan ke rumah baru kalian biar cepat. Pulang nya nanti gak usah masuk kesini lagi, tunggu aja di depan pagar di dalam mobil papa, nanti papa sama mama keluar buat masuk mobil dan arahin kalian ke rumah baru kalian." - Tuan Monta.

Tuan Monta memberikan kunci mobil nya pada Calvin. Setelah kunci itu di terima, Calvin membawa Ryan masuk ke dalam mobilnya.

"Kebun teh ada dimana?." - Calvin.

"Dari sini lurus dulu ikutin jalan, terus ke kanan abis itu lewatin tanjakan sama turunan dua kali-dua kali. Gak jauh dari situ, kita lurus lagi sampai Nemu sungai-sungai, kebun teh ada disitu kok. Omong-omong kebun teh sepi, disana juga dingin. Kita gak mau ke tempat lain aja? Gak akan ada orang di kebun teh." - Ryan.

Calvin tak menjawab, ia membawa mobilnya dengan cepat ke arah yang sudah Ryan katakan. Merasa bahwa Calvin terlalu cepat, Ryan mulai berpegangan pada pegangan yang berada di atas.

"Calvin, bisa tolong lebih pelan?." - Ryan.

Bukan nya memelankan, Calvin justru menambah kecepatan kendaraanya. Harusnya ke kebun teh butuh waktu 35 menit, namun karena Calvin membawa mobil dengan cepat, kini mereka langsung sampai dalam waktu 25 menit saja.

Setelah merasa sudah banyak daun teh yang terlihat dari kaca mobil, Calvin menghentikan mobilnya di halaman sebuah masjid dan turun begitu saja. Ia membuka pintu mobil disebelahnya, lalu menarik Ryan keluar dengan kasar.

"Shh awh.." - Ryan.

Ryan meringis pelan karena kuku-kuku di jari Calvin menusuk kulitnya saat Calvin menariknya. Calvin membawanya menjelajahi kebun teh, hingga ia melihat sebuah tempat yang sangat bagus. Tempat itu seperti hutan yang berada di antara kebun teh, banyak pepohonan, tidak ada cctv, luas, tidak ada siapapun disana. Calvin membawa Ryan kesana. Selama mereka berjalan, tidak ada percakapan yang keluar. Calvin sibuk menarik Ryan kesana kemari dengan kasar, hingga tak jarang Ryan meringis.

Brughh

Tubuh Ryan di dorong hingga terjatuh ke tanah.

"Lo bener, disini sepi, gak ada siapa-siapa disini. Ryan, kita udah tunangan kan? Sebelum kita nikah, boleh dong gua rasain lubang Lo terlebih dahulu?." - Calvin.

"M-maksud nya? T-tolong jangan aneh-aneh Calvin." - Ryan.

"Buka baju Lo." - Calvin.

"A-apa?." - Ryan.

"Buka baju Lo, mau buka sendiri atau gua paksa?." - Calvin.

"Gak, aku gak mau." - Ryan.

Ryan mulai berdiri, ia berniat lari dari Calvin. Namun baru saja mau lari, Calvin sudah menariknya terlebih dahulu.

Brugghhh

Lagi-lagi tubuh Ryan dihempaskan ke tanah, lagi-lagi Ryan meringis kesakitan.

"Lo tuh ya, emang gak bisa di baikin." - Calvin.

Calvin mendekat kearah Ryan, ia membuka paksa baju Ryan dan mulai menelanjangi nya dengan kasar. Ryan tentu memberontak, ia tak ingin dimasuki sebelum menikah.

Salah Ku Dimana? | CalFeb 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang