malam yang sakit 🔞

1.2K 41 6
                                    

Berkali-kali Calvin meminta Ryan membuka kaki untuknya, namun Ryan hanya diam dengan tubuh gemetar menahan takut. Karena merasa kesal, Calvin pun membuka kaki Ryan dengan kasar dan lebar.

Jlebbb

Agrhkhhhh

Lagi-lagi tidak ada pemanasan, Calvin langsung memasuki penisnya begitu saja kedalam lubang Ryan. Itu sungguh menyakitkan, lubang kering yang belum basah langsung dimasuki begitu saja.

"Ahhhh hikss aghhh keluarkan aku moh-arkhhh heungghhh ahhh eunghhh ahhh.." - Ryan.

Lubang nya kembali mengeluarkan darah, namun itu menjadi pemandangan yang indah untuk Calvin. Ia menggenjot lubang Ryan begitu cepat, tidak peduli dengan darah yang terus mengalir keluar dari lubang tersebut.

"Ahhh sial lubang Lo enak banget.. shh Ryan." - Calvin.

Calvin mendongakkan kepalanya, ia begitu menikmati lubang Ryan yang kini sedang ia genjot. Melihat Calvin begitu menikmati permainan ini, Ryan begitu merasa sakit. Tidak ada kenikmatan yang ia rasakan, hanya Calvin yang merasakan rasa nikmat itu.

"Aku mohon hiks.. heunghhh ahh aghhh ahh.. berhen-aghh.." - Ryan.

Calvin seolah menganggap bisu rengekan Ryan, ia mempercepat genjotan nya dan mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri. Calvin mendekatkan bibir nya pada bibir Ryan, pada awalnya ia hanya berniat mengecup, namun lama-kelamaan kecupan itu berubah menjadi lumatan.

Cuphhh

Cuphhh

Cuphhh

Bunyi lumatan mereka begitu merdu, Calvin menikmati lumatan itu. Bibir Ryan benar-benar kenyal dan manis, itu menjadi candu baru untuknya. Ia juga menghisap lidah Ryan dan sesekali menggigitnya, membuat Ryan yakin mungkin beberapa hari kedepan ia akan mengalami sariawan?. Setelah puas melumat si manis, Calvin pun melepas lumatan nya. Lalu...

Plakkk

Plakkk

Plakkk

Plakkk

Pipi Ryan di tampar, itu membuat bibir Ryan kembali terluka dan sedikit berdarah. Melihat Ryan sudah begitu mau mati, Calvin merasa puas. Ia mulai mencekik leher Ryan dengan erat, membuat si manis kini tidak bisa bernafas. Ryan hanya bisa menangis karena memberontak pun tidak ada gunanya, sesekali Ryan akan memohon dan meminta agar Calvin berhenti. Mata nya begitu basah, bahkan mungkin untuk melihat wajah Calvin saja Ryan merasa begitu buram karena terhalang oleh air mata yang terus keluar dari matanya.

"L-lepashh.." - Ryan.

Ryan merasa dirinya akan benar-benar mati jika Calvin tidak melepas cekikan nya, namun sayang sekali seperti nya si tampan memang tidak peduli akan hal itu dan terus membiarkan lengan nya mencekik leher Ryan.

"Mendesah lah dengan keras bodoh." - Calvin.

Plakk

Plakk

Plakk

Lagi-lagi pipi nya di tampar, Calvin begitu kasar padanya. Perlahan Calvin juga mendekatkan wajah nya pada leher Ryan, ia membuat banyak tanda disana, ia juga tak lupa untuk membuat nya diarea dada Ryan.

Mereka terus bermain, berganti posisi, berganti gaya, dengan Ryan yang menerima banyak kekerasan dari Calvin.

Tak terasa, beberapa jam berlalu dan kini waktu sudah menunjukan pukul 04.50. Setelah Calvin puas bermain, ia pun melepaskan penisnya dari lubang Ryan. Calvin melihat bahwa Ryan kini sudah memejamkan matanya, entah tertidur atau pingsan. Tubuh Ryan dipenuhi dengan tanda merah, lubang nya lecet, banyak luka lebam dari wajah hingga kaki nya.

"Cuihhh.. baru segitu aja udah nutup mata, alay." - Calvin.

Calvin meludahi wajah Ryan sebelum akhirnya ia berbaring disebelah Ryan dan tertidur menggunakan selimut tanpa menutupi tubuh Ryan dengan apapun.

Salah Ku Dimana? | CalFeb 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang