Setelah selesai mengajar di kelas 12, Reno membawa Renjun ke koperasi sekolah, dirinya jadi penasaran bagaimana kalau Renjun juga memakai seragam seperti murid lainnya, mungkin akan terlihat lucu kali ya."Astaga bisa bisanya seragamnya yang muat hanya ukuran paling kecil, ini sih ukuran anak kelas 10, mana celananya kepanjangan semua" Reno menjadi bingung sendiri, ukuran celana paling kecil pun harus dirinya lipat bahkan tangan anak itu sedikit tenggelam.
"Jadi lucu loh pak, nih tambahin dasinya pak" ujar salah satu guru yang memang menjaga koperasi tersebut.
Renjun sendiri hanya diam, apalagi ketika om nya itu kini sedang memasangkan dasi di lehernya.
"Dah cakep banget keponakan om" ujarnya melihat hasil karya tangannya yang mendandani Renjun, Reno kini memasukkan pakaian Renjun ke dalam paperbag, pokoknya dia harus berhasil menculik Renjun nanti.
"Sekarang ayo kita belajar lagi" Reno menggandeng tangan Renjun setelah berpamitan dengan guru yang menjaga koperasi tersebut.
Suasana lorong sekolah masih sepi karena pelajaran masih berlangsung, Renjun sedari tadi berlarian sendiri dengan Reno yang hanya mengikutinya dari belakang, kalaupun Renjun salah jalan maka Reno akan memanggil anak itu untuk putar balik, sesekali juga dia mengabadikan tingkah Renjun yang kadang mengintip setiap kelas yang dia lewati, terlihat sangat lucu.
Hingga mereka berdua akhirnya masuk ke ruangan pribadi milik Reno.
"Sini duduk, ayo mana tadi bukunya hm" pintanya membuat Renjun langsung membuka tasnya kembali.
"Wah injun sudah mengerjakan pr dari om ya hebat banget" Reno melihat lihat buku anak itu.
"Kita belajar apa ya, Injun membacanya belum lancar, kita belajar baca aja ya sama nulis nanti" Reno juga membaca buku yang sempat dia beli, buku panduan membaca anak anak.
"Ayo coba baca ini" Reno menunjuk salah satu kalimat di dalam buku tersebut.
Renjun sendiri mengeja satu persatu hurus yang ada di kalimat tersebut.
"Em ad dik di m m malahi mama" Renjun menatap omnya yang mengangguk sembari bertepuk tangan.
"Pinter, emang kenapa adik di marahi mama?" Tanyanya.
"Nakal adik nakal Echan"
Reno langsung tertawa mendengar jawaban Renjun, tidak salah malah sangat betul jawabannya.
"Iya ya Echan kan nakal, kalau Echan nakal injun marahin aja atau pukul kayak gini" Reno menyontohkan dengan memukul boneka yang dia pegang.
"Gimana mukulnya coba"
Plak
Aduh
Reno mengusap kepalanya yang menjadi korban pukulan tangan mungil Renjun.
"Jangan ke om juga jun mukulnya" ujarnya tapi ya namanya Renjun jadi Reno maklumi saja.
"Satu lagi kalau Echan nakal ngejek Injun benar kan?" Tanyanya sedangkan Renjun langsung mengangguk karena memang Haechan yang paling sering mengejek nya kok.
"Bilang gini nih"
"Anjir lu ya, beraninya sama yang kecil, coba ikutin" Reno menahan senyumnya menunggu Renjun mengikuti ucapannya.
"Sambil marah marah ya" pintanya.
"A anjil lu ya, b em lupa om" ujarnya pelan, kalimat om nya terlalu panjang.
Reno sendiri hanya mengusap wajahnya, dia harus ekstra sabar.
"Beraninya sama yang kecil" ujarnya dengan sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...