' Zero [0] '

3.9K 279 3
                                    

First person POV

Berkelahi, merundung, mengejek, dan kekerasan. Itu sudah menjadi makanan sehari hari bagi penghuni panti asuhan yang ku tempati, apalagi aku.

Takut? Yah.. tidak ada kata Takut di benakku, tetapi itu hanya pemikiran ku saja, dan aku tidak tau pemikiran yang lain. Lagi pula buat apa aku memikirkan mereka?

Di panti asuhan ini, ada namanya memakai geng-geng an, yang berarti orang yang paling unggul akan diseret masuk, sedangkan yang tidak unggul akan di buang begitu saja.

Mereka malahan tidak mementingkan kepintaran, melainkan mementingkan kekuatan saja.

Kini aku sedang duduk di anak tangga teras luar, memperhatikan anak anak yang lain sedang bermain, sedangkan aku sangat malas untuk bermain, bukan malas sih sebenarnya hanya saja aku sedang badmood gara-gara semalam.

"Oi culun!" Panggil seorang laki laki bersurai Coklat muda yang tampaknya seumuran denganku yang saat ini aku menempati umur 7 tahun.

Merasa namaku dipanggil oleh orang sampah, aku seketika melirik ke arahnya sambil memasang wajah datar.

"Hora! Kenapa kau melirik ku seperti itu?! Ingin mengajakku berkelahi ya?!" Lanjutnya lagi dengan ada beberapa anak buahnya sedang tertawa mengejek ke arahku.

Apasih, anak di depan ku ini sangatlah tidak jelas, suka sekali mencari gara-gara. Dia adalah ketua dari salah satu geng yang ditakuti oleh geng lain. Hmmm... Siapa namanya ya? Ah biarkan saja, soalnya tidak penting.

"Apa yang kau mau lagi?" Tanyaku dengan dingin.

"Kau semalam sudah membantai anak buah ku, sepertinya kau lumayan juga." Ucapnya sambil tersenyum miring

Hah? Itu saja yang ingin dia bilang? Memang benar aku semalam membantai anak buahnya karna mereka tiba-tiba memojokku tanpa alasan. Emangnya apa urusannya dengan dia?

"Memang kenapa?" Tanyaku

Anak itu mengulurkan tangannya pada ku, aku sontak mengerutkan kening dengan pikiran yang penuh dengan tanda tanya.

"Bergabunglah dengan geng ku!" Serunya

"Ha?" Aku langsung saja memasang ekspresi jijik padanya, mengapa kata-katanya terdengar cringe banget sih?

"Hoi! Apa kau tidak dengar kata ketua kami?! Cepatlah terima, jangan membuang waktu kami!" Seru salah satu dari anak buahnya, kali ini dia Botak. Tidak bisa mendeskripsikan surainya.

Aku berdecak kesal, lalu menepis tangan si ketua geng itu dengan kasar. Membuat dia cukup kaget dengan perilaku ku.

"Aku menolak" balas ku sambil bangun dari dudukku, menatapnya dengan datar.

Si ketua geng itu yang awalnya terdiam, kini malah menertawakan ku "HAHAHAHA! Yasudah deh! Tetapi dampak yang kau dapat akan menjadi lebih parah loh!" Ucapnya sambil menarik rambut halusku, sehingga ditarik untuk dekat padanya.

Bugh!

"Akh!?" Pekiknya saat merasakan rasa sakit di bagian.. ekhem-

Aku menendang di bagian tengah-tengah antara kedua kakinya dengan penuh dendam.

"Ah! Ketua! Apa kau tak apa?!" Tanya anak buah nya saat melihat ketuanya berguling kesakitan sambil memegang itunya.

"Cih, jangan sekali-kali menyentuhku, atau kau akan tau akibatnya." Ucapku sambil mendecih kesal, dan pergi masuk ke dalam gedung panti asuhan itu dengan perasaan yang masih kesal.

_______

"(Name).." ucap seorang wanita berkacamata dan bersurai hitam pendek memanggil namaku.

Genius [Wind Breaker x F Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang