Bag. 14

37 5 1
                                    

"Cantik sekali..."

Sakura terkejut mendengar ucapan Sai, wajahnya memerah dan jantungnya berdebar kencang. Sai begitu blak-blakan, membuatnya malu, bagaimana bisa Sakura akan menatapnya.

"Be- benarkah?"

"Ya, kau bahkan lebih cantik dari Ino sekarang."

Sakura mendongak menatap kearah Sai, pria itu tersenyum lebih tulus. Ini membuat Sakura semakin malu, bagaimana bisa Si mengatakannya dengan begitu mudah.

Mereka berdua kini masuk ke dalam restoran, disana sudah ada Sasuke dan Ino.
Sakura dan Sai kini duduk di depan mereka, Sasuke sama sekali tak memperhatikan mereka karena ia fokus menyuapi Ino.

"Sakura..."

"Yo, Ino," Sakura menyapa.

"Sakura, kah? Aku hanya baru memesan salad sambil menunggu kalian, kita berbagi. Jadi, ingin memesan apa?"

"Kau apa, Sai?"

Sai tampak berpikir sambil melihat menu makanan dan minuman di depannya, Sakura juga melihat isi menu itu. Ada begitu banyak menu dan yang belum pernah mereka makan sebelumnya.

"Kau saja yang memutuskan," Sai tersenyum.

"Baiklah, kau pilih yang ini dan aku yang ini. Ini, Sasuke."

Sasuke memanggil pelayan untuk memesan, Sai kemudian menawari Sakura salad buah yang ada di depan mereka. Sakura menggeleng, tapi Sai langsung saja menyuapinya.

Sakura mendelik sambil menginjak kaki Sai dibawah meja, tapi Sakura mendekat kearahnya dan berbisik bahwa mereka harus saling suap dan lebih romantis dibandingkan Sasuke dan Ino.

Sakura tersentak dan memikirkannya lebih, benar juga, apalagi sejak tadi Sasuke hanya fokus menyuapi Ino. Konyol sekali mereka berdua, padahal belum lama ini Sasuke memukul Sai karena ia keluar dari apartemennya.

Namun sekarang Sasuke malah senang dengan hal ini, baiklah, kini Sakura menyandarkan kepalanya pada bahu Sai membuat pria itu terkejut.

"Ada apa?" Tanya Sai heran.

"Diam," desis Sakura berbisik.

Sai menutup mulutnya rapat-rapat sampai pesanan mereka datang, saat Sai akan menyantap makanannya Sakura lebih dulu membuka mulutnya dengan malu-malu.

Sai terkejut dan wajahnya memerah, tingkah Sakura saat ini menggemaskan. Sai langsung menyuapi Sakura dan menyingkirkan sisa makanan di ujung bibir Sakura menggunakan jarinya.

Awalnya Sakura terkejut dengan itu, tapi kemudian Sakura malah meraih jari Sai dan menghisap sisa makanannya sendiri dari ujung bibirnya tadi. Wajah Sai semakin memerah, begitupun dengan Sakura.

Mereka berdua benar-benar malu saat ini, tapi Sakura berusaha tetap tenang dan menunjukkan raut manja. Hal ini memalukan,

"Kau membuatku ingin mencium mu, Sakura," Sai berujar tanpa sadar.

"Ehm," Sasuke berdehem.

"Kau ingin mencoba makanan ku juga, Sai? Ini rasanya lebih enak."

"Benarkah?"

Sakura mengangguk lalu menyuapi Sai, Sai menerimanya dengan ragu. Tapi Sakura malah sengaja mengenai pipi Sai dan ia tertawa terbahak-bahak, disaat seperti ini Sakura malah mengerjai pria itu.

"Sakura, kau-"

"Maaf, maaf.. hanya bercanda, sekarang buka mulut mu, aa..."

"Tidak," Sai menutup mulutnya.

"Sai," tegur Sakura.

"Baikah..."

Sai hanya pasrah saja dan menerima suapan dari Sakura, kali ini Sakura tak menjahilinya. Setelah Sakura menyuapi Sai, Sakura membersihkan pipi Sai dengan tissu.

"Kenapa tidak memakai tanganmu saja?"

Sakura mendelik. "Itu terlalu banyak."

Sai mengangguk paham dan ia mulai menikmati makanannya sendiri, tapi Sakura malah mengambil makanannya dan membuat ujung makanan mereka menyatu, itu berbentuk mie.

Sakura dan Sai terkejut dengan itu, mereka tak mau memutuskan sambungan makanan mereka. Mereka sama-sama saling menarik makanan hingga tak ada jarak diantara mereka.

"Ehm."

Sasuke berdehem membuat Sakura dan Sai saling memalingkan wajah dan makanan mereka langsung terputus, yang mereka lakukan saat ini benar-benar berada diluar kendali.

.

.

.

Hari berganti, seperti hari-hari sebelumnya, Sakura akan membersihkan dirinya terlebih dahulu, sementara Sai memasak untuk sarapan mereka berdua kemudian mereka akan berangkat bersama.

"Ku rasa aku tidak akan ke rumah sakit."

"Apa?"

Sakura tersenyum. "Ayo pergi lebih jauh melalui udara."

Kini Sakura dan Sai duduk di atas burung lukisan Sai, mereka terbang lebih tingga dan semakin jauh dari Konoha. Sakura menikmati Hembusan angin  yang menerpa tubuhnya, ini terasa sejuk.

Hanya kali ini saja Sakura ingin menikmati pemandangan bumi di bawahnya, walaupun ini kali pertama Sakura menikmati pemandangan dari atas langit dengan burung lukisan Sai.

Padahal biasanya Sakura hanya fokus dalam misi, tapi kali ini Sakura tak ingin memikirkan apapun yang membebani dirinya, Sakura ingin melepaskan semuanya melalui hal ini.

Sakura menatap Sai di sampingnya, pria itu tampak seperti dirinya. Sebenarnya bukan hanya Sakura saja yang sakit hati, Sai juga seperti itu, namun ia baik dalam menyembunyikan semuanya.

Sakura menarik kepala Sai untuk bersandar pada bahunya, Sai selalu saja berusaha menguatkan Sakura, tapi Sai tak melihat dirinya sendiri.

Awalnya Sai terkejut, tapi ia malah membawa kepalanya bersandar pada paha Sakura. Itu lebih nyaman, rasanya Sai langsung ingin tertidur disana.

Sakura tersenyum, hanya Sai yang selalu ada bersamanya disaat seperti ini. Merasakan sakit yang sama dan secara bersama berusaha untuk menemukan kebahagiaan mereka sendiri.

Sakura ikut memejamkan matanya, Sakura nyaman seperti ini. Rasanya menenangkan terbang di udara tanpa ada satupun penghambat.

"Hoam..."

"Sudah bangun?"

Sakura mengerjap-ngerjapkan matanya dan terkejut melihat sekitarnya, di depannya ada air terjun dan disampingnya ada restoran makanan laut, mereka berada di sebuah tempat tersembunyi.

"Darimana kau temukan tempat ini?"

"Tidak tahu, aku hanya membuat tulisan pada lukisan ku untuk membawa kita ke tempat wisata yang belum pernah kita datangi."

"Ini bahkan lebih baik!"

Sakura berlari kearah air terjun dan langsung menceburkan dirinya, Sakura tak peduli apakah pakaiannya akan basah, tapi tempat ini membuatnya lebih senang dari sebelumnya.

Sakura menatap Sai yang berjalan mendekatinya, Sai hanya berdiri di pinggiran air terjun. Ia tak berniat untuk melakukan hal yang seperti Sakura lakukan saat ini.

"Sai!"

Byuuuurrrr

Sai melotot saat Sakura menyemburkan air yang banyak kearahnya, Sai langsung menadah air dan melakukan hal yang sama. Tapi raut wajah Sakura saat ini membuat Sai panik, ia ingin pergi dan tiba-tiba Sakura menyiramnya sambil tertawa.

Melihat itu Sai tersenyum, ia melepas bajunya dan mendekati Sakura. Sakura terkejut dengan Sai saat ini, Sakura berusaha berlari di bawah air, apalagi Sai kini menyelam di bawah air, kemudian Sakura merasakan genggaman di pergelangan kakinya.

"Kyaaaaaa!"

.

.

.

Bersambung...

Takdir Kita (Saisaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang