Bag. 8

115 20 5
                                    

Saat sebelum Sakura berada di Konoha yang berbeda, tepatnya dimana Kiba berada sambil memegang sobekan gulungan, tiba-tiba saja ada lukisan tikus yang mendatangi Kiba.

Dengan cepat Kiba membuka gulungan kosong yang selalu ia bawa untuk menerima pesan dari Sai, saat lukisan tikus itu berada di tengah gulungan, ada banyak tulisan yang terbaca, sepertinya itu merupakan salinan dari sebuah gulungan.

Lalu pada akhir tulisan salinan, Sai membubuhkan sebuah catatan tentang gulungan yang memiliki sobekan dan ia meminta pada Kiba untuk melaporkan hal ini ke Konoha lalu kemudian bergerak setelah mendapatkan perintah selanjutnya.

Sebenarnya masih ada catatan yang lain, namun Kiba tak bisa membacanya karena Sai meminta terlebih dahulu untuk membawa pesan itu ke desa Konoha.

"Kita bergerak sekarang! Sisanya bisa mengawasi ke area sekitar lokasi, jangan ada yang bergerak sebelum ada perintah."

"Baik!"

Karena mereka berada di luar pinggiran desa, tidak memakan waktu untuk sampai di desa Konoha. Kiba langsung menyerahkan gulungan itu pada Kakashi agar Kakashi membacanya dan memberikan perintah kepada mereka.

"Mugen tsukuyomi..." Kakashi memijat pelipisnya gusar. "Ini bukan hal biasa yang dilakukan oleh sekolompok orang bagi sebagian shinobi dari lima negara besar, Shikamaru, beritahukan hal ini pada para Kage agar kita bisa mendiskusikan hal ini."

"Baik."

"Lalu... jika mereka tertangkap maka tamatlah sudah."

"Eh? Ada apa?" Tanya Kiba.

"Mereka dijadikan sebagai makanan."

"Hah?!"

.

Sementara itu, di dunia lain, Sasuke terlihat baru saja memukul wajah Sai dan Sakura yang mendengarnya langsung berlari ke depan apartemennya dan terkejut melihat apa yang terjadi, Sakura langsung mendekati Sai.

"Sasuke-kun? Apa yang kau lakukan?!"

"Kau sendiri sedang apa, hah? Kau menuduhku berselingkuh tapi kau bahkan seperti itu."

Sakura mendelik. "Tidak perlu membuat masalah, aku sudah muak melihat mu dengan Ino!"

"Ino? Aa, perempuan yang menolak ku karena sahabat baiknya," Sasuke terkekeh. "Kau mau memberiku padanya karena kau sudah menemukan seseorang yang baru?"

"Kau bukan siapa-siapa ku, Sasuke-kun, pergilah dari sini!"

"Bukan siapa-siapa? Hei, aku kekasihmu," ujar Sasuke menyentuh bahu Sakura.

Mata Sakura membulat. "Kekasih?"

"Sakura," Sai memanggil sambil menggelengkan kepalanya.

Sakura menghela nafas lalu menepis kasar tangan Sasuke yang berada di bahunya. "Aku bukan kekasihmu."

"Apa? Jangan bercanda, Sakura-"

Saat Sasuke akan menarik tangan Sakura, Sai sudah lebih dulu berdiri di depan Sakura sambil menarik tangan Sakura di belakangnya. Perlakuan Sai itu membuat Sasuke dan Sakura terkejut, sementara jantung Sakura berdebar dengan hal tiba-tiba itu karena terlalu terkejut.

Hingga beberapa detik kemudian mata Sakura membulat dan wajahnya memerah saat mendengar ucapan Sai selanjutnya, ucapan yang membuat Sasuke marah dan memukul wajah Sai lagi.

"Sakura kekasih ku."

.

.

"Lapor, Hokage-sama! Sakura-san dan Sai-san tidak kembali selama lebih dari satu minggu, kami juga tidak merasakan jejak atau chakra di lokasi terakhir mereka mengirim pesan. Bahkan pelacak pada alat komunikasi mereka tidak ditemukan, selain itu pada lokasi terakhir mereka kami hanya merasakan chakra Naomi-san yang kian lama kian terasa berbeda."

"Sakura dan Sai menghilang di tempat itu, tapi mungkin kita bisa berasumsi bahwa mereka pergi lebih jauh. Hanya saja pada pesan yang Sai sampaikan tempat itu memiliki pohon chakra, artinya hanya itu satu-satunya tempat."

Tomo mengangguk paham. "Saya setuju dengan yang terakhir, tapi alat komunikasi kami dipakai untuk melacak lokasi bahkan dalam jarak yang lebih jauh dari pengawasan, tidak peduli dimana tempatnya."

"Bahkan jika alat komunikasi rusak?" Tanya Shikamaru memastikan.

"Benar, Shikamaru, jika alat itu rusak maka akan lebih mudah memancarkan lokasi, karena itu berarti peringatan bahwa ada musuh yang bertarung dengan rekan yang alat komunikasinya rusak."

"Bagaimana menurutmu Shikamaru?" Tanya Kakashi.

"Mungkinkah mereka terjebak di dunia ilusi? Namun.. itu tidak akan terjadi tanpa mugen tsukuyomi yang sempurna, terlebih lagi kita semua baik-baik saja. Tapi sepertinya ada sebuah hal yang bisa diasumsikan sebagai percobaan sebelum melakukan hal besar, terlebih lagi mereka hanya ninja biasa dari lima negara besar," Shikamaru menjelaskan sambil terus berpikir.

"Kalau begitu tak cukup hanya dengan memata-matai tempat itu, Sakura dan Sai menghilang namun Naomi masih berada disana. Aku akan mengirim bantuan untuk mencari keberadaan Sakura dan Sai."

"Lalu apakah kami akan bergerak untuk menyerang?"

"Kalian sudah tahu jika Sakura dan Sai menghilang? Bagaimana jika kalian juga mengalami hal yang sama?"

"Itu..."

"Apakah shinobi dari negara lain juga melapor ke desa masing-masing?"

Kiba mengangguk. "Kami masing-masing membagi tugas."

"Hah... mugen tsukuyomi adalah hal yang berbahaya, jika kita tiba-tiba melakukan penyerangan maka akan terjadi hal yang diluar kendali. Pertama aku akan mengirim bantuan yang beranggotakan Sasuke, dia mungkin bisa melacak Sakura dan Sai."

"Benar, dia memiliki rinnegan."

Brak

"Aku akan ikut!"

"Naruto?"

Naruto berdiri di depan pintu dengan menatap tajam, dua rekan timnya hilang dan itu bersangkutan dengan mugen tsukuyomi. Naruto tak akan tinggal diam, lagipula hanya Naruto dan Sasuke yang bisa melepaskan segel mugen tsukuyomi.

"Kau ingin meninggalkan Hinata?"

"Hinata dan Sakura sama-sama berharga, sensei! Sakura mungkin dalam bahaya sekarang, sementara Hinata-"

"Semua baik-baik saja sekarang, tapi bagaimana jika semua pahlawan pergi dari desa tanpa adanya pelindung di desa? Kau akan membuat musuh mengincar desa, Naruto," Shikamaru menyela.

"Tapi-!"

"Shikamaru benar, Naruto. Kau ingin menjadi Hokage, kan? Seorang Hokage tidak akan langsung turun tangan dalam sebuah misi, namun seorang Hokage tetap berada di desa untuk melindungi desanya."

Naruto terdiam mendengar ucapan Kakashi, Naruto menundukkan kepalanya dengan tangan terkepal. Tapi Naruto tak bisa diam saja jika situasi mendadak seperti ini, mugen tsukuyomi itu menyebabkan hal besar terjadi, semua orang menghilang dari dunia.

"Setelah Sasuke menemukan Sakura, kita akan bergerak melumpuhkan musuh. Tak peduli apapun yang dihadapi, kita memiliki Sasuke, kan? Mugen tsukuyomi itu tidak akan berpengaruh pada rinnegan, saat itulah kau akan bergabung dalam tim pembantu."

Naruto paham, saat ini hanya kekuatan Sasuke yang dibutuhkan, sementara Naruto harus tetap melindungi desa, itulah tugas Naruto. Naruto melangkah keluar dari kantor Hokage tanpa mengucapkan apapun.

Kiba mendengus. "Dia itu.. selalu saja seperti itu..."

"Naruto memang tidak pernah berubah."

.

.

.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan jejak

Takdir Kita (Saisaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang