"SIAP, IZIN MASUK BARISAN PAK!" Senja berteriak keras sambil menetralkan nafasnya yang susah untuk di kontrol. Dia berdiri tegak meskipun nafasnya menderu.
"Tidak bisa, kamu baris di sana. Kamu sudah terlambat, ambil barisan di sana," ucap Pak Satpam kepada Senja. Dengan berat hati pun Senja baris di barisan yang terlambat. Sialan itu angkot, gara-gara nunggu lama kan jadi telat!
Namun, apa yang harus diperbuatnya sekarang? Dia hanya bisa berpasrah diri tanpa bisa melawan dan menunggu sampai APEL selesai dilaksanakan.
***
"Barisan saya ambil alih, DUDUK!" ucap Pak Ahmad. Senja dan semua murid yang terlambat pun duduk. "DUDUK YANG TEGAK!"
"Sekali lagi saya lihat ada yang terlambat, KALIAN BAKAL SAYA SURUH PUSH UP LIMA PULUH KALI!" Pak Ahmad berteriak keras sehingga semua siswa yang terlambat saling tatap, Senja pun menelan ludahnya. "MENGERTI?"
"Siap, baik pak!"
"Oke, silahkan kembali ke kelasnya masing-masing." Pak Ahmad memerintah mereka. Seketika semua berdiri lalu menghormat Pak Ahmad, dan kembali ke kelasnya masing-masing.
Namun saat Senja hampir mencapai kelas, BUGH. Senja jatuh, dan dia bukan jatuh karena batu atau lantai yang bolong, tapi karena seorang cowok. "Aduh, sialan!"
"Heh, jalan tuh yang bener, pake mata, bukan pake kuping!" Senja bangkit dari jatuhnya dan menatap cowok itu. Hah? Siapa dia? Kok baru lihat. Itu yang pertama kali dia pikirkan, seperti wajah baru yang tidak familiar bagi Senja.
"Maaf, saya tidak sengaja. Sekali lagi maafkan saya ya!" Cowok itu langsung lari tanpa membantu Senja. "Eh-eh, lo mau kemana? Kok malah lari sih, dasar gak bertanggungjawab!"
Dengan keadaan ini, Senja memutuskan untuk berjalan ke kelasnya dengan mengomel-ngomel sendiri. Sesampainya dikelas..
"EH? KAMU DARI KELAS INI?" Senja berteriak histeris seperti sedang melihat setan dari alam bawah. Seketika satu kelas itu syok dan terdiam sejenak.
"Ah, gajelas lo Senja!" Ali-teman sekelas Senja, berteriak kepada Senja. Lalu temannya yang lain berteriak pada Senja. Sialan lo Ali.
"Maaf, iya saya dari kelas ini," ucap cowok itu sambil mendekat pada Senja. "Loh, kok aku gak pernah lihat kamu?"
"Iya, saya pindahan dari SMA Lintang Selatan." DUGH. Mendengar kata 'SMA Lintang Selatan' Senja langsung syok dan terkejut, ada anak yang mau pindah dari SMA paling bagus nomor satu di Yogyakarta ke SMA nomor dua? Orang gila mana? Mungkin cowok itulah orang gilanya.
"SMA LS? Kok kamu mau pindah?" tanya Senja sangat penasaran.
"Aku pindah karena kami baru pindah ke bagian kotanya, kalau LS kan lumayan jauh dari kota." Cowok itu menjawabnya dengan mantap.
"Hmm, yaudah deh. Kenalin, aku Senjakala Wijaya, panggil aja Senja" ucap Senja memperkenalkan diri. "Hai, namaku Langit Biru Kertanegara, boleh panggil Biru."
Mungkin itulah pertemuan kita?
Aku tak tau kan bisa terjadi
Namun, aku ingin mengenang masa
Saat kita berjuang bersama lagi"Eh, tapi masalah aku sama kamu soal kamu nabrak aku belum selesai ya Biru!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Menuju Pulang [Story&Poetry]
Fiksi RemajaBiru, Biru, Biru, Sungguh Kaku; Biru, Biru, Biru, Sangat Baku; Biru, Biru, Biru, Katamu Membisu; Namun, Wahai Bung Biru, Apakah Bisa Tanpa Itu? *** Banyak orang berkata, kalau rumah itu adalah tempat ternyaman untuk pulang, tempat kita menghilangkan...