1. Balap Karung

7 1 0
                                    

akhirnyaaa aku berani post draft ini
lagi suka banget baca yg temanya desa, jawa, agegap gitu
jadi aku coba bikin ini

selamat membaca

***

"Mbak Min katanya pengen beli setelan bh sama cd pink Ra, tadi bilang ke Ibu" kata Ibunya yang tengah memasukan sepasang dalaman wanita ke dalam kardus packing.

Di tengah gempuran fresh graduate yang gencar mencari pekerjaan di perusahaan-perusahan bonafit, Rara sangat bersyukur diberikan rezeki pekerjaan yang tidak mengharuskannya jauh dari keluarga. Setelah lulus sebagai sarjana ekonomi dan bisnis, Ia memutuskan pulang ke desanya dan melanjutkan berbisnis dari rumah, meskipun tidak sesekali Ia mendapatkan omongan dari tetangganya.

Fokus Rara pada mesin jahit tak teralihkan ketika mendengar perkataan Ibunya, "Mm.. nanti Rara chat Mbak Min"

Mesin jahit yang sudah menemani perjuangannya sedari kuliah semester empat. Waktu itu, Rara bersikeras berkata pada Ibu dan Bapaknya untuk meminta tolong mengirimkan mesin jahit ini ke kosnya, Ia ingin belajar berbisnis. Bapaknya sangat tidak setuju waktu itu karena beliau pinginnya Ia fokus kuliah saja, kalau mau berbisnis ya nanti setelah kuliah, namun dengan bujuk rayu putri semata wayangnya, akhirnya beliau luluh.

Pertama kali memulai bisnis, Ia menjualkan daster yang dijahitnya sendiri pada teman-teman kampusnya dan diterima dengan baik oleh mereka, namun ada waktu di mana Rara mengalami yang namanya kegagalan, capek, pingin menyerah, dan kecewa. Beberapa kali Ia mengeluh pada Bapak dan Ibunya, mereka terus memberikan semangat dan doanya. Beberapa bulan kemudian, Ia terpikirkan untuk menjualkan dasternya yang kurang laku di online shop, karena melihat masyarakat sekarang yang lebih suka berbelanja online dari pada offline, dan dari sanalah Ia memiliki bisnis sekarang ini.

Ayu Kemayu nama tokonya, Ia menawarkan berbagai model daster untuk kalangan muda maupun dewasa, dengan bahan dan motif yang beragam. Selain daster, Ia juga menawarkan beberapa pakaian dalam cantik untuk berbagai kalangan, dan beberapa baju dinas untuk istri-istri agar selalu tampil maksimal untuk pasangannya.

"Ada berapa pesanan Nduk hari ini? Akeh to?" Ibunya bertanya.

Rara menghentikan laju mesin jahitnya, beralih menatap Ibunya yang beberapa bulan terakhir ini bersedia membantu mengurusi bisnisnya, dari mulai menjahit, packing, dan bahkan Ibunya pernah mengantarkan paket ke kantor pos karena kurir yang tidak kunjung datang mengambilnya. Rara memang belum memiliki karyawan saat ini, selama berjualan di kos Ia dibantu temannya, yang tentu saja mendapat upah darinya.

"Bentar Rara cek dulu," katanya berjalan menuju layar komputer yang menyala di atas meja kerjanya, "Hari ini yang masuk lumayan ada tiga puluh tujuh, nanti Ibu bungkus belasan aja dulu, sisanya biar Rara"

"Yowes, ini Ibu udah bungkusin empat belas, abis ini Ibu mau mandi, siap siap mau ke balai desa"

Rara bergumam melihat sekilas Ibunya beranjak menuju kamar mandi, mau apa Ibunya ke balai desa? Rara belum pernah lagi ke tempat itu setelah Ia memutuskan kuliah di Kota.

Melihat Ibunya selesai berdandan tipis, memakai celana olahraga, kaos, dan topi? Mau ngapain Ibu Dyah ini, Rara yang merasa kepo pun bertanya, "Loh kok necis gini, mau ada acara apa di balai desa?"

Meninggalkan jahitannya, Ia ikuti Ibunya yang berjalan ke depan, menuju rak sepatu dan mengambil salah satunya untuk dipakai,

"Kan ada lomba Ra, kamu belum tahu?" kata Ibunya sembari memakai kaos kaki dan kemudian sepatu.

Melihat mulut anaknya yang sedikit mangap dengan kedua alis yang mengkerut seakan berucap 'hah?' tanpa suara, sang Ibu pun mendesah pelan, "gimana to, perasaan kamu dapet undangan dari karang taruna deh, kok bisa ndak tahu?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: an hour ago ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Ayu KemayuWhere stories live. Discover now