"Kak Bagas! Hai, apa kabar, Kak?"
"Winny, hai! Kabar baik gue. Lo sendiri apa kabar?"
"Baik banget, kok. Lagi KKN ya, Kak?"
"Iya, nih. Eh, kebetulan banget, gue ketemu Abella tadi di desa ini. Ternyata, Abella punya sekolah di desa ini. Lo tahu, Win?"
Winny dan semua orang di sekitarnya saling menatap heran setelah mendengar penuturan dari Bagas. Winny kemudian berdeham. Dia memiliki taktik untuk membuat drama sedikit agar mendapat petunjuk tambahan dari mantannya. "Iya, tahu, kok. Di desa mana, Kak? Abella pernah nyebut, tapi gue lupa."
"Desa Galuh, Win. Di Jawa Timur."
Detik itu juga, Hendra mencatat nama desanya di sebuah aplikasi peta dan muncullah nama desa itu.
Winny segera mengakhiri teleponnya dengan Bagas dan ikut menimbrung ke arah Hendra yang sudah mendapatkan lokasi desa itu.
"Mau ke sana?" tanya Jendral memastikan kepada mereka.
"Gas! Gue udah kangen banget sama dia," sahut Gina dengan penuh harap.
Mereka pun menyetujui untuk menyusul Abella ke desa itu. Jevano segera menyuruh Kelvin membeli tiket pesawat dan menyewakan tiga buah mobil untuk mereka sampai sana.
Kelvin langsung melaksanakan perintah Jevano. Tak berapa lama kemudian, dia mendapatkan tiket pesawat pada jadwal sore hari.
Mereka pun bergegas ke rumah masing-masing untuk membawa pakaian secukupnya dan janjian bertemu di bandara.
*****
Kedatangan Bagas dan teman-temannya ke desa ini harusnya menjadi pertanda bahwa seseorang akan menyusulnya kemari. Abella tahu hal itu akan terjadi.
Sebenarnya, Abella belum siap untuk kembali ke kota. Dia masih memikirkan nasibnya ke depannya. Benarkah hidupnya akan baik-baik saja atau justru sebaliknya?
Bersama Jevano, kamu akan bahagia, Sayang. Percaya pada Mama.
Ungkapan itu selalu diucapkan Mama padanya. Sepertinya, bila mamanya tahu apa yang sesungguhnya terjadi, mungkinkah mamanya masih menjodohkannya dengan lelaki itu?
Ditambah, dia semakin pusing memikirkan bagaimana cara menyadarkan papanya. Tentu Abella sangat menyayangi papanya. Dia hanya tak ingin papanya semakin terjerumus ke jurang yang dalam karena wanita sinting itu.
Dengan membunuh, semuanya kelar.
Haruskah Abella membunuh wanita sinting yang merebut papanya dan tahta hartanya?
Abella menggelengkan kepalanya. Jangan gila, Abella. Cukup Kak Jevano aja yang gila.
Gadis itu pun melangkahkan kakinya menuju ruang latihannya. Ruang inilah tempatnya menghabiskan energi dengan bernyanyi dan menari. Dia bisa menghabiskan waktu seharian untuk menghilangkan sejenak masalah yang ada dalam otaknya.
*****
Di lain tempat, Zidan termenung menggenggam secarik kertas yang tempo hari dibawa oleh Abella. Saking penasarannya, Zidan ikut tes DNA agar mengetahui siapa yang salah.
Ternyata, Abella benar.
Hasil tes tetap menunjukkan bahwa dirinya adalah positif ayah kandung dari Abella. Selama ini, dia telah dibohongi.
Ayah macam apa yang tega menghancurkan hidup anaknya sendiri? Dia adalah seorang ayah yang kejam. Jika ditebus kesalahannya seribu tahun pun, rasa sakit itu pasti akan tetap ada bagi Abella.
Zidan mengusap wajahnya kasar. "Lalu, gimana caranya saya bisa tebus kesalahan saya, Hanin?"
Iya, ada Hanin yang menyaksikan betapa menyesalnya Zidan atas semua yang dia lakukan. Atas perintah Zidan juga, Hanin yang melakukan tes DNA tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Psychopath Husband ; Jevano
Fanfiction"Gue punya penawaran buat lo." "Apa?" "Serahin nyawa lo dan gue akan berikan uang berapapun yang lo mau." Berawal dari tak sengaja memergoki seorang psikopat membunuh seseorang, berakhir dengan dia harus terlibat transaksi jual-beli yang disebut pen...