Suara keyboard mengetik terdengar konstan di ruangan Rey. Meskipun dia hanya seorang karyawan biasa, tanggung jawabnya tidak kecil. Rey selalu bangga dengan pekerjaannya—menyusun laporan keuangan, memeriksa anggaran, dan memastikan segalanya berjalan lancar di balik layar. Bagi Beta seperti dirinya, posisi ini cukup terhormat. Ia tidak memerlukan pujian atau pengakuan. Sebaliknya, ia lebih suka menjalani hidup tenang, jauh dari sorotan.
Namun, semenjak pertemuan singkat dengan Luka Delano di ruangannya kemarin, sesuatu terus berputar di benak Rey. Sorot mata Luka yang tajam, bagaimana Alpha itu berbicara seolah sedang mencari sesuatu di balik jawabannya. Rey tahu Alpha memiliki insting yang kuat, tapi dia tidak menduga Luka akan memerhatikannya sedemikian rupa.
“Lupakan saja,” gumam Rey sambil menutup laporan yang baru saja selesai. Dia tidak mau terlalu memikirkan hal itu. Luka adalah Alpha, sementara dia Beta. Mereka hidup di dunia yang berbeda.
Tepat saat Rey hendak bangkit dari kursinya, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari manajernya, Daniel, memintanya untuk menghadiri rapat darurat di lantai atas. Rey merasa sedikit aneh—biasanya, rapat hanya untuk divisi manajerial. Tapi tanpa berpikir panjang, dia mengambil tas dan bergegas ke lantai atas.
Ketika Rey memasuki ruang rapat, ruangan itu terasa lebih dingin dari biasanya. Beberapa orang dari tim keuangan dan manajemen sudah duduk, tapi di kursi paling ujung, dengan aura yang sulit diabaikan, duduklah Luka Delano sendiri. Tatapan tajamnya sejenak terarah pada Rey, membuat jantung Rey berdegup lebih cepat.
"Akhirnya datang juga," kata Luka, suaranya dalam dan tegas.
Rey duduk di salah satu kursi kosong tanpa banyak berkata. Rapat berlangsung formal, seperti yang biasa terjadi dalam perusahaan besar. Tapi sepanjang rapat itu, Rey bisa merasakan sesekali Luka menatapnya, meski dia tidak tahu apa alasan di balik perhatian itu.
Ketika rapat berakhir, semua orang bergegas keluar ruangan. Rey pun hendak melakukan hal yang sama, tapi langkahnya terhenti ketika suara Luka kembali memanggilnya.
"Rey, tunggu sebentar," kata Luka sambil berdiri dari kursinya. Semua orang sudah pergi, meninggalkan mereka berdua di ruangan yang sekarang sunyi.
Rey menoleh, merasa sedikit tidak nyaman. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan Delano?"
Luka mendekatinya, dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. "Aku ingin tahu... bagaimana rasanya menjadi Beta di dunia seperti ini?"
Pertanyaan itu membuat Rey terdiam. Luka berdiri begitu dekat, cukup untuk membuat seseorang gugup, tapi Rey berusaha menahan dirinya agar tetap tenang. "Apa maksud Anda?"
"Aku penasaran," lanjut Luka, tatapan matanya tidak berpaling dari Rey. "Kau berbeda dari orang lain. Kau tidak tunduk padaku, seperti yang lain lakukan. Kau tidak... merasa harus menyenangkan Alpha. Itu jarang sekali terjadi."
Rey menatap Luka, mencoba mencari makna di balik kata-kata pria itu. "Saya hanya melakukan pekerjaan saya, Tuan. Saya tidak melihat alasan untuk terpengaruh oleh hirarki ini."
Luka tersenyum tipis, tapi tatapannya masih penuh ketegangan. "Itulah yang menarik darimu."
Rey merasa tidak nyaman. Dia Beta, dan Beta seharusnya tidak menarik perhatian Alpha—apalagi Alpha sekuat Luka Delano. Tapi entah bagaimana, dia merasa bahwa ini bukan tentang kekuasaan. Luka tidak seperti Alpha lain yang selalu menggunakan status mereka untuk mendominasi. Ada sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang Rey belum bisa pahami.
"Saya tidak tahu apa yang Anda harapkan dari saya, Tuan Delano," kata Rey akhirnya, berusaha untuk bersikap profesional.
Luka menghela napas pelan, seolah menyadari bahwa percakapan ini tidak akan berjalan seperti yang diharapkannya. "Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentangmu, Rey. Tapi sepertinya kau tidak tertarik."
Rey menggigit bibirnya. Ini adalah situasi yang paling dia hindari. Terlibat dengan Alpha, apalagi Alpha seperti Luka, hanya akan membawa masalah. Namun, di balik ketidaknyamanan itu, ada bagian kecil dari dirinya yang penasaran—mengapa seorang pria dengan kekuatan seperti Luka ingin tahu lebih banyak tentang dirinya, seorang Beta yang tak dianggap penting?
"Saya hanya karyawan biasa, Tuan. Tidak ada yang istimewa dari saya," ujar Rey akhirnya, mencoba menutup percakapan ini.
Luka menatapnya sekali lagi, kali ini dengan lebih lembut. "Mungkin kau tidak melihatnya, tapi aku bisa merasakannya."
Sebelum Rey bisa merespons, Luka melangkah keluar dari ruangan, meninggalkannya dengan pikiran yang semakin kacau. Rey berdiri diam untuk beberapa saat, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Luka Delano, seorang Alpha yang dingin dan tak terjangkau, baru saja mengungkapkan minat yang tak terduga padanya.
Rey menghela napas panjang, lalu berjalan keluar. Dia tahu ini hanya awal dari sesuatu yang jauh lebih rumit dari yang bisa dia bayangkan.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound by Fate (BL)
Short StoryDi dunia di mana Alpha memegang kekuasaan absolut, kehidupan Beta sering kali diabaikan. Meskipun Beta dianggap biasa dan tidak memiliki nilai khusus dalam hierarki, mereka sebenarnya menjadi penggerak masyarakat yang bekerja di balik layar. Namun...