Sepasang kawan sedang berjalan beriringan di trotoar jalan sambil bersenda gurau tanpa memperdulikan dinginnya malam yang menusuk tulak. Hingar bingar aktivitas pengendara dan orang sekitar menjadi pengiring langkah mereka.
Dengan tawa bebas Arya menambah kesenangan percakapan, Elza ikut tertawa mengingat kejadian saat mereka menonton film Donghua yang tengah buming, bersama tadi di bioskop. Kejadian yang membuat mereka terus tertawa saat mengingatnya dimana saat mereka menonton film psikopat namun dengan alur sedih membawa perasaan kesal sekaligus ngeri bagi para penontonnya.
Kala mereka tengah tegang-tegangnya menonton film ada seorang wanita paruh baya yang menjambak rambut Elza dari samping karena merasa kesal dan takut dengan adegan film tersebut. Elza yang tiba-tiba mendapat perlakuan tersebut tampak tidak berdaya dan hanya meringis saat kulit kepalanya terasa tercabut, saking kuatnya ibu-ibu itu menjambak rambutnya.
Arya yang duduk di samping Elza hanya melongo melihat kejadian tersebut. Sampai mendengar teriakan ibu-ibu itu barulah Arya tersadar akan situasi dan buru-buru membantu melepaskan jambakan ibu-ibu di rambut Elza.
Arya melayangkan protes pada ibu-ibu tersebut karena telah menjambak temanya. Namun belum selesai protesanya, ia malah mendapat protesan dari penonton lain untuk segera diam karena mereka terganggu saat menonton. Dengan kesal Arya kembali duduk diam di kursinya sedangkan Elza sibut mengelus kulit kepalanya yang terasa panas sekaligus nyeri, sedangkan ibu-ibu tersebut berbisik di samping Elza untuk meminta maaf atas perilakunya yang tidak di sengaja dan hanya di jawab dengan anggukan oleh Elza.
Namun ternyata tidak sampai di situ saja, ibu-ibu tersebut kadang-kadang mencengkram kuat lengan Elza saat menonton adegan sadis di film karena mereka duduk berdampingan. Karena kelapangan Elza sebagai makhluk paling sabar di dunia ia hanya dapat menerima perlakuan tersebut sampai film berakhir.
Namun buruk di awal baik di akhir, diterima oleh Elza dimana ibu-ibu tadi meminta maaf dan mentraktir makan Elza sabagai perminta maaf tulus darinya. Tentunya Arya selaku sohibnya Elza juga kecipratan untuk di teraktir. Dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari sejak di teraktir makan sampai mereka berjalan untuk pulang karena kesenangan mendapat makan gratis.
"Hahaha.. untung lo di jambak tadi pas nonton kan kita jadi bisa makan gratis" tawa Arya sedari tadi.
"Haha untung banget kan kita bisa ngehemat duit makan" tawa Elza menimpali " ya walau tangan dan kulit kepala gue masih rada nyut nyutan" dengan tertawa geli.
"Ho'oh betull sekali" ucap Arya meredakan tawa sambil menyeka air mata di pelupuk matanya.
"Huh! sakit perut gue ketawa mulu dari tadi" Elza yang ikut menghentikan tawanya sambil memegang perut.
"Lagian kocak banget kejadianya"
"Ho'oh, tapi mayan lah ya duit gue bisa buat beli bensin besok. Untuk kembali pergi kerja sebagai budak korporat wkwk" ucap Elza tertawa geli.
"Wess gue nebeng yee"
"Diihh" mendelik menatap sahabatnya itu.
"Lo kan baek ama gue"
"Baik si baik tapi jangan keseringan juga ogeb"
"Hehe" cengir Arya.
"Eh BTW pemain film tadi cakep banget ya, tapi kasian dia di gituin sama suaminya mana anaknya meninggoy pula"
"Cakep si cakep ya, tapi saiko gitu" sahut Elza bergidik ngeri " tapi sumpah gue ampe mau nangis tadi pas awal² kehidupanya, mungkin karena itu dia jadi psikopat" renung Elza sambil terus berjalan.
Elza berjalan sambil melamunkan film yang telah ia tonton, sekaligus heran mengapa ada ibu-ibu yang ikut menonton sedangkan mayoritas yang menonton itu para remaja dan beberapa orang yang baru menginjak dewasa, karena film donghua sedang buming bagi kalangan mereka. Elza tanpa sadar terus berjalan sambil melamun, sampai ia kembali tersadar saat suara klakson yang memekakan telingan, saat ia menoleh ke samping retina matanya menerima cahaya putih yang menyilaukan. Ia membeku di tempat, otaknya tidak bisa mencerna situasi yang terlalu cepat tersebut. Tiba-tiba ada tarikan kencang di lengan Elza yang membuat ia limbung ke belakang.
"Woy goblok lo mau mati hah!" Teriak Arya setelah berhasil menyelamatkan Elza dari situasi tersebut.
Sedangkan situasi Elza masih tercengan dan mencerna kejadian tersebut, tiba-tiba jantung Elza memompa dengan cepat dan kembali tersadar dari situasinya.
"Hah.. hah.. tadii gue hampir mati?" Tanya Elza dengan napas yang memburu, keringat mulai membasahi jidatnya karena merasa sangat gugup.
"Iyalah goblok! Lagian lo jalan tu liat-liat sikon dong"
"Hahh untung ada lo" ucap Elza mengelus dadanya.
"Cihh dada tepos gitu di elus-elus, ga bakalan jadi balon cuk" ucap Arya menertawakan Elza.
"Heh asu, malah ngehina gue. Tapi thanks yee jadi gue ga mati muda deh" tawa Elza saat sudah kembali tenang, tidak memperdulikan kejadian yang hampir merenggut nyawanya.
"Heh muda darimananya cuk, lo dah mau kepala 3 dan cewe-cewe di luar sana yang seumuran lo tu dah punya dua anak. Sedangkan lo nikah aja belum untuk tadi ga mati perawan karena gue nyelamatin lo yang goblok itu, mana klo mati tampang lo tu tampang orang masuk neraka lagi. Jadi gue sebagai sohib lo yang baik nyelamatin nyawa lo yang ga berhara itu dengan baik" ucap Arya panjang lebar sambil membusungkan dadanya bangga.
Elza yang mendengar penuturan Arya bagai dihantam palu besar di kepalanya dan ingin memuntahkan darah atas penistaan yang dilakukan oleh sahabatnya sendiri.
"Mulut temen gue kaya konto__" batin Elza.
"Eh goblok, lo juga tua bangke, asal lo ingat umur lo tu dah 32 cuk, dah separuh dari usia rata-rata orang mau sakaratul maut. Nikah belum! Pacar ga ada! Hidup masih susah, jomblo mampus lo!" Balas Elza dengan tawa keras.
"Asuu! Nih makan tu kacang biar mulut jahanam lo tu diam" ucap Arya kesel dan melemparkan kacang ke mulut Elza yang terbuka lebar karena menertawakan Arya.
"Uhuk.. uhukk kampret!" Umpat Elza tersedak kacang.
"Ehh lo kenapa nyet?" Panik Arya melihat Elza yang tersedak.
Elza tak mampu menjawab karena napasnya mulai sesak dan penglihatannya mulai mengabur. Elza berusaha untuk mempertahankan kesadaranya dengan memukul dadanya dan berharap dengan begitu ia tidak tersedak lagi, namun usahanya masih tidak membuahkan hasil.
"Ehh cuk bentar gue cari air ya" ucap Arya sambil menepuk nepuk belakang Elza dan setelah mengucapkan itu ia berlari kencang menghampiri toko tidak jauh dari mereka berada.
Elza terus terbatuk dan memukul dadanya semakin kencang, ia menongak dan menatap lurus ke arah Arya berada walau penglihatannya buram namun masih bisa melihat siluet Arya yang mulai berlari ke arahnya. Namun sesak di dadanya membuat Elza semakin sulit bernapas dan kepalanya pusing serta tanganya sudah tidak mampu memukul dadanya. Kaki Elza terasa lemas dan tak mampu bertumpu lagi sampi akhirnya ia limbung ke tanah dan di tarikan napasnya yang terakhir sayup-sayup terdengar teriakan Arya yang memanggil namanya.
*So ada yang penasaran cus bantu Vomen yoo
-22102024
KAMU SEDANG MEMBACA
Punarjanman
Teen FictionKematian adalah takdir tapi aku membantah itu karena bukannya mati dan naik ke surga aku malah memasuki tubuh orang lain. Ini bukan kematian namanya melainkan renkarnasuu! Dan jika aku di berikan kehidupan kembali kenapa aku hidup sebagai orang yang...