one

57 34 7
                                    

.
.
.
.
.

☆☆☆

"Ayara!"

Seorang gadis yang sedang membaca buku menoleh,

"Hm, apa?" saut seorang gadis cantik dengan bulu mata lentik, hidung sedikit mancung, dan berperawakan tinggi.

"Temenin gue ke kantin yuk!" ajak Kesya.

"Gak mau" jawabnya singkat.

Kesya menghela nafas, lalu dia menatap temannya itu dengan seksama.

"Ayo dong! nanti gue traktir deh" desak Kesya.

"Hm.. gimana yaa? oke deh tapi tungguin gue selesai baca cerita ini" ucapnya.

"Udah itu nanti aja"

"Iya deh, tapi beneran ditraktir nih?" tanyanya heran karena tidak biasanya Kesya mau menraktirnya jajan.

"Iya bener, makanya ayo!"

Mereka pun berjalan bergandengan ke kantin. Sesampainya di kantin, terlihat suasana kantin yang ramai penuh dengan orang yang ingin mengisi perut mereka.

"Ay, ayo kita duduk disana!" ajak Kesya sambil menunjuk meja yang kosong.

"Hm ayo"

"Lo mau pesen apa Ay?"

"Samain aja sama lo"

"Oke"

Kesya pergi untuk memesan makanan.
Tiba-tiba seorang gadis jatuh di samping Ayara yang sedang duduk di kursi.

"Aww"

Ayara menoleh dan berdecak kesal.

"Ck, lo gapapa?"

"Iya ka"

Saat sedang membantu gadis itu berdiri, tiba-tiba datang sekelompok cowok.

"Clara lo gapapa? Lo diapain sama Ayara?" tanya Deon yang termasuk salah satu dari ketiga cowok itu.

"Gapapa kak, tadi nggak sengaja kesandung kaki kak Ay. Mungkin tadi kak Ay nggak sengaja" ucap Clara tanpa rasa bersalah sama sekali.

Apa maksudnya ini? Ayara bahkan tak merasa satu inci kulitnya menyentuh Clara sedikitpun.

"Apa maksud lo hah?! udah gue tolong tapi malah nuduh gue sengaja nyandung kaki lo gitu? dan lo itu nggak sedeket itu sampe manggil gue Ay" ucap Ayara dengan geram.

"Udahlah ra mending lo minta maaf aja, selesai tuh masalah" Kenan menengahi

"Pala lo selesai, gue emangnya ngapain sampe harus minta maaf?"

"Udah kak gapapa" ucap Clara.

"Minta maaf nggak!!!" ucap Arsen dengan tatapan tajam.

"Nggak mau"

Ayara berlalu pergi meninggalkan ratu drama itu.

Kesya yang selesai mengantri makanan pun menghampiri meja yang sedang ada keributan itu.

"Ada apa ini? dan mana Ayara?"
tanya Kesya dengan panik.

"Udah pergi, eh tolong ajarin tuh sahabat lo buat minta maaf" ucap Deon.

"Maksud lo apa?"

"Ayara udah buat Clara sampe jatuh" jawab Kenan

"Punya bukti nggak?" ucap Kesya

Mendengar itu mulut Deon dan Kenan bungkam seketika, karena mereka memang tak punya bukti.

"Dan buat lo-" ucap Kesya sambil menunjuk Clara.

"Jangan buat keadaan seolah-olah lo yang paling tersakiti, PAHAM!"

Setelah itu Kesya menyusul Ayara pergi.

Kesya mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Ayara, sampai ia melihat seorang gadis sedang duduk di bawah pohon di taman.

"Lo gapapa Ay" tanya Kesya pelan.

"Hm? emangnya gue kenapa?" tanya Ayara balik.

"Ya mungkin aja lo sedih soalnya banyak orang yang nuduh lo nyakitin Clara"

"Ya enggak lah, selama sahabat gue ini ada terus disamping gue buat apa sedih" Ayara tahu bahwa Kesya selalu membela dan mendukungnya.

"Ihh cocwit bwanget cih"

Mereka berdua berpelukan dan dilanjut tertawa bersama karena mereka tiba-tiba membahas film kartun dua bocah botak, random sekali mereka.

Sebelumnya mari kita kenalan dengan Ayara.

Ayara Arunika Iswara, seorang gadis yang direnggut keceriaan masa kecilnya karena ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi. Tapi ingat! ini bukanlah seperti kisah bawang putih, dimana ia akan menangis bila ditindas.

Ayahnya seorang CEO terkenal. Ia menikah lagi dengan seseorang yang ternyata selingkuhannya.
Ya... ternyata ayahnya selama ini selingkuh di belakang ibunya.

Ayara awalnya adalah gadis kecil biasa yang memiliki keluarga cemara. Namun semuanya berubah sejak ibunya meninggal, banyak fakta yang membuat dunianya terguncang. Oleh karena itu Ayara tumbuh menjadi cewek ketus dan bar-bar. Namun sebenarnya ia masihlah Ayara yang dulu, dimana ia masih menginginkan kebahagian di hidupnya.

Apakah Ayara akan menemukan kebahagiaan dibalik semua luka yang ia alami? ataukah ia kembali mendapat luka?

Ikuti terus kisah Ayara yaa!

.
.
.
.
.
☆☆☆

Jangan pernah kau membuat seseorang kecewa, karena sekali saja mereka kecewa maka akan sulit membuat mereka percaya. Dan mungkin saja tersisa sebuah dendam di lubuk hati mereka.



Grudge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang