two

27 15 2
                                    

Kenapa dia bisa mendapatkannya? Kenapa dia bisa mendapat kebahagiaannya? Kenapa aku tak sama seperti dirinya?
.
.
.
.
.

Happy Reading

Plak!

"DASAR ANAK NGGAK TAU DIRI! Bisa-bisanya kamu bikin saudara kamu sendiri terluka!"

Tamparan dan makian selalu menyambut Ayara kala memasuki bangunan yang disebut rumah itu.

Apalagi di saat Clara sudah mengadukan hal-hal karangannya. Clara adalah saudara tirinya.

Dia tidak akan selamat dari kemarahan ibu tirinya. Dan Papanya? Jangan ditanya bagaimana reaksi Papa Ayara ketika melihat itu, karena Papanya hanya akan diam seperti patung atau bahkan ikut menampar dan memakinya.

Tapi untuk sekarang Ayara sedang malas meladeni mereka, jadi dia naik ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Ma... lihatlah bagaimana dunia ini merenggut kebahagiaan di hidupku. Pertama mama direnggut dariku dan sekarang aku bahkan tak memiliki siapapun di sini.

Ayara duduk di dekat jendela kamarnya menatap langit malam yang menjadi teman curhatnya.

Jika kalian melihat sikap bar-bar dan keras kepalaku saja, maka kalian semua tak mengenalku karena kalian lupa bahwa aku juga sama seperti yang lainnya, aku butuh perhatian, aku butuh sebuah pelukan yang memenangkanku.

Setelah puas mencurahkan semuanya, Ayara bangkit dan kembali pada wajah datarnya. Ia menuruni tangga dan akan makan malam, namun pemandangan yang di depannya sangatlah luar biasa.

Di meja makan terlihat Papa dan Mama tirinya itu sedang mengobrol hangat dengan anak mereka tercinta.

"Lagi ngapain lo?"
tanya seorang cowok di belakangnya.

"Gue lagi ngeliat sebuah keluarga yang sangat bahagia dengan putri mereka" ucap Ayara.

Cowok itu tertegun sekejap, namun menormalkan ekspresinya kembali.

"Minggir gue mau lewat!"

Ayara pun memberi jalan pada cowok itu untuk turun dan menuju ke meja makan.

"Hai kak Kenan... sini makan bareng kita" ajak Clara.

Pasti kalian heran kenapa Kenan bisa ada di sini, itu karena dia adalah kakak kandung Ayara.

Tetapi dia bahkan tak pernah menganggap Ayara adiknya, entah kenapa namun seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Papa dan kakaknya itu.

"Wah keluarga bahagia sedang makan malam nih" sindir Ayara.

"Iya emang kenapa? iri bilang aja!" ucap Kenan dengan senyum sinisnya.

"Ihh kak Kenan kenapa bicara gitu? sini kak makan bareng!" ajak Clara.

"Cuih, nggak sudi gue makan sama orang-orang yang nggak mengharap keberadaan gue" ucap Ayara lalu pergi keluar menggunakan motornya untuk mencari makanan.

Brum...brum...

Motornya membelah jalanan kota yang ramai meski sudah malam.

Motornya membelah jalanan kota yang ramai meski sudah malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiii...

Terima kasih sudah membaca😘.

Maaf ya chapter ini sedikit.

Stay tuned yaa!

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak!

See you
.
.
.
.
.

Grudge and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang