Setelah menghadapi penatnya makul di kelas kini Nazeera memilih untuk melangkah kakinya menuju kantin, banyak mata yang melihatnya karena tak biasanya Nazeera pergi ke kantin
" Hai semua sahabat-sahabatku " Ucap Nazeera yang langsung duduk di sebelah Alesya
" Tumben lu tau arah kantin " Ucap Keylara
" Iya nih cacing-cacing gw mendadak demo makanya langkah gw di bawa ke sini " Ucap Nazeera yang membuat beberapa temanya menggelengkan kepalanya
Lalu setelah itu Nazeera mengambil daftar menu yang tersedia di atas meja, setelah melihatnya ia langsung memangil pegawai kantin dan langsung memesannya
" Semalam lu nyampe jam berapa bunda lu nelpon gw " Ucap Vaya
" Jam setengah sebelas lewat " ucap Nazeera
" Gila malam banget " Ucap Syerli
" Bukanya lu udah balik jam sembilan ya " Ucap Keylara
" Iya di jalan gw ada kendala makanya Balinya agak malam " Ucap Nazeera
" Kendala apa? " Tanya Syerli penasaran
" Jadi semalam ada orang yang tiba-tiba jatuhin dirinya di depan mobil gw, untung aja gw bisa rem mendadak jadi tuh orang gak ketabrak " jelas Nazeera
" Lagian tuh orang ngapain pake ada di depan mobil lu segala " Ucap Vaya
" Gak tau, tapi dari yang gw lihat-lihat tuh orang kaya orang mab*k " Ucap Nazeera
Mata Nazeera menatap Alesya yang ada di sebelahnya yang sedari tadi diam saja " kenapa lu Sya? " Tanya Nazeera
" Sedih banget tau Zee hari ini gw belum liat Naviro " Ucap Alesya yang langsung menyenderkan kepalanya di pundak Nazeera
" Iya gw juga gak semangat gak liat Naviro seharian ini " Ucap Syerli dengan wajah sedihnya
Nazeera menggelengkan kepalanya pelan dia cape melihat kelakuan kedua sahabatnya yang mengejar cowok tidak jelas yang selalu gonta ganti pacar
" Eh ada Kai vay lu gak mau tanya Naviro di mana? " Tanya Keylara kepada Vaya
" Ngapain gw tanyain dia? " Tanya Vaya dengan wajah sedikit kesalnya
" Buat kasi info kedua sahabat lu ini, sekalian lu bisa lebih dekat lagi sama Kai " Ucap Keylara dengan wajah meledeknya
Vaya berdecak kesel mendengar apa yang di katakan Keylara, tapi memang beberapa Minggu ini Kai sering kepergok sedang memperhatikan Vaya dari jauh
••••
Sore ini Naviro sudah di perbolehkan pulang, mengigat kondisinya semakin baik jadi dokter mengizinkannya untuk pulang
" Inget ya mas, jangan terlalu banyak kena alkohol, tubuh mas tidak bisa banyak mengkonsumsi minuman seperti itu, jadi saya sarankan lebih banyak minum air putih "
Dokter baru saja melepas infus Naviro langsung menatap Navarro " Tolong di ingatkan terus adiknya ya mas "
Navarro menggunakan kepalanya" baik dokternya terima kasih ya "
Setelah dokter dan beberapa suster pamit keluar, Naviro dan Navarro melangkahkan kakinya menuju parkiran
" Dengerin apa kata dokter tadi vir " Ucap Navarro saat mereka sudah ada di dalam mobil
" Iya gw denger bawel lu " Ucap Naviro sambil memainkan ponselnya
Setelah lima belas menit berlalu, mobil yang di kendarai Navarro sudah memasuki rumah besar keluarga Grissham
Mereka berdua turun dari mobil dan Navarro menyerahkan kunci mobil ke salah satu pegawai di rumahnya
" Gw ke kamar ya thanks var " Ucap Naviro yang membuat Navarro menggunakan kepalanya
Lalu Naviro menaiki anak tangga dan berjalan ke kamarnya, sesampainya di kamarnya ia langsung membersikan dirinya dan berganti pakaiannya
Setelah selesai, ia langsung menjatuhkan diri di atas kasurnya dan menatap langit-langit kamarnya
" Semalam suara siapa ya lembut halus, walaupun pada akhirnya dia teriak juga " Ucap Naviro sambil menatap langit-langit kamarnya dan tersenyum
Naviro tersadarkan saat suara ketukan pintu terdengar dan tak lama pintu kamarnya terbuka dan terlihat maminya yang ada di sana
" Mami tumben udah pulang? " Tanya Naviro yang sudah duduk dan menatap maminya
Soraya menduduki dirinya di kasur putra bungsunya " iya tadi pekerjaan di toko udah selesai, makanya mami cepat pulang "
" Oiya gimana kondisi kamu? " Tanya Soraya sambil mengusap lengan kiri anaknya
" Udah jauh lebih baik, bahkan sekarang aku udah bisa nojok orang " Ucap Naviro sambil menunjukan gaya akan menonjok orang
Soraya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya " kamu tuh, udah yu turun kita makan malam papi sama Varo pasti udah di sana "
Naviro menganggukan kepalanya, lalu setelah itu mereka berdua keluar dari kamar Naviro dan berjalan menuju meja makan
Sesampainya di meja makan benar saja sudah ada papi dan kakaknya
" Gimana kondisi kamu vir? " Tanya Wiliam
" Udah jauh lebih baik pih " Jawan Naviro
Lalu setelah itu Mereka makan malam dengan beberapa obrolan ringan
Di sisi lain ada Nazeera yang baru saja selesai makan malam bersama keluarganya, langkah kakinya menuju suatu ruangan yang menjadi ruangan favoritnya di rumah ini
Ruangan itu adalah ruangan lukis yang dadynya buatkan khusus untuknya yang suka sekali melukis
Nazeera duduk di kursi lukisnya dan mulai melukis pemandangan bukit yang sangat cantik
" Dulu selalu ada orang yang nungguin gw selesai ngelukis, dan ketika gw selesai orang itu dengan antusiasnya puji semua lukisan gw, tapi sekarang dia pergi pergi tanpa kata pamit " Ucap Nazeera dan air matanya sudah membasahi pipinya dengan tangan yang terus melukis
Tangan terus melukis dan air matanya terus berjatuhan, sampai akhir suara ketukan pintu terdengar
" Masuk aja " Ucap Nazeera sambil menghapus air matanya
Suara pintu terbuka terdengar dan terlihat ada Anya yang ada disana sambil berjalan ke arahnya
" Lukis apa de? " Tanya Anya yang duduk di bangku sebelah Nazeera
" Bukit " Ucap Nazeera
" Bagus banget kenapa kamu gak ambil jurusan pelukis aja si, terus buat pameran lukis " Saran Anya sambil menatap adik iparnya
" Kak lukis itu hobby aku bukan pekerjaan aku " Ucap Nazeera
" Iya deh " Ucap Anya
Anya memperhatikan Nazeera yang sedang melukis sampai lukisan itu selesai
" Bagus lukisan kamu kakak suka " Ucap Anya sambil tersenyum
" Thanks you kakak cantik ku " Ucap Nazeera sambil tersenyum juga
" Dulu pasti kamu yang akan memuji lukisan aku setelah selesai, aku kangen tapi kita tidak akan pernah bisa bertemu lagi " Ucap Nazeera dalam batinnya
KAMU SEDANG MEMBACA
KELIRU?
Novela JuvenilBagaimana bisa kita jatuh cinta kepada seseorang yang sangat kita benci, walaupun pada akhirnya kita juga harus terluka