"Ketulusan tidak menjamin cinta yang abadi, tapi mengajarkan bahwa cinta itu ada."
******
Gue bukan siapa-siapa. Nggak terlalu menonjol di antara orang-orang lain, nggak juga jadi pusat perhatian. Tapi itu nggak masalah buat gue. Dari dulu, gue emang nggak pernah peduli soal jadi yang paling diingat. Gue lebih suka ada di balik layar, mengerjakan hal-hal kecil yang mungkin nggak dianggap penting, tapi gue tahu itu berarti. Begitu juga dalam hidup gue sehari-hari.
Nama gue Aldo. Seorang pria biasa yang nggak banyak neko-neko. Orang sering bilang gue terlalu baik, terlalu tulus, terlalu mudah berkorban buat orang lain. Tapi buat gue, itulah cara gue menunjukkan rasa sayang dan perhatian. Gue nggak pernah bisa nahan diri buat nggak membantu orang lain, apalagi kalau orang itu penting buat gue.
Dari kecil, gue udah terbiasa jadi pendengar yang baik. Gue punya keluarga yang nggak terlalu hangat, jadi tempat gue buat nyari kenyamanan selalu datang dari teman-teman gue. Gue mendengar cerita mereka, keluh kesah mereka, dan dari sana, gue belajar gimana caranya jadi seseorang yang selalu ada. Gue nggak mau orang lain merasa sendirian, kayak yang sering gue rasakan dulu.
Mungkin itulah kenapa, di setiap hubungan yang gue jalani, gue selalu berusaha memberi yang terbaik. Bukan karena gue nuntut balasan, tapi karena gue pengen orang yang gue sayang merasa dicintai. Gue percaya, cinta yang tulus nggak perlu balasan sama persis. Kadang, cukup dengan lo tahu kalau lo ada buat orang itu, dan dia bisa ngandelin lo. Dan selama itu, gue selalu ada.
Gue nggak punya banyak mimpi besar. Buat gue, hidup itu soal menjalani hari-hari dengan apa adanya, mengerjakan hal-hal yang bikin gue bahagia. Tapi kebahagiaan gue itu bukan soal materi atau prestasi, melainkan soal kebahagiaan orang-orang yang gue sayang. Gue ingin melihat mereka senyum, ingin mereka tahu kalau mereka nggak pernah sendiri. Mungkin itu yang bikin gue sering dianggap sebagai orang yang 'terlalu baik'. Tapi ya gimana, itu udah jadi bagian dari gue.
Jujur aja, terkadang gue merasa capek. Merasa nggak dihargai. Ada momen-momen di mana gue memberikan banyak waktu, energi, dan perhatian, tapi nggak dapat balasan yang setimpal. Anehnya, meskipun begitu, gue nggak pernah bener-bener nyerah. Gue selalu berpikir, mungkin suatu hari nanti, orang yang gue bantu atau orang yang gue sayang akan sadar kalau gue ada untuk mereka. Dan itu cukup buat buat gue terus bertahan.
Gue ingat, waktu gue SMA, ada satu momen yang cukup bikin gue mikir tentang diri gue sendiri. Waktu itu gue jatuh hati sama seseorang, tapi gue nggak pernah mengungkapkannya. Gue merasa kalau dengan jadi teman yang baik dan selalu ada, gue udah cukup menunjukkan rasa suka gue. Tapi ternyata, orang itu malah jatuh cinta sama orang lain. Sakit sih, tapi gue nggak nyalahin dia. Mungkin itu salah gue juga, yang terlalu fokus jadi 'penjaga' dan nggak cukup berani buat maju. Sejak saat itu, gue mulai paham, bahwa jadi baik aja nggak cukup. Kadang lo juga harus ngebela diri lo sendiri.
Tapi anehnya, gue tetep nggak bisa berubah. Gue tetep jadi Aldo yang tulus, yang nggak pernah bisa nggak peduli sama orang yang gue sayang. Mungkin orang bakal bilang gue bodoh, tapi buat gue, cinta itu soal memberi yang terbaik, meskipun lo tahu mungkin nggak akan dibalikin dengan cara yang sama.
Sekarang, gue udah nggak SMA lagi. Gue udah dewasa, udah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta dan mulai menjalani hidup gue sendiri. Tapi, gue tetep Aldo yang sama. Gue masih lebih suka dengerin daripada ngomong, masih lebih nyaman jadi orang yang di belakang layar. Bukan karena gue nggak punya impian besar, tapi karena gue tahu, kadang jadi pendukung itu sama pentingnya dengan jadi pemeran utama.
Di antara semua orang yang pernah gue temui, selalu ada satu orang yang bikin gue merasa hidup gue punya makna lebih. Mungkin karena dia adalah sosok yang berbeda dari yang lain. Tapi yang pasti, dia adalah alasan kenapa gue nggak pernah merasa sendirian lagi. Buat dia, gue selalu siap ngelakuin apa pun. Bukan karena dia minta, tapi karena gue ingin.
Gue nggak tahu apakah perasaan gue ke dia bakal berbalas, dan jujur aja, itu bukan hal yang jadi fokus gue. Selama gue bisa ada buat dia, selama gue bisa bikin dia ngerasa lebih baik di saat-saat sulitnya, gue udah cukup puas. Gue selalu yakin, cinta itu nggak harus diucapkan dengan kata-kata. Kadang, cinta justru ada di hal-hal kecil yang nggak terlihat. Dan di situ, gue nemuin kebahagiaan gue.
Mungkin gue nggak punya cerita yang spektakuler, nggak punya masa lalu yang bikin orang terkesima. Tapi gue punya hati yang selalu ingin untuk menjaga orang yang gue sayang. Gue selalu siap ada, meski gue nggak diminta. Mungkin itu sederhana, tapi buat gue, jadi tulus adalah satu-satunya cara gue mencintai.
Dan sampai sekarang, gue masih jalanin itu. Gue masih jadi Aldo yang selalu ada.
*****TBC*****
Hallo temen-temen semua ini adalah cerita baru yang aku buat, sebenernya cerita inh udah lama ada di draft dan baru selesai bulan kemarin.
Mohon maaf kalau ada typo ya dan mohon maaf juga kalau ceritanya gak nyambung.
Jangan lupa untuk Vote dan Komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT ABU-ABU
Romance⚠️⚠️ CERITA BL ⚠️⚠️ CERITA INI MERUPAKAN CERITA BL JADI BAGI YANG HOMOPHOBIA DIMOHON TIDAK MEMBACA CERITA INI Seorang pria yang tulus, Aldo yang selalu ada di sisi Revan, mendampingi sang pujaan hati melalui masa-masa sulit tanpa pamrih. Namun, ke...