•4 The Moon

69 14 7
                                    

Akhirnya setelah sekian lama terjebak di acara kumpul-kumpul, (M/N) bisa bernafas lega saat mendengar suara bel berbunyi yang menandakan waktu pulang sekolah.

Waktu yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua murid di sekolah, termasuk sekolah Furin. Tapi tetap akan melakukan patroli seperti biasanya dari pulang sekolah sampai sore menjelang malam.

Entah berapa lama (M/N) berjuang di tengah acara kumpul-kumpul dengan baterai sosial pas-pasan yang pastinya untuk keluar dari sana, sangatlah susah.

Itu karena setiap ingin keluar, Mizuki terus menahannya meski sedang PDKT dengan pemimpin tim Zojo, Takumi Momose.

Bukan itu saja, selama acara kumpul-kumpul berlangsung, (M/N) tidak dapat berkesempatan untuk mendekati Umemiya bahkan melihatnya saja sangat sulit karena sosok yang dikaguminya di kelilingi oleh mereka yang juga mengagumi Umemiya.

Niat untuk isi baterai menjadi gatot, gagal total.

Tapi sekarang, (M/N) sedang mengisi baterainya dengan patroli sendirian dan menenangkan diri sembari berbaring di pinggir sungai. Menikmati aroma rumput basah di dekatnya serta menggelitiknya di sela-sela tubuhnya.

Ia sudah menyelesaikan waktu patrolinya dan berniat refreshing sebentar sebelum kembali ke rumah, lalu kembali overthinking di kamar.

(M/N) heran, kenapa kamar adalah tempat yang cocok buat overthinking apalagi saat menjelang tengah malam.

"Apa sebaiknya aku tidur di luar biar tidak overthinking lagi?" gumamnya, dan tiba-tiba bayangan wajah Umemiya tadi pagi muncul di pikirannya membuat (M/N) tanpa sadar salting.

Kedua ujung telinga (M/N) memerah, begitu juga ujung hidungnya. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya menghalangi cahaya oranye matahari, wajahnya terus memerah tiap membayangkan Umemiya.

"Sial, aku ingin menjadi miliknya... tapi kapan, ya? Bisa, tidak yah?"

Oke, mari menghalu dan sedikit overthinking, kalau bisa.

Byurr!

Baru saja (M/N) ingin memejamkan mata untuk berperang dalam pikiran, suara percikan air terdengar dari sungai di dekatnya membuatnya bangun.

Sekarang pikiran tentang orang yang sedang bunuh diri atau orang yang membuang mayat memenuhi otak (M/N), tapi lebih baik buktikan langsung dengan mata kepalanya.

(M/N) terbangun dari tempatnya, menghampiri asal suara percikan air tersebut dan melihat gelembung di atas air yang menandakan ada seseorang di sana.

Tapi, niat (M/N) untuk terjun ke air diurungkan karena sosok di balik gelembung tadi, nongol di sungai. Surai putih familiar yang sekarang basah kuyup, sedang menggendong ke atas seekor anak anjing putih berjenis samoyed.

Seolah bumi berhenti berputar dari porosnya, hanya sosok surai putih itu yang menjadi sorotan seperti bergerak slowmo ketika air yang menetes dari rambut mulai merembes di balik seragamnya, juga ia mengusak-usak dahinya ke dahi anak anjing tersebut dengan senyum khasnya.

Tak henti-henti (M/N) berdecak kagum dan memberikan banjiran pujian di balik hatinya saat menyadari bahwa sosok itu adalah crush-nya, Umemiya Hajime.

Umemiya yang menyadari kehadiran (M/N), ia melambaikan tangan dengan tangan lainnya menopang tubuh anak anjing tersebut.

"Hii-kuunn!!"

"Ah, Ume-san!" sahut (M/N) tersadar dari khayalannya dan mendekati Umemiya yang berenang mendekati pinggiran sungai.

Gakuran Furin milik (M/N) sengaja dilepas dan dipakaikan ke tubuh Umemiya yang hanya mengenakan kaos tipis tadi pagi, terlihat bercak tanah di ujung kaosnya yang luntur karena air.

"Sebaiknya ke rumahku dulu untuk menghangatkan badan."

(M/N) mengeluarkan sapu tangannya untuk menyelimuti anak anjing tersebut, meski hanya ketutup sebagian. Setidaknya air itu telah terserap oleh sapu tangan dan tidak membuatnya kedinginan.

Dengan perlahan, (M/N) mendekap tubuh anak anjing tersebut supaya hangat dan aksi itu tidak lepas dari pandangan Umemiya yang hanya di beri gakuran (M/N), tapi tatapan khawatir itu hanya tertuju pada anak anjing samoyed.

Grep~

"Emnh?" Umemiya mendongak menatap ke (M/N) yang menggandengnya dengan tatapan tetap tertuju ke depan.

Dari sisi belakang ini, Umemiya hanya mendengar suara gerutuan juga omelan (M/N). Walaupun begitu, ia masih dapat mendengar nada khawatir di balik tiap katanya.

(M/N) pastikan akan kecewa melewatkan adegan ini karena tidak bisa melihat wajah Umemiya dengan senyum lembutnya dan iris mata yang menyiratkan sebuah makna, entah itu apa. Sulit untuk menjelaskannya.




















Brakk!

"Tadaima, Kaa-san! Maa-san!

(M/N) berseru sembari mendobrak pintu rumahnya dan bergegas menaiki tangga sambil terus memegangi tangan Umemiya, mengabaikan kedua ibunya yang habis berjengit kaget di dapur.

Emi atau panggilan di rumah, Ma-san. Ia meninggalkan aktivitas memotong lauknya dan berseru dari lantai satu ke lantai dua yang terdapat masing-masing kamar mereka, hanya kamar Hana dan Emi saja yang menjadi satu.

"(M/N)-KUN, MAKAN MALAM BENTAR LAGI SIAP! AJAK TEMANMU NANTI TURUN UNTUK IKUT MAKAN BERSAMA!!

"HAI'K! MAA-SAN!"

Hana hanya menggeleng kepalanya sambil terkekeh mendengar mereka bersahutan sambil berseru, lalu kembali melanjutkan yang ditunda Emi.

Di sisi lain, lebih tepatnya di kamar (M/N), sang pemilik kamar sedang menggunakan hair dryer milik Hana untuk mengeringkan bulu anak anjing samoyed. Sedangkan Umemiya, ia sedang membasuh dirinya terdengar suara air di balik kamar mandi (M/N).

"Hi-kun...."

"Ya?"

Kepala (M/N) tertoleh ke belakang tanpa menghentikan kegiatan mengeringkan bulu anak anjing, dengan mata terbelalak dan air ludah di telan kasar. (M/N) diam membeku melihat penampilan Umemiya yang memakai bajunya dengan ukuran sedikit lebih besar dari orang yang memakainya sekarang.

Umemiya mengenakan t-shirt putih sedikit longgar yang memperlihatkan jenjang lehernya terbentuk dengan jelas dipadukan dengan celana training hampir menutupi punggung serta tumit kaki. Tak lupa juga dengan air yang dibuat mandi masih menetes menambah kesan seksi.

Ingat, keseksian sejati itu adalah seksi yang dilakukan tanpa sengaja.

(M/N) menggelengkan kepalanya guna mengusir khayalan panas di otaknya. "Ume-san, mendekat lah. Aku akan mengeringkan rambutmu," ucapnya.

"Okeh."

Baru saja (M/N) ingin pindah untuk duduk di kasur, tapi ia mengurungkan niatnya saat Umemiya sudah menempatkan diri dan duduk diantara kedua kaki (M/N) sembari bersandar pada tubuh pemilik kaki.

Sedangkan anak anjing itu sengaja ditidurkan pangkuannya sembari mengelusnya pelan, terlihat bagaimana anak anjing tersebut sangat nyaman di pangkuan Umemiya.

Tanpa Umemiya sadari yang sibuk bermain dengan anak anjing di pangkuannya, (M/N) yang duduk tepat di belakangnya sudah seperti baterai yang mengalami lowbat dan panas.

'KAMI-SAAMAAAA! AKU TIDAK KUAT, INI TERLALU DEKAT!!! MENTALKU BELUM SIAP UNTUK MENYERANGNYA—'

Wuuuuoooshhh~

Angin hair dryer menerpa helai tiap helai rambut milik Umemiya, percayalah kalian—sekarang (M/N) memegang benda itu dengan tangan gemetar dan hati yang terus berdegup kencang.

(M/N) tebak, suara hatinya berusaha menyerukan kata-kata terpendam lewat irama jantung seperti sedang memainkan kode morse. Ia berharap bahwa Umemiya tidak mendengarnya atau pura-pura ga tahu aja, lebih baik.

ΞTBCΞ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

●THE BEAUTIFUL MOON || UMEMIYA H.●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang