HAPPY READING
.......
"Itu kayaknya perjalanan yang harus kita tempuh, tadi sebelumnya ada tulisan 'dapatkan senjata' kan? Artinya perjalanan ini akan membawa kita untuk mendapatkan senjata," jelas Arzen, dengan yakin, yang langsung mengerti.
"Bener," balas Arlan yang terlihat antusias."Gak mungkin kita terus dengan tangan kosong, pasti ada yang lebih dari cabang-cabang yang bergerakkan?" sambung Arlan.
Mendengar perkataan dari Arlan, Sky, Faris, Arzen, Zevan, Aryan, dan Kharyl menganggukkan kepalanya yang berarti mereka setuju dengan yang diucapkan Arlan.
"Tunggu dulu, tunggu dulu," ujar Aryan tiba-tiba yang memecah keheningan pandangannya langsung mengarah ke arah teman-temannya dengan cepat satu persatu. "Tadi tertulis kalau kita harus masuk hutan mati, itu artinya kita harus masuk ke dalam hutan kayak tadi lagi?!" teriak Aryan, dengan raut wajah yang terlihat sangat lelah memikirkan cabang-cabang bergerak sebelumnya.
"Tunggu, tapikan hutan itu hidup, cabangnya aja gerak." Aryan kembali berpikir."Tapi, maksud dari hutan mati itu pasti hutan yang seperti tadi," ucap Sky yang pandangannya menoleh ke arah Aryan yang tengah duduk berpikir dengan tubuh bersandar ke belakang kursi.
Kini Ketujuh lelaki itu saling berbincang tentang tempat-tempat yang akan mereka lalui, suara-suara berisik memenuhi ruangan itu, bahkan sekarang seperti ada dua puluh orang yang berada di ruangan itu, karena suara mereka semua.Di tengah-tengah keributan, pandangan Kharyl tiba-tiba teralihkan oleh sesuatu yang aneh, lelaki itu mengerutkan keningnya. "Zevan, dari tadi lo emang pakai jam?"
Lelaki yang namanya disebutkan oleh Kharyl langsung menoleh dengan kebingungan, dia mengikuti tatapan Kharyl lalu menoleh dan memeriksa pergelangan tangannya. "Sejak kapan? Gue pakai?" tanya Zevan pada dirinya sendiri.
"Lo juga Sky, Faris, Arlan, Aryan, Arzen," Kharyl melanjutkan ucapannya, kemudian dia langsung memeriksa pergelangan tangannya. "Tunggu, gue juga?!"
Mereka semua serentak melihat ke arah pergelangan tangan mereka, kebingungan menyelimuti wajah mereka ketika menyadari bahwa adanya jam yang terpasang di pergelangan tangan Ketujuh lelaki itu.
Dan kebingungan bertambah ketika mereka menyadari bahwa semua jam yang mereka gunakan memiliki bentuk yang sama, tidak hanya bentuk, tapi warnanya juga. Jam itu hanya berisi detik yang berkurang, terus berkurang dengan kecepatan waktu seperti biasa.Arzen yang terus memandang jam di tangannya depan posisi kepala yang sedikit menunduk, mendongak, matanya memancar seperti telah mendapatkan suatu hal yang luar biasa. "Gue tau," ucap Arzen yang pandangannya sekarang terus melihat keenam temannya secara satu persatu. "Jam ini digunakan agar kita mengetahui sisa waktu kita, sepertinya dari awal jam ini sudah ada. Namun kita baru menyadarinya sekarang," sambungnya menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
604.800 detik
Fantasy[FOLLOW DULU SEBELUM BACA (◍•ᴗ•◍)] _________________________________________ Tujuh lelaki yang awalnya hanya berniat bermain di PlayStation, tiba-tiba terjebak di dalam dunia game. Mereka harus menghadapi tantangan untuk bisa keluar dari dunia itu...