Happy Reading
.......
Ketujuh lelaki itu sekarang berhasil keluar dari tempat aneh tadi, untungnya tadi tidak ada lagi kejadian cahaya senter yang meredup, di sekeliling mereka semua masih di penuhi dengan pohon-pohon yang tumbuh tinggi, pohon yang terlihat seperti biasanya."Masih gampang lah," ujar Sky dengan satu tangan yang ia sampirkan di salah satu bahu temannya, Arlan.
"Apaan! Gue hampir tertangkap tadi," balas Arzen dengan cahaya senter ia arahkan ke wajah Sky, membuat salah satu tangan Sky refleks menutup wajahnya dengan telapak tangan ke arah luar.
Zevan yang melihat percakapan kedua temannya langsung meminta mereka berhenti. "Udah, ayo! Kembali bergerak, kita gak bisa terus berhenti di sini."
"Capek gue," lirih Kharyl, lelaki itu menarik napas panjang.
"Ayolah semangat kawan, ingat lo sendiri," ujar Aryan sembari terkekeh. "Bercanda gue mah," sambungnya.
***"Setelah hutan, sekarang ada dinding yang sangat besar, ini gimana cara kita lewat, mau muter juga kayaknya gak ada jalan," ujar Faris, setelah melihat ada sebuah dinding batu yang tinggi, dan melihat ke sekitarnya.
Setelah ketujuh lelaki itu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka yang entah sejauh apa, tidak lama mereka menemukan sebuah penghalang, yaitu dinding batu berukuran besar dan tinggi, mereka sudah mencari jalan lain, melihat dari samping. Namun tetap tidak ada, dinding itu terlihat panjang ke samping.
Bagaimana caranya kami lewat? Itulah isi pikiran mereka saat ini.
"Di sini terdapat beberapa lubang di dindingnya," ujar Faris kepada keenam temannya, memberitahu. "Kayaknya ini kayak di film-film itu deh, kita harus cari baru yang bentuknya sama seperti lubang di sini," sambungnya menjelaskan, sembari sesekali menoleh ke arah dinding dan ke arah temannya satu persatu.
"Tadi gue juga mikir gitu," kata Kharyl, sembari membuat kedua tangannya menyilang di depan dada. "Bedanya gue berpikir setelah dikasih tau Faris."
"Terserah dialah." Sky menghembuskan napas berat. Kharyl, lelaki itu memang sering bersikap seperti tadi, jadi mereka tidak heran lagi. Lelaki itu memang sangat suka bercanda.
Tidak ingin berlama-lama, Arlan meminta mereka semua untuk langsung mencari baru dengan bentuk yang sama dengan beberapa lubang yang ada di dinding.
Aryan, sekarang dia masih berdiri di depan dinding dengan pandangan lelaki itu mengarahkan ke salah satu lubang yang ada di dinding, beda dengan keenam temannya yang mulai mencari batu dengan bentuk yang sesuai.
"Eh yang ini bentuk love tapi bentuknya gak sempurna," ucap Aryan tiba-tiba, membuat keenam temannya menoleh ke arahnya. "Lagi jatuh cinta ya dinding, jangan sedih ya kalau cinta lo bertepuk sebelah tangan, ada kok temannya." Aryan melangkah mendekati salah satu temannya, Kharyl, lelaki itu yang tadinya ingin mengambil sebuah batu di hadapannya, membatalkan aksinya, ketika Aryan tiba-tiba saja menarik tangannya. "Nah ini nih orangnya, kalian jangan sedih ya," sambung Aryan dengan menunjukkan ekspresi sedih, dengan kepala sedikit menunduk. Salah satu tangannya menepuk-nepuk punggung Kharyl, seperti tengah menenangkan orang yang sedang bersedih.
"Malah bawa-bawa gue." Kharyl kembali berbalik, menunduk mengambil batu yang sudah jadi sasarannya. "Lebih baik lo bantu cari daripada terus berdrama," ujar Kharyl memberikan usulan, perkataannya diberikan anggukan oleh Aryan, yah, dia tidak menyangkal kalau dia memang banyak drama.
Satu persatu, lubang-lubang yang ada di dinding mulai tertutupi. Dan sekarang tinggal satu batu yang harus mereka cari, batu dengan bentuk love tidak sempurna seperti yang dikatakan Aryan. Namun saat di tengah-tengah pencarian, tiba-tiba terdengar suara berisik dari semak-semak yang berada beberapa langkah di belakang mereka. Ketujuh cowok itu terhenti, lalu serempak menoleh ke arah semak-semak itu, jantung mereka berdebar lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
604.800 detik
Fantasia[FOLLOW DULU SEBELUM BACA (◍•ᴗ•◍)] _________________________________________ Tujuh lelaki yang awalnya hanya berniat bermain di PlayStation, tiba-tiba terjebak di dalam dunia game. Mereka harus menghadapi tantangan untuk bisa keluar dari dunia itu...