Bab 2- Ingatan 🤔

62 28 18
                                    

Happy Reading





Ketujuh lelaki itu telah sampai di depan sebuah desa, yang pernah mereka lihat sebelumnya di atas bukit, desa yang di pinggirannya tidak terlalu banyak pohon-pohon lebat di sekelilingnya, pohon-pohon itu berjajar jarang di sekitar desa. Jalan setapak dari desa cukup lebar ke samping, rumah-rumah di desa ini memiliki bentuk yang sederhana, terbuat dari kayu tua. Terlihat banyak batu-batuan yang berserakan, sebuah lapangan kecil dengan sumur batu di salah satu sisi, angin saat ini berhembus dengan tenang, membuat helaian-helaian rambut mereka menari-nari.

Terlihat warga di desa itu tengah berjalan-jalan, beberapa di antara mereka terlihat sedang berbincang satu sama lain, tertawa kecil di bawah rindangnya pohon besar, ada yang sibuk menyiram tanaman, terlihat anak-anak berusia sekitar 8 tahun tengah berlari-lari dengan senyuman ceria di wajahnya, mereka menjalani rutinitas mereka dengan tenang, terlihat seperti biasanya.

"Eh itu bukannya anak yang di sana, adalah anak yang hilang? Gue pernah liat di media sosial," tanya Kharyl, kedua matanya langsung menoleh ke arah teman-temannya secara satu-persatu. Ke-enam temannya yang lain, tersentak kaget, mereka langsung melihat siapa sosok yang dimaksud oleh Kharyl.

"Lo gak bercanda kan?" ucap Zevan bertanya kepada Kharyl yang berada di sebelahnya.

"Yaelah ngapain juga gue bercanda di saat kayak gini," jawab Kharyl, ia menunjukkan wajah yang terlihat sedikit kesal, karena diberi pertanyaan seperti itu, seperti tidak dipercaya.

Sky, lelaki itu juga tiba-tiba melihat sosok seorang perempuan yang terlihat tiba-tiba keluar dari rumah yang berbentuk sederhana itu, dan sosok perempuan itu pernah ia lihat di berita orang-orang yang hilang.
Dia langsung memberitahu kepada ke-enam temannya yang lain, tidak hanya itu, tapi Arlan, Faris, juga mengatakan hal yang sama, mereka melihat beberapa orang dengan wajah yang sama seperti di berita pencarian orang-orang yang hilang.
Ketujuh cowok itu terdiam sejenak, kemudian, Aryan tiba-tiba melangkah, mendatangi salah satu penduduk di desa itu.

"Eh bukannya ni anak si gamers itu, si Nevan," ucap Aryan, sembari menarik salah satu tangan seorang lelaki, yang tadinya tengah duduk santai di bawah pohon besar, menikmati ketenangan, bermain bersama seekor kucing yang sedang tiduran berguling-guling di samping lelaki itu, tarikan dari Aryan membuat lelaki itu bangkit dari duduknya. Dia tersentak kaget.

"Apa-apaan lo!" seru Nevan, yang terlihat kesal, ia langsung melepaskan tangannya dari genggaman Aryan.
Sky, Arzen, Faris, Kharyl, Arlan, dan Zevan yang tadi hanya memerhatikan dari jarak yang cukup jauh kini melangkah mendekati kedua laki-laki itu. "Dari mana juga lo tau nama gue?" sambung Nevan, yang masih terlihat kesal.

"Lo kan cukup terkenal, jadi gak heran gue tau nama lo," jawab Aryan sembari menyeringai tipis.
Nevan mengerutkan kening, jelas terlihat ketidak percayaan, dia menyilangkan kedua tangannya di dada. "Gue di desa gini, terkenal? Gak usah ngarang!" balas Nevan kepada Aryan.

"Lo gak ingat?" kini Arlan yang berbicara, ia menatap Nevan dengan ekspresi bingung, bagaimana mungkin Nevan tidak mengingat siapa dirinya? apa dia amnesia?

"Ingat apaan? Aneh lo semua, datang- datang langsung kayak gini," balas Nevan, kemudian, tanpa ragu dia langsung berjalan menjauh meninggalkan mereka semua.
Ketujuh lelaki itu hanya bisa terpaku, di tempat setelah Nevan melangkah pergi, wajah mereka dipenuhi kebingungan.
Sky menyilangkan kedua tangannya sembari menghela napas panjang.
Sky kembali berpikir, apakah Nevan memang kehilangan ingatannya? Atau ada sesuatu yang lebih besar yang sedang bermain di balik semua ini?

"Aduh, anak-anak muda." Terdengar tiba-tiba suara dari seorang wanita tua, ia berjalan ke arah ketujuh lelaki itu, "Kalian pasti tersesat ya?, kasihan sekali," sambung wanita tua itu.

604.800 detikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang