CHAPTER 2

16 2 2
                                    

Mereka teringat artikel yang dibaca tadi. Lyn dan Abel kembali murung. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini?

"Jujur aku sangat miris dengan keadaan negara kita, bagaimana bisa? negara kita berada di peringkat kedua malas literasi??"  Tanya Lyn begitu banyak, Abel hanya memfokuskan pandangannya pada lukisan miliknya.. Tetapi dia tetap mencerna setiap pertanyaan Lyn.

"Kira kira apa yang bisa kita lakukan untuk  hal ini?" Tanya Lyn sekali lagi.

"Tidak ada. Kita kan bukan presiden." Jawaban Abel kali ini, membuat Lyn ingin menempeleng Abel. Tetapi ia mengurungkan niat nya untuk menempeleng Abel. Dia sangat menghargai pendapat sahabatnya. Mau seabsurd apapun, dia akan menanggapi nya. Mungkin menurut pemikiran Abel, jika kita seorang presiden. Akan lebih mudah untuk menggiring masyarakat untuk rajin literasi.

"Hm.. walaupun bukan presiden, kita bisa mengatasi hal ini dengan cara menyadarkan mereka." Kata Lyn, ya.. Lyn benar, ada banyak cara untuk menyadarkan mereka di zaman yang sudah canggih ini.

"Banyak cara untuk menyampaikan suatu pesan agar mereka tersadar. Bisa melalui media sosial buku ,cerpen, koran. Tetapi masalah nya mereka saja malas untuk membaca. dan kita harus membuat mereka agar rajin literasi."  Sahut Abel, Lyn berbinar mendengar kalimat awal, tetapi kalimat akhir membuat nya kembali putus asa.

Lyn mengangguk paham.

"Ya. kau memang ada benarnya bel." Balas nya merasa apa yang dikatakan gadis itu memang benar.

"Lalu.. kira kira, apa yang bisa kita lakukan?"Pertanyaan Abel kali ini membuat mereka tampak berpikir keras. Ya! Kailyn mempunyai ide.
"Bagaimana kalau kita membuat buku?" Tanya Lyn, Sepertinya Abel kurang srek dengan ide gadis itu. Seperti apa yang dikatakan nya tadi, masalah nya mereka malas membaca. Buku kurang cocok.

"Lupakan itu lyn." Sahut Abel, Lyn mengangguk.

"Ah baiklah."Kata Lyn.

"Selain itu, aku juga sangat miris dengan kelakuan murid sekarang."

"KAU BENAR! MEREKA BEGITU LIAR DAN TAK PUNYA RASA HORMAT PADA SEORANG GURU!" Ujar Abel tersulut emosi, tampaknya Abel benar benar membenci mereka yang tidak menghargai guru.

"Oh..  calm down princess abel."

"Maaf , aku benar benar terbawa emosi. Mereka sangat menggangu waktu belajar kita di sekolah."

"Bagaimana kalau kita membuat buku ?" Tanya Lyn sekali lagi. Jujur Abel merasa heran mengapa manusia ini kekeh sekali ingin membuat buku. Ah, dia baru ingat kalau sahabatnya adalah seorang penulis.

"Buku lagi, buku lagi. Sudah kubilangkan? Dan.. Apa hubungannya literasi dan remaja sekarang?" Sahut Abel.

"Ya.. dengan buku.." Lyn tampak berpikir.

"ITU DIA! " Ucap mereka bersamaan

" Kita bisa membuat buku tentang perjuangan seorang guru" Ide nya memang masih sama. Awalnya Abel tak setuju, anehnya sekarang Abel mempunyai pikiran yang sama dengan Lyn.

"Tapi tunggu. Mengapa kau sangat ingin sekali membuat buku? "

"Kita bisa saja membuat animasi yang dapat menarik perhatian kalangan anak, remaja, hingga dewasa. Namun masalah nya kita tak bisa membuat itu di usia  sekarang. Kita masih perlu belajar bel." Mendengar itu Abel manggut manggut. Paham akan apa yang dibicarakan Lyn.

"Buku bisa digunakan banyak orang, dikenang, dibaca kapanpun. Flm atau animasi juga akan membekas di benak mereka. namun, tak semua orang di dunia ini mempunyai ponsel."

"Tetapi di dunia ini tak semua orang punya uang untuk membeli buku."

"Maka dari--" ucapan Lyn terpotong

starry night Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang