Bab 8 - Kekuatan dan Kontrol

136 11 1
                                    

Hari-hari berlalu, dan hubungan Yoko dan Faye semakin rumit. Meskipun ada kesepakatan untuk saling menghormati, ketegangan di antara mereka tak bisa dihindari. Faye tampak lebih mendominasi, sementara Yoko berusaha keras untuk mempertahankan batasan yang telah mereka tetapkan.

Sore itu, Yoko duduk di tepi tempat tidurnya, merenungkan isi pikirannya yang terus berputar. Dia membuka laptopnya dan mulai mencari inspirasi untuk lagu baru yang ingin dia tulis. Musik adalah pelarian terbaiknya, dan saat itu, nada melankolis mulai mengalir dari jari-jarinya. Namun, perasaan cemas mulai menyergapnya ketika memikirkan Faye.

Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Pesan dari Faye muncul di layar: “Aku ingin kita bertemu. Ada sesuatu yang penting yang perlu aku bicarakan.”

Yoko merasa ada yang tidak beres. Dia sudah merasa cemas dengan perubahan sikap Faye belakangan ini. Tanpa berpikir panjang, dia membalas: “Oke, di mana?”

Faye menjawab dengan cepat: “Di studio kita. Aku akan menunggu.”


Studio Musik

Setelah tiba di studio, Yoko melihat Faye berdiri di dekat piano, memainkan melodi yang membuat jantungnya berdebar. Faye berpaling dan menyambutnya dengan senyuman yang tak sepenuhnya tulus. “Kau datang juga. Baiklah, kita bisa memulai.”

“Ada apa? Kau terlihat sangat serius,” tanya Yoko, berusaha tetap tenang.

Faye menghentikan permainan piano dan mendekat. “Aku ingin kita lebih mendalami hubungan kita. Kita perlu berbicara tentang batasan dan bagaimana kita bisa berkompromi,” kata Faye, suaranya penuh tekad.

Yoko mengangguk, tetapi di dalam hati, dia merasakan keraguan. “Aku rasa kita sudah membahas ini sebelumnya. Aku ingin kita saling menghormati. Tidak ada paksaan.”

“Tidak ada paksaan? Yoko, kau tahu bahwa cinta kadang membutuhkan pengorbanan. Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja,” tegas Faye, dengan tatapan tajam.

Yoko merasa tertekan. “Berbicara tentang cinta dan pengorbanan tidak berarti kau bisa memaksaku. Aku ingin ada kejelasan, Faye. Kita tidak bisa terus berada dalam ketegangan seperti ini.”

Faye mendekat, menggeser jarak di antara mereka hingga hanya menyisakan sedikit ruang. “Kadang-kadang, kita harus mengambil langkah-langkah berani untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Aku tahu kau merasakannya, tapi kau terlalu takut untuk mengakuinya.”

Yoko merasa darahnya berdesir. “Dan aku tidak mau kehilangan diriku hanya untuk membuktikan cinta padamu. Itu bukan cara yang benar.”

Faye mengangkat alisnya. “Benarkah? Lihat dirimu, Yoko. Kau terus mencoba menyelamatkan dirimu dari diriku. Tapi semakin kau mundur, semakin aku merasa harus menarikmu kembali.”

Yoko mengambil langkah mundur, namun Faye cepat bergerak, memegang lengan Yoko dengan kuat. “Jangan lari dariku, Yoko!” serunya, suaranya penuh emosi.

Yoko menatap Faye, berusaha melepaskan diri. “Faye, tolong. Ini tidak bisa terus seperti ini. Aku merasa terjebak.”

Faye menggerakkan tubuhnya lebih dekat, menciptakan tekanan yang tak bisa diabaikan. “Kau bukan terjebak. Kau hanya perlu mengakui perasaanmu.”

Tanpa peringatan, Faye menarik Yoko lebih dekat dan menekan tubuh mereka. Yoko merasa jantungnya berdebar kencang, antara ketakutan dan hasrat yang sulit dipahami. “Faye, ini tidak adil. Kau tidak bisa memaksaku seperti ini.”

Faye menatap Yoko dengan tatapan intens. “Aku hanya ingin membuatmu merasakannya. Jika kau tidak mau merasakan cinta, maka aku akan membuatmu merasakannya dengan cara lain.”

Yoko merasa air matanya ingin keluar. “Aku tidak ingin berjuang untuk sesuatu yang terasa tidak nyaman. Aku ingin kita bisa memiliki hubungan yang sehat.”

“Hubungan yang sehat bisa saja terasa menyakitkan, Yoko. Kadang, kau harus merasakan sakitnya untuk mengetahui betapa berharganya cinta itu,” jawab Faye, dengan nada lebih lembut, tetapi matanya tetap tajam.

Faye memindahkan tangannya ke leher Yoko, dan Yoko merasa napasnya terhenti sejenak. “Kau tidak akan pergi kemana-mana,” ujar Faye, suaranya bergetar, tetapi tidak kehilangan ketegasan.

Yoko menatap Faye, terjebak antara perasaan takut dan ketertarikan. “Jadi, jika aku melawan, kau akan mengubah ini menjadi kekerasan?”

“Jika itu yang kau inginkan. Aku tidak takut untuk mengambil langkah yang diperlukan,” jawab Faye, menjauhkan wajahnya sedikit untuk melihat reaksi Yoko. “Aku tidak ingin merusak apa yang kita miliki, tetapi kau harus tahu bahwa aku bisa menjadi sangat mengintimidasi jika itu yang kau butuhkan.”

Yoko mengangguk, merasa terjebak dalam permainan kekuasaan yang semakin membara di antara mereka. “Aku tidak bisa percaya ini terjadi.”

Faye mendorong Yoko hingga ia terjatuh di sofa. “Kau perlu mengerti satu hal, Yoko. Ini bukan hanya tentangmu atau aku. Ini tentang kita. Dan aku tidak akan membiarkanmu pergi tanpa perlawanan.”

Yoko menatap Faye dengan ketakutan dan marah. “Kau tidak bisa memaksaku! Jika ini adalah cinta, maka aku tidak mau!”

“Cinta itu tidak selalu manis. Kadang, kau harus berjuang untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Jika kau tidak bersedia berjuang untukku, maka kita tidak akan bisa bertahan,” Faye menegaskan, bersikap lebih agresif.

Yoko mencoba bangkit, tetapi Faye menahan tangannya dengan kuat. “Kau tidak pergi kemana-mana. Kita akan menyelesaikan ini sekarang.”

Dalam sekejap, Yoko merasakan ketidakpastian menguasai dirinya. Dia tahu bahwa Faye tidak akan mundur, dan pertempuran ini baru saja dimulai.

Ketika Faye semakin mendekat, Yoko merasakan adrenalinnya meningkat. “Jika ini adalah cara yang kau inginkan, maka aku akan melawan, Faye!” teriak Yoko, berusaha melepaskan diri.

Namun, Faye menganggap perlawanan itu sebagai tantangan. “Bagus. Aku suka perlawanan. Itu menunjukkan bahwa kau masih peduli. Mari kita lihat siapa yang lebih kuat di antara kita.”

Yoko menatap Faye dengan ketidakpastian, tetapi di dalam dirinya, ada api yang berkobar. Dia tidak ingin menyerah, dan dia tidak akan membiarkan Faye mengambil kendali sepenuhnya.

Di tengah ketegangan, mereka berdua tahu bahwa batas antara cinta dan kekuasaan mulai kabur, dan pertempuran ini akan menentukan siapa yang akan memegang kendali dalam hubungan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Embers Of Desire || Faye YokoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang