03. He Came Again

240 54 8
                                    

"Mengapa keluar, Hyun? Apa kau butuh sesuatu?" tanya Seokjin lembut.

"Aku mendengar Appa berbicara dengan seseorang. Itu sebabnya aku keluar. Geu salami nugusibnikka?" tanya gadis itu bingung.

"Kau mau berkenalan?" tanya Seokjin lembut. Chae Hyun mengangguk.

Pemuda berbahu lebar itu mengajak putri kecilnya itu untuk mendekat ke arah Jungkook di ruang tamu.

"Ajeossineun nugusibnikka? Apakah Ajeossi teman Appa?" (Paman siapa?)

"Hi, cantik. Ileumi mwoeyo?" tanya Jungkook tanpa menjawab pertanyaan Chae Hyun. Gadis itu mencebikkan mulutnya. (Namamu siapa?)

"Aku sudah bertanya lebih dulu, mengapa Ajeossi tidak menjawab? Aku tidak akan mengatakan namaku jika Ajeossi tidak mengatakan siapa nama Ajeossi."

Seokjin tak bereaksi mendengar ucapan putrinya. Ia sudah menduga Chae Hyun akan protes karena pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban. Sementara Jungkook hanya bisa tertawa mendengar ucapan gadis itu.

"Mianhabnida. Sepertinya Ajeossi sudah bersikap tidak sopan.

"Je ileumeun Jeon Jungkookieyo. Ileumi mwoeyo?" tanyaJungkook sambil memosisikan diri setara dengan Chae Hyun. (Namaku Jeon Jungkook. Namamu siapa?)

"Nae ileumeun Kim Chae Hyun, Ajeossi. Usiaku delapan tahun. Apakah Ajeossi teman Appa?"

"Annyeong, Chae Hyun-a. Maj a. Ajeossi adalah teman Appa. Kau tidak keberatan jika Ajeossi berada di sini kan?" tanya Jungkook lembut.

"Mengapa Ajeossi datang malam-malam? Sebentar lagi, aku sudah harus tidur." tanya Chae Hyun polos. Jungkook tersenyum.

"Mobil yang Ajeossi bawa ternyata bannya kempes. Ajeossi tidak membawa ban cadangan. Tadi Ajeossi bertemu dengan Appa, dan Appa membantu Ajeossi dengan membiarkan Ajeossi menghubungi keluarga Ajeossi yang ada di rumah."

"Geurae? Ajeossi rumahnya dimana?" tanya gadis itu.

"Ajeossi tinggal di daerah Gangnam-gu. Apa kau mau pergi ke rumah Ajeossi?"

"Mau, tapi aku tidak akan ke rumah Ajeossi."

"Wae?"

"Appa bilang, aku tidak boleh pergi ke rumah orang yang tidak aku kenal."

"Arasseo. Kalau memang seperti itu, kita harus saling mengenal agar Appa mengijinkanmu untuk bermain di rumah Ajeossi."

Chae Hyun mengangguk. Ia menautkan jari kelingkingnya dengan Jungkook.

"Sekarang lebih baik Hyun tidur. Ini sudah malam. Appa akan menyusul begitu dia pergi."

"Nae. Appa jangan lama-lama ya." Ujar Gadis itu mengingatkan. Seokjin mengangguk.

"Bye bye, Ajeossi!"

Jungkook melambaikan tangannya membalas lambaian tangan Chae Hyun. Gadis kecil itu masuk ke kamar sementara Jungkook kembali berdiri.

"Dangsin ttal-eun, jeongmal dajeonghaeyo." Ucap Jungkook lembut. Seokjin hanya tersenyum tipis. (Putrimu sangat manis.)

"Duduklah! Bukankah kau mengatakan bahwa kau sangat lelah? Beristirahatlah selagi menunggu keluargamu datang menjemput."

Jungkook mengangguk. Ia segera duduk di sofa dan meminum teh pemberian Seokjin meskipun kini sudah tidak begitu panas.

Tiba-tiba, terdengar suara  perut yang berbunyi. Seokjin menatap Jungkook yang wajahnya sudah memerah karena malu.

"Mian..."

"Apa kau lapar?" tanya Seokjin sambil berdiri.

"Tidak usah. Aku akan makan begitu sampai rumah. Aku tidak ingin membuatmu repot."

Beautiful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang