Melihat Chae Hyun yang begitu kesenangan, Seokjin hanya bisa menghela napas. Ia memang jarang sekali membelikan putrinya itu makanan atau minuman dari swalayan. Ia memilih untuk membelikannya Susu Formula yang bisa ia sedu saat sang putri ingin minum susu atau membuatkannya jus jika gadis kecilnya itu ingin minuman segar.
Jika sedang libur, Seokjin akan membuatkan camilan untuk Chae Hyun karena itu jauh lebih sehat. Ia tidak ingin putrinya itu makan sembarangan. Meskipun ia tidak bisa mengawasinya sepanjang waktu, setidaknya ia harus memastikan apa yang dimakan oleh sang putri.
Pemuda berbahu lebar itu menatap Jungkook dengan tatapan sendu.
"Tolong jangan memanjakan Hyun seperti ini, Jungkook-ssi. Jangan membuat hal ini menjadi sebuah kebiasaan. Aku tidak akan sanggup memanjakan uri Hyun seperti yang kaulakukan."
"Aku hanya ingin membuat putrimu senang, Seokjin-ssi."
"Mianhajiman, tolong jangan melakukan hal seperti ini lagi. Aku tidak ingin—"
"Arassda. Aku tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Jungkook lalu tersenyum. Pemuda berbahu lebar itu lagi-lagi menghela napas.
"Aga! Kita makan malam dulu." Panggilnya.
"Ye, Appa." Chae Hyun segera duduk di kursinya setelah mencuci tangan. Ia segera duduk di kursinya dan mengambil sepotong ayam goreng yang ada di hadapannya.
"Masissni?" tanya Jungkook lembut. Chae Hyun mengangguk.
"Masissda, Ajeossi. Geundae ... masakan apa jauh lebih enak dari ini." Jawab gadis itu.
"Geurae? Ajeossi jadi ingin mencoba memakannya juga." Ucap Jungkook. Seokjin tak bereaksi. Ia hanya menatap sosok pemuda itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Appa sangat pandai memasak. Semua masakan Appa, aku sangat menyukainya. Daripada makanan di kantin sekolah, atau ayam goreng ini, masakan Appa jauh lebih enak."
"Geuleohguna. Tapi untuk malam ini, kita makan makanan ini dulu ya. Lain kali, Ajeossi akan membantu Appa membuatkan makanan untukmu." Ucap Jungkook sambil mengusap rambut Chae Hyun. Gadis itu mengangguk.
"Mengapa kau yakin sekali akan makan di sini?" Tanya Seokjin datar.
"Molla! Aku merasa bahwa kita akan lebih sering bertemu setelah ini." Jawab pemuda itu lalu tersenyum.
Pukul 20.30
"Aku akan kembali, tapi nanti! Aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, Mingyu-ya. Appa tidak berhak mengaturku begitu aku meninggalkan kantor."
Seokjin memperhatikan Jungkook yang terlihat kesal saat menerima telepon. Ia baru saja membersihkan meja makan saat ponsel pemuda itu bergetar di sakunya. Ia tidak mau ambil pusing, jadi ia tidak peduli. Ia memilih untuk membantu Chae Hyun mengerjakan tugas sekolahnya.
"Appa! Apakah yang akan Appa lakukan jika melihat orang yang butuh bantuan?"
"Apa kau tidak tahu?"
"Aku tahu. Kita harus menolong jika ada seseorang yang membutuhkan bantuan. Geundae ... apakah Appa tetap melakukannya jika orang yang membutuhkan bantuan adalah orang yang tidak Appa sukai?"
"Hm... pertanyaan yang menarik. Geundae, Aga! Entah kita menyukai orang itu atau tidak, kita harus tetap menolong orang itu saat dia membutuhkan bantuan kita. Kita harus mengesampingkan ego dan menolongnya berdasarkan kemanusiaan."
"Artinya kita tetap harus menolong orang-orang yang membutuhkan, entah kita suka pada orang itu atau tidak."
"Uri Tal memang pandai. Appa ingin Hyun selalu mengingat apa yang sudah Appa ajarkan. Jadilah anak baik yang mau membantu siapa saja. Tidak peduli meskipun orang itu tidak suka pada kita." ucap Seokjin sambil mengusap kepala putrinya dengan sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Love
FanfictionSeokjin yang kehilangan seluruh keluarganya, harus menjadi ayah pengganti bagi Kim Chae Hyun, kemenakannya yang kini telah menjadi yatim piatu. Kakak kandungnya yang bernama Kim Baekjin, harus meninggal bersama istrinya dalam kecelakaan tragis. Seme...