4 akhir cerita

26 20 0
                                    

TANDAI TYPO NYAA!!!
JANGAN LUPA VOTE NYA, BIAR SAYA SEMANGAT UP NYA

_________________________________________________----------------------------------------------------------------------------

bulannya indah raa,kayak senyuman kamu

_Devano Mahendra

*

*

*

*

*

happy reading

  


Sesampainya Devan di rumahnya,ia langsung bergegas masuk ke kamarnya,di rumah yang cukup besar itu hanya ada dirinya,jangan tanyakan di mana kedua orang tua Devan, keduanya masih hidup hanya saja mereka lebih mementingkan kerja dan uang dari pada mengurus Devan.

Devan masuk ke dalam kamarnya yang bercat abu-abu bercampur dengan warna hitam, melempar tas nya ke sembarang arah lalu menyambar handuk dan berlalu ke kamar mandi.

Setelah cukup lama di dalam kamar mandi,Devan keluar dengan air yang menitik dari rambutnya,sangat sangat tampan "author aja sampai kejang-kejang😭"

Devan lalu menatap handphone nya, melihat pesan yang ia kirimkan kepada Alea yang hanya di read.

Ia tersenyum sejenak saat mengingat wajah manis Lea saat akan membeli ice cream,ya tuhan bolehkah Devan menggigit pipinya yang chubby itu?

Tak lama Devan melempar handphone nya ke kasur nya lalu turun ke dapur.

Sesampainya di dapur Devan mulai memasak makanan,jangan lupa Devan sangatlah jago memasak, jaga-jaga aja siapa tau dapet istri yang ga bisa masak.

Setelah 30 menit berlalu Devan sudah selesai memasak,ia membawa makanan nya ke meja makan lalu duduk dan melahap nya sampai habis.

Setelah selesai makan,Devan membawa piring bekasnya ke dapur untuk mencucinya "mandiri bangett ga sii?"

Saat kembali ke kamarnya Devan mendengar notifikasi dari handphone nya,ia membuka pesan itu tertera nama Delon. Devan segera membuka pesan itu.

@Delon
    gua tunggu di tempat biasa,kalau lo ga dateng gua anggap Lo pengecut.

Ekspresi muka Devan seketika berubah setelah membaca pesan itu,ia segera mengambil jaket hitam miliknya lalu berjalan cepat keluar dari rumahnya menuju garasi motor.

Dengan cepat Devan mengendarai motornya menuju arena balap.

Balapan adalah kebiasaan Devan,tidak mementingkan keselamatan nya.

Sesampainya di arena balap Devan segera menghampiri Delon.

Delon tersenyum remeh ke arahnya. "Siap-siap kalah Devano Mahendra." tekan Delon .

"Ga usah ngebacot." kata Devan dengan raut wajah yang datar.

Pertandingan pun dimulai,motor keduanya melaju dengan pesat bagaikan petir.

Saat ini Devan memimpin namun hal tak terduga terjadi,Delon mengambil tindakan curang dengan menendang motor milik Devan sehingga oleng,namun dengan gesit Devan menyeimbangkan laju motornya.

Rahangnya mengeras,Delon meanglah sangat curang.

Devan segera menancapkan gas motornya.

Delon sudah hampir sampai di garis finis tapi sebelum Delon sampai,Devan segera menyelipnya,dan Devan pun memenangkan pertandingan ini.

AKHIR CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang