6 akhir cerita

33 21 12
                                    

TANDAI TYPO NYAA!!!
JANGAN LUPA VOTE NYA, BIAR SAYA SEMANGAT UP NYA

____________________________________________________
--------------------------------------------------------------------------------

Seni ukir yang paling menyakitkan adalah mencintai seseorang yang sedang mencintai orang lain

_Devano Mahendra_

*

*

*

*

*

*

*

happy reading

Lea segera masuk ke rumahnya. " siapa sayang?."  tanya Wira.

"Itu,di luar ada Devan paa."

"Owalah yaudah suruh masuk aja sekalian sarapan."

"Tadi udah di ajak masuk,tapi katanya ga usah, ini Lea mau pamit dulu takut telat."

Lea segera menghampiri Renata dan Aldi yang masih duduk di meja makan.

"Lea pamit dulu mama, Abang, papa." pamit Lea mencium tangan orang tuanya, dan juga Aldi.

Lea lalu bergegas keluar dan berlari kecil ke arah di mana Devan berdiri menunggu nya.

"Udah selesai?." tanya Devan di angguki oleh Lea.

Mereka pun berangkat ke sekolah.

Menikmati angin sepoi-sepoi di pagi hari.

Menghirup udara segar, dan menikmati indahnya ciptaan tuhan.

Butuh waktu 15 menit untuk sampai di sekolah.

Tepat di jam 07:10 Devan dan Lea sampai di sekolah nya.

Banyak pasang mata yang menatapnya iri,bahagia dan masih banyak tatapan-tatapan dari kakak kelas dan adek kelasnya.

Di sekolah ini memang banyak yang mengira bahwa keduanya pacaran, karena keduanya begitu dekat.

Fans Devan mau pun Lea seketika patah hati dibuatnya.

Devan dan Lea berjalan santai melewati koridor tanpa menghiraukan pasang mata yang menatapnya.

Tanpa aba-aba Devan menggenggam tangan kecil milik Lea, Lea tersentak kaget saat tangannya di genggam.

Lea menatapnya seolah-olah bertanya.

Tetapi di hiraukan oleh Devan,ia terus berjalan sembari menggenggam tangan Lea sampai masuk ke dalam kelas.

"Gilakkk, baru pagi gue udah kejang-kejang ngeliat lo berdua." teriakan itu milik Naura.

"Lebay." sahut Devan melepas genggaman tangannya, Lea bingung dengan sifat Devan.

Devan segera berjalan ke arah bangku miliknya tepatnya di belakang bangku milik Lea.

Sebenarnya Devan mempunyai alasan mengapa ia menggenggam tangan Lea tadi.

Devan melihat banyak cowok-cowok yang menatap Lea,entah mengapa Devan tidak suka  jika ada yang menatap miliknya seperti itu di tambah lagi, Lea tersenyum manis.

Tunggu...tunggu
apa katanya tadi? miliknya? Udah di klaim menjadi milik Devano Mahendra.

Tatapan Devan datar.

AKHIR CERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang