Pagi hari di SMP Putra Bangsa para siswa dan siswi berlalu lalang di sekitaran sekolah.
Bergegas untuk masuk karna bel sudah berbunyi dan sebentar lagi pagar akan di tutup.Di kelas IX - B yang terdapat 14 murid sedang asyik dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Omaga omaga ada gosip gesss" ucap salah satu dari mereka yang kerap di panggil Billa.
"Gosip apa sih bil?" Tanya Luna yg mulai terpancing pembahasan tersebut.
"Gue denger bakal ada pensi di sekolah kita dan setiap kelas bakal ada penampilan masing-masing, tapiii kelas kita ga di tawarin nampilin penampilan, bahkan cuma kelas kita yang ga dapat undangan padahal kelas lain dapat semua" Jelas Billa dengan wajah merengut.
"Halah, yang begitu mah udah biasa di kelas kita bil emang kapan kita pernah di anggap sekolah haha" Ucap Arsen sambil tertawa miris meratapi kelas mereka.
"Siapa bilang kita ga dapat undangan? Tadaaa!!! Gue ambil dari kantor kepsek" ucap Rain yang tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan membawa selembar undangan pensi minggu depan.
"RAIN? LO SERIUS? LO NYURI RAIN?" tanya Mike berturut turut karna terlalu exited.
"Rain lo ga nekat nyuri kan?" Sambung Naru yang mulai curiga dengn Rain.
"Gila sih kalau lo bener nyuri Rain" Di susul oleh Riki yang juga penasaran sama jawaban Rain.
"STOPP!! Plizz deh gays gue ga nyuri" Jawab Rain yg mulai cape dengan pertanyaan aneh teman temannya.
"Trus apa dong? Ngambil gitu?" Balas Alisya dengan wajah yg polos.
"Astaghfirullah, ini tuh tadi ada sisa satu undangan nah gue tanya dong sama kepsek ini undangan apa dan ternyata gue baru tau bakal ada pensi tapi kelas kita ga tau informasi bahkan ga dapat undangan, ya udah alhasil gue minta ni undangan sama kepsek walaupun tadi ada pertengkaran dikit" Jelas Rain panjang lebar kepada mereka.
"Astaga Rain, tapi pak Rudi nya ga sampe lo tonjok kan? " Pertanyaan random dari Putra.
"Untung nya sih engga, lagian gimana gue ga marah coba kelas kita ga dapat undangan, mana terima gue" Jawab Rain lagi yang masih ga habis pikir sama guru² mereka.
"MENYALAA KETOSS KAMII" Ucap mereka semua yang tertuju kepada Rain.
******
"Ayo kuat untuk segala hal yang membuat kalian patah" Ucap Rain kepada mereka yang sudah terduduk lemas di lantai.
"Gue anak yang ga pernah di anggap Rain"
"Ekonomi keluarga gue lagi berantakan Rain, tapi gue yang di salahin"
"Gue di pukul lagi karna ga bisa jagain adek gue Rain"
"Gue harapan keluarga Rain"
"Gue di tuntut jadi sempurna Rain"
"Orang tua gue cerai Rain"
"Gue takut mati Rain"
"Bunda bentak gue lagi Rain"
"Bunda mukul gue lagi Rain"
"Gue ga dapat peran ortu Rain"
"Gue serba salah di keluarga Rain"
"Ayah mukul mama lagi Rain"
"Dan, gue bahagia Rain"
"Makasih udah bertahan sejauh ini gays, kalian hebat bisa sampai di titik ini jangan patah semangat kita bakal sama sama terus sampai semesta sendiri yang misahin kita" ucap Rain yang udah di banjirin air mata mendengar keluh luka dari mereka semua.
Perlahan Rain mulai merangkul dan memeluk mereka semua, memberikan semangat dengan kalimat "semua akan baik baik aja".
KAMU SEDANG MEMBACA
WAKTU YANG SEBENTAR (IX - B)
Teen FictionTentang mereka murid murid kelas IX - B, dengan beragam masalah masing-masing. Namun mereka saling menguatkan dalam ikatan yang sering mereka sebut rumah. Ya benar, walau masing-masing dari mereka mempunyai masalah tapi mereka tetap kuat karna adan...