8

64 13 0
                                    

Atsumu bete sekali hari ini. Setelah lama tidak bertemu dengan kembarannya, bukannya dikasih peluk cium dia malah dapat ceramah dan diajak berkelahi sepanjang hari.

Mamanya juga tidak membelanya sama sekali dan malah sibuk memanjakan Omi. Atsumu dongkol, Atsumu ngambek.

Seharian ini moodnya jelek sekali!

Krucuk!

Pukul dua dini hari, ia terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Perutnya dari tadi berbunyi begitu nyaring, padahal ia sudah menghabiskan makan malam tadi hingga ludes. Sekarang kan jadinya tidak ada lagi yang bisa dimakan.

Bagaimana ini. Ia tidak bisa memasak, tapi Omi melarangnya untuk gofud lebih dari sekali sehari. Sial, harusnya dia tidak tergoda untuk gofud mie pedas tadi siang!

Mata Atsumu mendadak berkaca. Kok sedih begini?

Ia ingin makan sesuatu yang hangat, sup miso dengan nasi panas sepertinya nikmat, tapi ia tidak tega membangunkan Kiyoomi. Suaminya itu baru saja tidur 1 jam karena sibuk mengurus pekerjaan. Mama sendiri sudah berumur, Atsumu tidak mungkin merengek minta dimasakkan pagi buta begini ke mamanya. Beliau butuh istirahat yang cukup agar panjang umur. Iya, biarpun kelihatan durhaka begini-begini dia tau diri kok sama yang lebih tua.

Haduh.

Pilihan satu-satunya hanya kembarannya yang idiot itu. Atsumu gengsi karena ceritanya kan dia ngambek habis diomeli, tapi gengsi tidak bisa meredakan laparnya. Jadi daripada kelaparan terus lebih baik ia menurunkan harga dirinya.

Eh bukan, anggap saja Atsumu balas dendam dengan membabui Osamu! Ya, benar begitu!

Setengah berjinjit Atsumu mengendap keluar dari kamarnya dan segera melesat menuju kamar tamu yang saat ini sedang dihuni oleh sang saudara.

Ia masuk dengan cepat (masih sambil berjinjit) dan berlari menerjang kasur yang ditiduri Osamu.

"Samu, Samu, bangun." Panggilnya.

Dahi Miya yang lebih muda mengkerut, namun masih enggan untuk membuka mata.

Atsumu mengambil bantal disana, lantas memukul Osamu berkali-kali. "Heh, bangun cepet! Bangun!"

Setengah sadar Osamu dan refleksnya yang tidak bisa diremehkan itu menendang Atsumu hingga si pelaku pemukulan itu terlempar.

Gila, sakit sekali tendangan Osamu, bahu Atsumu yang jadi korban nyut-nyutan bukan main. Untung kasurnya luas kalau tidak sudah pasti ia akan mencium lantai.

"Lo-!"

Osamu menatapnya jengah dan mendelik.

"Apa sih Tsumu! Sakit tau!"

Atsumu kembali menabok kembarannya itu dengan bantal usai bangkit dari posisi terjatuhnya yang tidak elit itu.

"Heh lo babi jelek! Harusnya gue yang ngomong gitu! Bisa-bisanya lo nendang gue sampai kejengkang! Gue lagi hamil tau!"

"Ya maaf! Lagian ngapain lo tengah malem ada dikamar gue?! Tidur ege, udah tau lo gampang sakit! Kasian si Sakusa ntar harus ngurusin lo!"

Atsumu mendecak.

"Gue laper, masakin sesuatu!"

"Lo bangunin gue cuma buat nyuruh ginian? Kampret."

Guling dihantamkan secara random, dan telak mengenai wajah Atsumu.

"Samu, gue hamil loh. Gak boleh pakai kekerasan! Lo udah nendang gue sekali tadi! Gue cepuin mama ya lo!"

"Bodo, gue ngantuk mau tidur! Masak aja sendiri!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang