Saat Rasyid sedang terdiam di kamarnya tiba-tiba, Umi Rasyid masuk dan langsung menghampiri Rasyid
"Anak ganteng umi lagi ngapain? Kok ga pergi ke Masjid sayang?"
Rasyid yang melihat uminya menghampiri dan duduk dipinggir kasur nya langsung tersenyum, Rasyid langsung memeluk uminya saat itu juga
"Astagfirullah anak umi kenapa? Kamu habis nangis apa gimana Rasyid... Mata kamu merah banget subhanallah"
"Ngga umi, Rasyid cuma khawatir tentang perjodohan ini umi"
Mendengar ucapan Rasyid, umi langsung memeluk dan membelai rambut Rasyid pelan
"Kenapa sayang? Apa yang kamu takutkan? Kamu akan tetap disini Rasyid, Aleena yang akan tinggal disini jadi kamu ga perlu meninggalkan rumah ini Rasyid.."
"Bukan itu umi, Rasyisd takut ga bisa membimbing Aleena dan takut Aleena menerima dengan terpaksa umi. Rasyid takut ga bisa jadi suami yang baik buat Aleena, Rasyid masih perlu banyak belajar dan Rasyid belum siap umi"
"Astaghfirullah... Percaya sama diri kamu sendiri sayang, kamu itu anak sholeh, hebat, kuat, InsyaAllah kamu bisa jadi suami yang baik buat Aleena"
"Umi sama Abi ga ada niatan minta cucu kan?"
Pertanyaan Rasyid yang tiba-tiba itu tentu membuat Uminya kaget
"Tiba-tiba banget kamu nanya begitu ke umi, umi terserah kamu aja Rasyid.. Kalau kamu belum siap punya anak ya tidak apa apa, tapi sepertinya Abi kamu serta Ayah Aleena ingin cepat cepat punya cucu"
"Aleena masih sekolah umi..."
"Tunggu Aleena lulus, Aleena lulus SMA kamu juga lulus kuliah kan? Itu waktu yang pas untuk kalian"
Rasyid hanya bisa terdiam sembari beristighfar, dia berusaha menerima ini dengan lapang dada walaupun sulit dan ada sesuatu yang mengganjal dihatinya saat itu
"Besok Rasyid ada tugas jadi MC diacara pernikahan teman Rasyid, Aleena minta ikut umi"
"Yasudah bawa saja Aleena nak, tidak apa apa selagi dia yang meminta"
"Baik umi... Do'ain Rasyid ya umi"
"Iya nak, sekarang lebih baik sekarang kamu Sholat isya sekalian Sholat Istikharah nak... Minta petunjuk sama Allah"
"Baik umi..."
tomorrow morning
"Aleena! sudah selesai belum make-up nya?"
Panggil Rasyid dari teras rumah, sembari memakai sepatunya dan nampak tergesa gesa
"Sebentar kak! Tinggal ombre lipstik!"
Rasyid yang mendengar jawaban Aleena hanya memutar matanya kesal, akhirnya Rasyid lebih memilih memanaskan mobilnya terlebih dahulu sembari menunggu Aleena selesai. Setelah 15 menit berlalu akhirnya Aleena keluar dari rumah dan langsung masuk ke mobil, mereka duduk bersebelahan dibangku depan
"Lama sekali make-up nya cantik"
Ujar Rasyid sembari melajukan mobilnya, Aleena hanya tersenyum kecil nampak malu malu
"Maaf ya kak, make-up aku itu emang harus cetar dan perfect. Kalau alis beda sedikit aja aku badmood seharian, jadi memang lama kalau aku make-up kak"
"Dasar perempuan..."
"Hihihi...Ini berapa menit sampainya kak?"
"10 menit sampai"
"Bagus deh kalau gitu, nanti aku gimana kak?"
"Bagaimana apanya cantik"
"Kakak kan jadi MC, aku ga kenal siapa siapa disitu kak"
"Yasudah nanti kenalan sama teman teman kakak dulu saja"
"Okey lah... Aku minta uang buat jajan ya nanti"
"Yaa"10 minutes later
Setelah mobil mereka berhenti, Aleena langsung keluar dan mengikuti Rasyid memasuki sebuah gedung yang sudah disewa oleh teman Rasyid tersebut. Aleena memegang tangan Rasyid karena takut ketinggalan oleh langkah kaki Rasyid yang panjang, Rasyid juga hanya diam saat tangannya dipegang oleh Aleena
Saat mereka sudah memasuki ruangan yang dituju tiba-tiba ada seorang gadis yang memanggil Rasyid. Gadis berkulit Tan skin, rambut bergelombang yang diurai dan memakai pakaian yang terbuka, gadis itu bernama Aesya. Aesya merupakan teman satu kelas Rasyid pada saat SMA dulu dan Aesya sangat menyukai Rasyid, sementara Rasyid bahkan tidak menganggap Aesya sebagai temannya karena Rasyid tau bagaimana sifat Aesya
"Rasyid sudah lama ya kita tidak bertemu, gadis itu siapa kalau boleh tau"
Tanya Aesya sinis sembari menatap Aleena tapi tetap mencoba tersenyum ke arah Rasyid, Rasyid hanya menatap Aesya datar lalu menarik Aleena lebih mendekat
"Tunangan saya, Aleena namanya"
"Oh.. salam kenal ya Aleena, aku Aesya. Kamu cantik banget deh Aleena, cantik kalau ga diliat"
Aleena dan Rasyid yang mendengar ucapan itu hanya diam dan kembali berjalan, tapi tanpa Rasyid ketahui saat mereka melewati Aesya. Aleena sempat berkata tepat di telinga Aesya
"Kamu tepos sama item banget mba, kusem lagi"
Sinis Aleena membuat Aesya kesal, tapi Aesya tidak mungkin melawan Aleena apa lagi itu di acara pernikahan teman sekolahnya
Rasyid membawa Aleena duduk disekelompok pria dan beberapa wanita bercadar, Rasyid tersenyum lalu bersalaman dengan beberapa pria itu
"Sorry telat, gua nitip tunangan gua disini ya, takut dia diapa apain sama nenek lampir"
Ucap Rasyid membuat beberapa pria itu tertawa, sementara Aleena hanya diam kebingungan
"Tenang aja ras, bini kita bisa ngobrol sama tunangan lo. lebih baik kita ketemu tuan rumah aja"
"Yoi"
Ucap beberapa pria itu yang setelah nya bangkit, Rasyid langsung mengeluarkan dompetnya lalu memberikan nya ke Aleena sembari izin
"Kamu disini aja, saya mau ketemu tuan rumah sebentar"
"Okey kakk"
Saat Rasyid sudah pergi bersama para temannya Aleena duduk bersama para perempuan bercadar itu, dan langsung mengajak mereka mengobrol
"Kalian kelas berapa? Pergi jajan ayok!"
"Boleh!"
"Ayok!"
"Gass!"
Beberapa dari mereka menyahut dan ya mereka tentu langsung keluar untuk mencari cemilan
"Semua akan terasa indah dan menyenangkan jika kita melakukannya dengan ikhlas"
- Aleena Hafizah Albertha

KAMU SEDANG MEMBACA
Al - Rasyid?
Teen Fiction"Dijodohin sama gus? idih najiss... Aku ini harusnya nikah sama oppa oppa Korea" "Aleena! ga sopan kamu begitu didepan ayah!" Aleena Hafizah Albertha, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMA kelas 11. Aleena merupakan gadis dengan sifat nakal d...