Bab - 5

11 3 0
                                    

Setelah sholat isya selesai dilaksanakan, kajian pun dimulai. Banyak ibu ibu dan bapak bapak yang datang dari luar pondok, karena itu sudah menjadi kebiasaan bersama

Rasyid berdiri di mimbar dan mulai membuka kajian

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Bapak ibu yang saya hormati, anak anak pondok pesantren yang saya sayangi. Tema hari ini yaitu tentang adab seorang perempuan. Adab yang saya maksud disini bisa adab berpakaian, adab berbicara, dan adab lainnya sebenarnya, tapi saya akan membahas adab berbicara terlebih dahulu"

"Seperti yang kita ketahui, suara perempuan memang bukan lah aurat. Tapi perempuan harus tetap menjaga suaranya agar para lelaki tidak terfitnah, tidak tergoda. Dijelaskan di surah Al-Ahzab ayat 32, yaitu :

فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُ لْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

"Janganlah kalian (para wanita) melunakkan perkataan kalian sehingga orang-orang punya penyakit hati timbul rasa ingin dalam dirinya. Namun ucapkanlah kata yang ma'ruf" (QS. Al-Ahzab : 32).

Bahkan, Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah pernah menjelaskan ayat ini:

"Maksudnya: Janganlah para wanita berbicara kepada lelaki non-mahram seperti berbicara kepada suaminya sendiri." ( Tafsir Ibnu Katsir , 11/150).

"Rasullulah Shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kita berbicara dengan lembut dan sopan, agar apa? Agar lawan bicaranya merasa dihormati"

"Ada banyak anjuran yang dianjurkan oleh Rasullulah Shallallahu alaihi wa sallam, yaitu jangan berceloteh, jangan berteriak tanpa keperluan, berbicara dengan hati hati, dan tidak mencela"

Saat Rasyid sedang menjelaskan beberapa hadist dan Ayat tentang adab, tiba-tiba Aleena mengambil mic yang digunakan untuk bertanya

"Gus Rasyid, izin bertanya"

"MasyaAllah, bagaimana Humaira?"

"Kalau ada bayi perempuan yang menangis sembari berteriak bagaimana? Kan adab nya perempuan itu tidak boleh berteriak?"

Pertanyaan Aleena yang terkesan membingungkan sekaligus lucu, tentunya langsung dibalas gelak tawa oleh beberapa jama'ah. Sementara Rasyid hanya bisa terdiam sembari ber-Istighfar

Two hours later

"Gus Rasyid liat handphone aku gaa!??"

Aleena tantrum mencari ponselnya yang entah hilang kemana, padahal itu sudah masuk waktu tidur tapi Aleena malah membuat seluruh rumah tidak bisa tidur. Jika ada ayah Aleena pasti Aleena sudah diam dan tenang, tapi Ayah dan ibu Aleena pulang ke kota Purwokerto dan meninggalkan Aleena di Cirebon bersama Rasyid dan orang tuanya

"Kamu taruh dimana Humaira? Istighfar dulu... Jangan teriak teriak mulu"

"Aaa Gus, handphone aku.."

Aleena lari memeluk Rasyid, Abi dan Umi Rasyid yang melihat itu tentu hanya diam kebingungan. Mereka tidak bisa mengatasi Aleena jika sedang tantrum, apa lagi mereka paham bagaimana mood Aleena

Rasyid yang dipeluk oleh Aleena akhirnya mengangkat Aleena dan menggendong nya, Rasyid hanya bisa menghela nafas panjang sembari membelai punggung Aleena

"Ayo keluar Gus... Cariin handphone aku.."

Rengek Aleena terhadap Rasyid, Aleena menatap Rasyid dengan tatapan memohon dan seperti biasa Rasyid akan memalingkan wajahnya. Walaupun Rasyid memalingkan wajahnya, dia tetap membalas ucapan Aleena dengan rendah dan lembut

"Nyari diluar ya ayok,  Tapi kamu pakai pakaian yang pantas dulu ya? Masa iya calon Ustadzah keluar pake daster sepaha gini?"

"Lah Gus pake sarung doang ga pake baju?"

"Malah ulti balik, Saya kan lelaki... Aurat saya masih tertutup, sedangkan kamu buka aurat kamu humaira"

"Jadi aku ganti baju? Tapi Gus juga harus pakai baju dulu"

"Ya iya lah humaira, emang kamu rela sixpack saya dilihat sama para santri?"

"Nggaa, kan kamu suami akuh"

Ucapan Aleena reflek membuat Rasyid terkekeh, Umi dan Abi Rasyid yang mendengar itu juga ikut tertawa. Karena mereka lega kalau akhirnya Aleena mulai menerima Rasyid perlahan lahan

Singkat cerita, Rasyid dan Aleena kembali ke Masjid dan mencari ponsel tersebut. Dan ternyata ponsel tersebut ada diatas karpet masjid, tergeletak begitu saja

Aleena yang melihat ponselnya itu, langsung mengambilnya dan kembali ke Rasyid yang hanya diam dipintu masuk Masjid

"Maaf ya Gus... Repotin, udah ketemu sekarang"

"Alhamdulillah kalau begitu, ayo pulang sekarang"

"Gendong tapi... Aku capek tau"

Aleena kembali memeluk Rasyid dan memberikan tatapan memohon itu, membuat Rasyid menggelengkan kepalanya dan langsung menggendong Aleena

"Hobi banget minta digendong ya kamu? Ayo pulang sekarang terus tidur"

"Okey!!! E-eh Gus aku mau tanya, Aesya itu kenapa ngejar ngejar Gus banget si?"

"Saya tidak tau, dari awal mula MPLS di Sekolah dia itu sudah mengejar ngejar saya.. Tapi saya selalu menolaknya, karena saya tidak menyukainya dan saya benci sifatnya"

"Ooh gituu, dia jelek banget tau Gus! Tapi dia ngatain aku jelek coba tadi!"

"Biarkan saja Aleena, yang penting kamu hati hati saja.. Dia sedikit berbahaya soalnya"

"Iiihh bohong banget Gus! Bahaya gimana!? Dia aku pukulin aja langsung lemes"

Rasyid hanya menertawakan ucapan Aleena, mereka mengobrol sepanjang jalan hingga akhirnya sampai kerumah lagi

Berlanjut....

Hallooo everyone!!! Jangan lupa bantu vote yaa, oh ya tau ga? Bab selanjutnya nanti ada bagian keributan antara Aleena dan Aesya tauuu, penasaran kan? Jangan lupa tambah perpustakaan yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Al - Rasyid?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang