Bab - 4

38 9 14
                                    

Aleena sedang duduk tenang di bangku taman gedung tersebut sembari menunggu abang tukang dimsum membungkus pesanannya, Aleena juga sedang mengobrol dengan salah seorang istri sahabat Rasyid yang bernama Zuria

"Kak Zuria beli berapa dimsumnya?"

"Aku cuma beli 20 ribu"

"Sama dong berarti.. Eh kakak nikah sama suami kakak dari kapan?"

"Kita nikah 2 bulan yang lalu al, kamu sama Rasyid mau nikah kapan kalau boleh tau?"

"Belum tau kak.. Masih takut juga"

"Loh takut kenapa?"

Zuria menatap Aleena yang nampak sedikit cemberut, membuat Zuria kebingungan

"Cerita aja sama aku al"

"Gini kak Zuria, aku sama Rasyid kan dijodohkan... Jadi aku takut kalau aku ga sesuai ekspetasi dia, gitu kak..."

"Jangan gitu Aleena, Rasyid bukan orang yang kaya gitu tau"

Saat Zuria sedang memberi nasehat kepada Aleena tiba-tiba seorang perempuan berpakaian terbuka mendatangi mereka, dan ya itu adalah Aesya

"Eh Aleena, kalian lagi jajan disini? Kok ga masuk Al? Masa iya tunangannya tamu kehormatan didalam tapi cewenya malah beli dimsum disini.. Ga ikut masuk? Atau ga dianggap?"

Tanya Aesya tiba-tiba kepada Aleena, sedangkan Aleena hanya menatapnya sinis

"Terserah gue lah an*, lo ngapain ngoceh mulu si!? Nguntit gue lo ye!?"

"Dih buat apa juga gua nguntit cewe kaya lo!"

"Kan lo suka sama tunangan gue! Kenapa lo hah!? Kasian ga bisa milikin Rasyid, lagian Rasyid ga bakal suka sama lo! Dia ga suka soalnya sama cewe modelan ani ani kaya lo"

Ucap Aleena dengan nada mengejek dan langsung membuat Aesya mengamuk, Aesya langsung menarik jilbab Aleena hingga terlepas

"Astaghfirullah!!! Aesya!?"

Bentak Zuria langsung, sementara Aleena hanya diam

"Ga usah ikut campur zur! Urusan gua sama cewe nya Rasyid ini!!"

Saat Aesya akan memukul Aleena, Aleena sudah lebih dulu mencengram tangan Aesya kuat dan menatap Aesya tajam

"Dasar ani ani!! Lo ga tau ya gimana capenya pake pasmina!? Pas udah pas paripurna malah lo tarik!? Anak an****"

Aleena yang sudah naik pitam pun menarik rambut Aesya kuat dan menampar wajah Aesya, sementara Aesya hanya diam tidak bisa melawan karena Aleena memang sekuat itu. Zuria pun berusaha memisahkan dengan beberapa orang ditaman itu juga, tapi tetap tidak berhasil hingga akhirnya abang tukang dimsum menghampiri Aleena sembari membawa pesanannya

"Neng ini pesenan neng kan? Isi 16, rada gosong sama 2 sumpit?"

"Eh iya bang, makasih yaa"

Aleena langsung berhenti dan mengambil kantong kresek dari abang tersebut sembari tersenyum, dia lalu melihat kearah Zuria yang nampak heran

"Ayo kak zuri kita masuk, aku mau ngadu ke calon suami"

Aleena menarik Zuria masuk dan membiarkan Aesya begitu saja, Aesya yang terduduk lemas di tanah hanya bisa terdiam ketakutan melihat keganasan Aleena

Saat Aleena dan Zuria sudah sampai di dalam ruangan, Aleena langsung berlari ke Rasyid yang sedang duduk disalah satu bangku dengan suami Zuria. Rasyid sedang menunggu acara dimulai

"Gus Rasyid!"

"Jangan teriak teriak humaira.. Kenapa? Dan bawa apa itu kamu kalau boleh tau?"

"Ini? Ini dimsum! Gus mau?"

Aleena menunjukan Dimsum yang ada didalam kantong tersebut kepada Rasyid dengan semangat dan ceria, Rasyid hanya terkekeh kecil melihat berapa ceria nya Aleena. Tapi Rasyid menyadari sesuatu yaitu, kemana jilbab Aleena?

"Iya sisakan untuk saya, oh ya Humaira.. Jilbab kamu kemana?"

"Ditarik sama ani ani sampai sobek, akhirnya jilbabnya aku buang... Oh ya Gus liat leher aku berdarah tau kena jarum pentul gegara tadi.."

Aleena memperlihatkan lehernya yang sedikit berdarah kepada Rasyid dan itu membuat Rasyid terkejut tentunya

"Kenapa? Kok bisa humaira? Dan ani ani yang kamu maksud itu siapa?"

"Itu yang item, rambutnya jelek, tepos, baju nya terbuka... Aeya kalau ga salah namanya"

"Astagfirullah humaira... Siapa si? Aesya?"

"Iya itu ani ani"

In the afternoon

Mereka sampai di Pondok Pesantren pada pukul 17.30, Aleena langsung merebahkan diri disofa lalu memainkan ponselnya. Hal itu tentu langsung membuat Rasyid kesal dan akhirnya memegang kaki Aleena dan menariknya

"Bangun! Sana mandi! Habis itu langsung ke masjid, jangan males malesan!"

"Aaaa kakakkkk"

"Mandi Aleena!"

"Iya! Sabar!"

Aleena yang malas berdebat pun akhirnya bangkit dan pergi masuk kekamar untuk mandi dan bersiap siap

"Saya hari ini ada jadwal ceramah di Masjid, kamu wajib ikut Aleena"

"Tentang apa emang? Ada makanannya ga?"

"Ada makanannya, tentang adab seorang perempuan"

"Sengaja ya gus!? Biar nyindir aku!?"

Teriak Aleena dari kamarnya dan hanya ditertawakan oleh Rasyid

"Yang kita pikir buruk, belum tentu buruk."
- Fathir Hanafa'ta Al-Rasyid

Hallooo everyone, minta tolong buat vote dongggg. Eh kalian tau ga? Ini kisah nyata tauuu, kalau mau tau kelanjutannya jangan lupa vote + tambah ke perpustakaan yaaa

Al - Rasyid?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang