Adegan 1

3 3 0
                                    

Matahari mulai menampakan dirinya menandakan hari telah pagi, terlihat beberapa orang sedang duduk atau berdiri pada sebuah halte bus di kota xxxxx.

Mereka sedang menunggu bus untuk menuju tujuan mereka masing-masing, aktivitas pagi yang merupakan awal aktivitas memang membuat jalanan disekitar terlihat cukup ramai.

Di halte tersebut terdapat empat orang siswa yang cukup terlihat menonjol dari para murid lain yang juga sama-sama sedang menunggu bus disana.

Paras rupawan empat siswa itu terlihat tampan, itu sebabnya mereka terlihat menonjol dari yang lain, kalau tidak sedang menggunakan seragam sekolah mungkin mereka akan dikira seorang model.

Dua dari empat siswa itu perhatiannya teralihkan pada sesuatu benda yang sedang di pegang oleh mereka.

Lionel, ia terlihat fokus pada ponselnya yang sedang bermain game, sedangkan Alvin, ia terlihat fokus pada bukunya, ia seperti kutu buku yang hanya mementingkan membaca.

Sean, ia sedang berdiri sembari bercengkrama dengan Daniel tentang berbagai lelucon, mereka berdua meski sedang mengobrol tetap menyadari kedatangan bus, mereka menaiki bus tersebut bersama penumpang yang lainnya.

Sesaat di dalam bus yang pintunya sudah tertutup mereka baru menyadari bahwa kedua temannya, Lionel dan Alvin masih terduduk di halte bus.

Mereka memasang wajah terkejut bercampur panik karena mengetahui kedua temannya tertinggal disana itu.

Lionel dan Alvin yang mulai menyadari tidak mendengar suara berisik dari kedua temannya mereka menoleh untuk melihat namun terlambat bus yang dinaiki Daniel dan Sean telah berjalan pergi.

Alvin melihat Daniel dan Sean berada di dalam bus tersebut, ia segera menepuk pundak Lionel untuk segera berlari mengejar bus tersebut.

Mereka berdua berlari mengejar bus yang sedang berjalan tersebut, dengan sekuat tenaga mereka kerahkan untuk berlari, tidak peduli diri mereka kini telah dibasahi oleh keringat.

Sean dan Daniel yang melihat kedua temannya berlari mengejar bus hanya bisa menertawakan mereka.

Tetapi Daniel melihat bahwa Alvin berlari sembari mencoba memberitahu sesuatu pada Daniel dan Sean dengan menunjuk-nunjuk badan bus tersebut, meski begitu Daniel tetap juga tidak mengerti maksud dari Alvin.

"Hei Sean, kita naik bus menuju sekolah kan?"

"Yeah, memang kau pikir kita menuju taman kota?"

Setelah Sean mengatakan perkataannya sebuah papan nama jalan di luar bus terlihat oleh kedua mata mereka.

Membuat yang tadinya Sean yang masih tertawa menjadi diam seribu bahasa sesaat, namun detik berikutnya ia pun mengumpat. "Oh sial! Kita salah naik bus!"

Friendship of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang