Adegan 5

2 3 0
                                    

Empat pangeran tampan, eh salah, maksudnya empat sekawan sedang berjalan bersama dari halte bus menuju sekolah mereka.

Udara di pagi hari masih terasa sejuk membuat mereka jadi sedikit bersemangat pergi ke sekolah, namun tidak berlaku untuk Lionel, karena dirinya masih merasa ngantuk karena sehabis bergadang untuk bermain game.

Gedung sekolah sudah terlihat oleh mereka berempat, namun langkah mereka berhenti dengan kompak.

Sean mengumpat, ketika melihat seorang guru yang berdiri di gerbang sekolah. "Sial, hari ini ada pemeriksaan!"

"Kalau kau memakainya dengan lengkap kenapa mesti takut, ayo cepat, aku ingin tidur di kelas"

Mereka telah sampai di depan guru tersebut, guru memeriksa kelengkapan mereka dengan teliti.

Alvin tentu saja berhasil melewatkan pemeriksaan, siapa guru yang tidak mengenalnya, ia terkenal sebagai murid idaman semua guru di sekolah tersebut.

Lionel juga berhasil melewati pemeriksaan, meski dengan rasa kantuk, ternyata ia tetap berhasil memakai perlengkapan seragam dengan lengkap.

Sean selalu merasa deg-degan setiap waktunya pemeriksaan, bukan karena takut dirinya tidak memakai atribut lengkap, hanya saja di bawah tatapan intimidasi dengan teliti dari guru itu membuatnya jadi mematung terdiam.

Saat giliran Daniel, sang guru mengernyit, dan berkata. "Nak, buka jaketmu, kamu tau kan tidak boleh menggunakan jaket di dalam sekolah"

Daniel segera membuka jaketnya, namun tatapan sang guru menjadi terkejut bercampur kesal setelah melihat seragam yang dikenakan oleh Daniel.

"Nak, bagaimana bisa kamu menggunakan seragam murid sekolah menengah pertama!"

Daniel melihat ke seragam ia kenakan, dan ikut terkejut melihatnya. "Bu, maafkan saya, sepertinya seragam saya tertukar dengan seragam milik adik sepupu saya yang sedang menginap semalam di rumah" Daniel berusaha menjelaskan dengan gugup dan perasaan takut.

"Berdiri disana, kamu di hukum!" Guru berkata dengan tegas.

Daniel dengan pasrah pergi berdiri di pinggir dekat tembok sebelah pintu gerbang.

"Kenapa kalian bertiga masih disini? Pergi ke kelas!"

"Ya, bu!" Mereka bertiga menjawab dengan kompak.

Mereka berjalan menuju kelas, namun langkah mereka berhenti di belakang sang guru, untuk mengatakan sesuatu pada Daniel.

"Semangat, bro!" Lionel berkata tanpa suara, sembari mengepalkan tangannya ke atas memberi tanda semangat.

"Piu~piu~ semangat!" Sean berkata tanpa suara, sembari memperagakan gerakan menembak dengan kedua tangannya.

"Selamat menjalani hukuman!" Hanya Alvin yang bukannya memberi semangat malah mengejek Daniel.

Mereka bertiga melanjutkan perjalanan menuju kelas sembari tertawa, semua murid yang masih berada di koridor sekolah menatap mereka dengan tatapan bingung, melihat mereka tertawa seperti ada suatu hal yang lucu terjadi di pagi hari.

Friendship of YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang