chapter 03 | Merubah Penampilan

1 0 0
                                    

Hari ini, Hera bagun lebih pagi dari biasanya. Mendengar saran Adel kemarin, bahwa dia harus merubah penampilannya, Hera jadi kepikiran, apakah dia harus benar-benar menerapkan ide tersebut.

Ditengah kebingungannya, Hera dikejutkan oleh Chika yang pagi-pagi sekali sudah datang ke rumahnya sambil membawa kotak make up pribadinya.

"Sesuai janji," kata Chika sembari terseanyum cantik pada Hera.

Hera mempersilahkan Chika masuk sampai ke kamarnya.

"Gue nggak ekspec lo sampe dateng pagi-pagi gini buat dandanin gue," kata Hera.

"Itu karena gue nggak sabar pengen dandanin lo." Chika mulai membuka kotak make up nya dan memprsiapkan apa yang akan dipakai.

"Rencanya gue dateng bareng Bella, Adel. Tapi lo tahu sendiri dua anak itu kebonya minta ampun. Jadi gue dateng sendiri deh." Chika terus berbicara selama dia mendandani Hera. Tangannya yang lihai dan cekatan sudah seperti seorang profesional membuat Hera kagum.

"Lo biasanya berangkat bareng Janu kan? Tapi lo ke sini dulu, jadi Janu bakal jemput lonya ke sini?" tanya Hera, terkait Januari atau akrab di sapa Janu, pacar Chika, sekaligus wakil ketua kelas mereka.

"Nggk. Gue udah bilang Janu mau berangkat bareng lo hari ini," jawab Chika. Senyumnya melebar begitu dia selesai memberikan sentuhan akhir pada wajah Hera.

"Beres." Chika mengambil cermin tangan dan memberikannya pada Hera agar sahabatnya bisa melihat hasil pekerjaannya.

"Ci, gue..." Hera mematut wajahnya di depan cermin sambil menelik dengan seksama, mencoba melihat dari berbagai sudut. "Gue nggak tahu kalo gue bisa jadi kayak gini." Suaranya terdengar tidak percaya.

"jadi cantik maksud lo?" Chika memgehla napas pelan. "Lo itu emang udah cantik. Gie cuman moles dikit aja biar cantiknya lo jadi makin-makin."

Hera tersenyum. "Thnks ya, Ci."

"Sama-sama."

Hera hendak memakai kaca matanya tapi Chika menahan tangannya. "Bentar deh, minus lo berapa sih?"

Hera meringis. "Satu koma lima, Ci. Nggak papa ya gue pake?"

Chika mengangguk penuh pengertian. Dia kemudian mulai membereskan peralatan make up nya, memasukannya ke dalam kotak lagi.

"Kotak make up gue, titip sini dulu ya, Ra? Nanti gue ambil lagi pulang sekolah."

"Iya, nggak papa. Sini gue simpenin." Hera pergi untuk menyimpan kotak make up Chika ke dalam lemari.

"Udah nih. Ayo berangkat," cetus Chika. Dengan semangat menggandeng lengan Hera.

"Baru kali ini gue berangat sekolah sepagi ini," seloroh Chika.

"Sekali-kali," kata Hera. Chika hanya mengangguk saja.

Mencapai anak tangga terakhir setelah turun dari lantai dua dimana kamar Hera berada. Hera dan Chika yang berniat untuk langsung berangkat, di cegat Nikend -Ibu Hera yang tidak sengaja melihat mereka.

"Loh, ada temen kamu yang dateng. Kenapa nggak bilang mama?"

"Maaf, mah. Aku kira mama masih tidur," kata Hera.

"Maaf ya, Tante. Chika jadi ganggu pagi-pagi gini." Dengan ekspresi menyesal, Chika meminta maaf.

"Aduh, nggak perlu minta maaf. Tante seneng kok kalo ada temen Hera yang datang. Ayo sini, kamu ikut sarapan juga. Tante buat nasi goreng." Nikend mengiring kedua remaja perempuan itu menuju meja makan. Lalu menyiapkan sepiring nasi goreng masing-masing untuk mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strawberry ShortcakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang