BAGIAN KEDUA.
Kakak Leonardo
Dedek Ocean.
Mama Serena
Papa Batara∆∆∆
Pukul 4 pagi, yang mana masih terlalu dini untuk bangun dari tidur malam itu kini tidak berlaku untuk Batara dan Serena. Keduanya dibuat begitu khawatir tatkala Ocean, yang semula keadaannya telah membaik itu sekarang kembali menurun.
Suhu tubuhnya mendadak melonjak dari sebelumnya, mulutnya terus memuntahkan isi perut sejak setengah jam lalu, perutnya luar biasa mual dengan kepala seperti terhantam batu besar. Ocean terkapar lemah ketika keluar dari kamar mandi untuk ke sekian kalinya, dirinya terkejut mendapati tetes demi tetes cairan merah keluar dari salah-satu lubang hidungnya.
"Sakit, Ma... Kepala Ose sakit..." dalam pejaman matanya, Ocean senantiasa melenguh sakit, suhu tubuhnya kelewat hangat namun berbanding terbalik dengan telapak tangannya yang dingin. Sudut matanya terus mengeluarkan kristal bening, menandakan bahwa sakit kepala yang dirasakan betulan menyiksa.
Serena menggenggam erat tangan sang anak, sesekali menciumi pelipis Ocean yang kepalanya lunglai dalam pangkuan.
"Sabar ya, Dedek. Sebentar lagi sampai rumah sakit, Papa bawa mobilnya cepet banget, kok. Tahan ya, nak."
Begitu melihat Ocean yang sudah tidak berdaya dengan darah keluar dari hidung, Batara langsung memboyongnya menuju rumah sakit tidak peduli bahwa sang anak merengek untuk menolak dirawat di rumah sakit.
Pukul 7 pagi, Ocean berhasil mendapat penanganan dan sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat. Untuk hasil diagnosis sementara Ocean mengalami kelelahan ekstrim, pola makan yang sembarangan juga memperparah maag-nya, adapun indikasi lain yaitu demam berdarah. Namun, Dokter masih belum bisa memastikan untuk itu, beliau akan menunggu hasil lab keluar mengenai tes darah milik Ocean agar bisa dipastikan lagi penyebab sakit yang diderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACI UNIVERSE
RandomNOT BXB⚠️ Random space. Wadah pelampiasan sesaat dari ruwetnya pikiran yang carut-marut.