A P T | Chapter 1

1K 70 32
                                    

Basilio si kutu buku yang selama hidupnya tak pernah dekat dengan seorang pun tiba tiba terbangun di sebuah apartemen dengan Arron seorang Bassist sebuah band yang terkenal di kampus mereka. Keadaan semakin rumit ketika mendapati dirinya setengah telanjang dengan pakaian Arron yang melekat di tubuhnya.

.

.

.

Suara derap langkah kaki memenuhi koridor lantai tiga yang nampak begitu sepi. Jam dinding yang tergantung di pintu utama menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Itu artinya kelas pertama akan di mulai sepuluh menit lagi.

" Sial, sial harusnya gue ngga ngikutin ajakan bang Ben kalo endingnya bakal telat gini"

Sudah kesekian kalinya sumpah serapah Arron gumamkan untuk tetangga apartemennya sekaligus drumer dari band nya tersebut. Langkah kakinya semakin ia percepat ketika matanya mendapati jam tangannya menunjukkan pukul delapan kurang lima menit. Namun karena dirinya yang terburu buru membuatnya tak sengaja menabrak seseorang yang kini tengah membawa setumpuk buku.

" Akh.."

" Kalo jalan tuh-"

Arron terdiam, bibirnya yang baru saja akan melontarkan makian terkatup. Kedua mata bulatnya menatap lurus kearah seseorang yang baru saja ia tabrak.

" Ma-maaf aku ngga sengaja"

Itu Basilio. Laki laki bertubuh mungil yang beberapa kali kedapatan satu kelas dengan dirinya. Si kutu buku yang beberapa kali mampu menarik perhatiannya.

" O-oh itu salah gue, gue ngga liat lo tadi. Sorry"

Arron beranjak bangun, membantu Basilio yang tengah memunguti buku buku yang berserakan. Ia kemudian menyerahkan tumpukan buku tersebut kepada si mungil dan membuatnya sadar jika si mungil memang tak nampak karena tumpukan buku tersebut. Ia akhirnya berinisiatif mengambil beberapa buku dan membantu Basilio menaruhnya di perpustakaan. Ia bahkan melupakan kelas pertamanya.

" Makasih Arron. Kamu ngga masuk kelas?"

" Hah? Kelas?"

" Iya kelas. Kamu ngga ada kelas pagi kah?"

Seketika kedua mata Arron melotot menatap Basilio. Telapak tangannya reflek menepuk dahinya, melupakan jadwal kelas paginya yang sekarang sudah terlewat.

" Udah 20 menit telat, gue maksa masuk yang ada di lempar spidol"

Basilio tertawa ringan mendengar Arron yang bergumam kesal. Ia menepuk bahu pemuda yang lebih tinggi darinya tersebut dan meninggalkan Arron sendirian di depan pintu perpustakaan.

.

.

.

Sudah hampir lima belas menit lamanya Gavin menatap Basilio yang tengah duduk didepannya dengan setumpuk buku sebagai bahan referensi tugas kelompok mereka. Sementara yang ditatap hanya acuh, justru Ryyu yang menghela nafas lelah melihat kelakuan salah satu teman sekamarnya tersebut. Ngomong ngomong mereka bertiga adalah teman sekamar, itu sebabnya mengapa mereka bertiga terlihat bersama dimanapun mereka berada.

" Lo ngapain sih daritadi ngeliat Lio mulu?"

Basilio yang merasa namanya disebut mengangkat kepalanya menatap Ryyu dan Gavin.

" Ya dia ngga mau ngaku. Ada hubungan apa lo sama Arron? Plis lo jangan deket deket sama dia, fansnya pada galak semua. Lo abis kalo ketahuan deket sama tuh bassist"

" Tapi kan kita pasti satu kelas mulu di matkul Kewarganegaraan"

" Satu kelas doang penting ngga cipok cipokan"

Part Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang