A P T | Chapter 2

548 60 36
                                    

Basilio si kutu buku yang selama hidupnya tak pernah dekat dengan seorang pun tiba tiba terbangun di sebuah apartemen dengan Arron seorang Bassist sebuah band yang terkenal di kampus mereka. Keadaan semakin rumit ketika mendapati dirinya setengah telanjang dengan pakaian Arron yang melekat di tubuhnya.

.

.

.

" Lio"

" Lio"

"Lio bangun udah pagi"

" Lio "

Basilio mengerjapkan kedua matanya perlahan. Kedua telapak tangannya secara kompak mengusap kedua matanya. Dilihatnya ada Gavin dan Ryyu yang tengah menunduk mengelilingi dirinya. Yap, suara yang saling bersahutan tadi adalah suara milik Gavin dan Ryyu yang mencoba untuk membangunkannya. Keduanya baru saja tiba di asrama sekitar pukul setengah delapan, tiga puluh menit setelah kepulangan Arron ke apartemen. Setelah membersihkan diri keduanya bergegas membangunkan Basilio yang masih tertidur pulas. Ini adalah kali pertama Basilio bangun diatas pukul delapan. Sahabat mungil mereka ini adalah satu satunya orang diantara mereka bertiga yang rutin bangun pagi, entah terbangun dengan alarm ataupun bangun dengan sendirinya.

Mungkin efek kehujanan kemaren malam Basilio cukup kelelahan, pikir keduanya. Basilio mengambil kacamatanya yang terletak diatas meja nakas. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan, seolah olah tengah mencari sesuatu.

" Arron udah balik daritadi. Dia ninggalin sarapan buat lo"

" Oh ya?"

" Hm, tuh"

Ryyu menunjukkan dua buah pancake dan segelas susu coklat, tidak lupa dengan sticky note khas tulisan pemuda jangkung yang menemani dirinya tidur semalam. Tanpa sadar Basilio tersenyum tipis membaca tulisan Arron dan meletakkan secarik kertas tersebut di tempatnya. Ia bergegas membersihkan diri dan menikmati sarapan dari Arron sesuai perkataan Ryyu.

"Meskipun pancake dan susu adalah kombinasi rasa manis yang sempurna, tapi tak begitu terlihat sempurna dibanding melihatmu tersenyum kepadaku. Selamat pagi Lio, have a nice day"

Arron D

Gavin menatap sinis sticky note yang ditinggalkan Arron untuk Basilio. Cemburu? Oh tentu saja tidak. Kenapa pula ia harus cemburu? Ia hanya tidak suka sahabatnya dekat dekat dengan si Bassist Royal Family sekaligus Casanova di kampus mereka. Ia tidak suka jika bayinya ditatap sinis oleh penggemar Arron. Ryyu yang melihat ekspresi wajah Gavin menatap datar sahabatnya tersebut. Sudah ia perkirakan jika Gavin akan misuh misuh melihat kelakuan Arron.

" Lo kenapa sih? Sewot amat sama Arron"

Gavin memicing kesal kearah Ryyu. Bisa bisanya sahabatnya ini bertanya hal konyol seperti ini. Apa matanya sudah dibutakan oleh kegantengan Arron hingga tak melihat bagaimana brutalnya para fangirl Royal Family?

" Lo buta apa gimana? Kalo Lio kepincut sama si monyet itu bisa bisa ultras monyet pada benci sama Lio kita. Bisa bisa dia kena bully, aduh bayi gue yang gemoy imut macem Lio kicik harus bertempur dengan rombongan ultras monyet. Ngga ngga gue ngga bakal biarin dia di situasi seperti ini. Gue har-"

" Bacot lo botol yakult. Dah lah males gue tengkar sama lo"

Ryyu meninggalkan Gavin dengan mulut penuh roti panggang. Iya, Ryyu kesal telinganya merasa pengang mendengar suara Gavin itu sebabnya mengapa ia menyumpal mulut sahabatnya tersebut menggunakan roti panggang sarapan pagi mereka.

" NGGA SADAR LO KALO KITA SAMA SAMA BOTOL YAKULT HAH!!!"

.

.

Part Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang