Bab 3 (1/2)

124 20 1
                                    

.

"Suayy." Sekapan pada tubuh yim terlepas, membuat suara debam dan pekikkan sakit dari lelaki manis itu, Pandangannya terjerat begitu saja, kala Nunew berdiri tepat di hadapannya. Tanpa berkedip...Tutor berjalan mendekat, berkali-kali pula ia berdecak kagum. Lelaki mungil itu telah tumbuh menjadi sosok yang mempesona seperti ini.

"Yyaa...Kau sudah tumbuh besar Nhu." Ucapnya seraya mengacak surai hitam Nunew, mata nya kian berbinar melihat senyum menggemaskan itu. Ingatan masa lalu pun kembali terngiang dalam benaknya, akan perasaan yang terpendam untuk waktu yang sangat lama.

"Kau yang terlalu lama menghilang Phi.."

"apa? T-tidak...aku pergi untuk sesuatu yang hebat. Lihat apa yang kudapatkan sekarang." Tukas Tutor sembari menunjukkan seragam kebanggaannya.

Nunew terkikik kecil dan mengangguk cepat. "Kau seperti papa... Phi."

Hatinya kembali berdentum cepat, melihat senyuman riang itu. Senyuman yang tak pernah berubah, tetap manis dan menawan...meski 8 tahun telah berlalu.

'Semua ini karena dirimu Nunew'

.

.

.

Flash Back On

.

July 2016

"Hiks..."

Kaki mungilnya berlari tersendat-sendat mengawali harinya yang naas di sore itu. Seharusnya ia mendengarkan kata-kata Ayahnya agar tetap menunggu di sekolah, bukan bersikeras pulang seorang diri dan berakhir tersudut di sebuah gang sempit seperti ini.

"Jangan mengejarku!" Teriaknya sembari mendekap erat tas ranselnya, langkahnya semakin melemah karna terlalu lelah.

.

.

"Ah!" Pekiknya terkejut, begitu menyadari gang sempit itu berakhir buntu... Lelaki berusia 10 tahun itu meremas kuat-kuat lengan seragammnya yang kusut. Ketakutannya makin merambat hebat, begitu melihat 5 orang lelaki yang mengejarnya telah berdiri angkuh di depannya.

"Kau tak bisa berlari lagi adik kecil?" Seorang lelaki berjalan mendekati Nunew seraya menggulung lengan seragamnya. Ia menyentuh perlahan pipi halus itu, membuat Nunew jatuh terduduk karena gemetar.

"Yya! Joon...cepat ambil uangnya!" Teriak salah seorang temannya.

"Aku rasa...aku sudah tak tertarik lagi pada uangnya, lihat wajah anak ini...manis seperti perempuan bukan ?" ucapnya seraya menengadahkan kepala Nunew.

"Kau benar...kita menemukan mainan semanis ini."

"Lepaskan aku! Akhh!" Pekik Nunew  kesakitan saat tubuhnya dihempas ke tanah, ia mencakar-cakar dinding berusaha bangkit, namun tiba-tiba tangannya dicengkeram kuat hingga telentang.

"Tunggu apa lagi? Kalian tak ingin menikmati tubuhnya?!"

Mendengar seruan tersebut, lekas membuat beberapa siswa Menengah Atas itu tergesa-gesa melonggarkan ikat pinggang dan menurunkan zipper celana. Masih dengan tatapan lapar...mereka mengeluarkan juniornya dan mengocok organ keras itu dengan cepat.

A winter story (remake ff cupid's kyumin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang