rajut (adnan centric) [1] 🌸

137 17 4
                                    

Sinopsis :
Merajut bukanlah salah satu hobi yang sering Adnan lakukan, ia hanya melakukannya jikalau hari libur dan ia hanya merajut benda-benda kecil dan tidak rumit untuk di jadikannya gantungan. Bosan dengan itu-itu saja, Adnan mencari referensi yang lebih rumit, dan disitulah ia menemukan refrensi boneka rajut. Adnan langsung tertarik untuk membuat satu yang berbentuk Agatha. Setiap referensi boneka rajut memiliki emosi, perasaan ataupun ekspresi nya masing-masing, Adnan tenggelam dalam benaknnya untuk sesaat.

"Kek mana aku buat ekspresi di boneka rajut nya kalau aku saja tidak tau apa itu.. " Adnan menjeda ucapannya kemudian menghela nafas, " Emosi. "

-°--°-

5 kali Adnan belajar tentang emosi dan perasaan dari orang lain + 1 kali Adnan belajar dari dirinya sendiri..

Enjoy~~~



1.

Bisa dibilang Adnan malu memiliki hobi merajut, karena entah kenapa ia berpikir seperti itu, Adnan selalu menyembunyikan hobinys dari orang disekitarnya bahkan dari orang tuannya sendiri.

Tetapi saat ini ia membawa benang dan alat rajut itu kesekolah saat tahu bahwa pak mathias tidak akan mengisi pelajaran dari pelajaran pertama hingga pelajaran terakhir. Tujuan nya karena ingin membuat boneka rajut berbentuk Agatha yang akan diberikan kepada Agatha.

Derungan mobil yang ia kendarai menemani pagi Adnan yang sedang menuju ke sekolahan. Ingatan berangkat sekolah bareng ian dan Agatha pun terlintas dengan ekspresi datar ia mengulang ingatan itu tanpa adanya rasa sedih atau marah. Adnan tidak berangkat barsama Agatha dikarenakan ia izin sekolah selama 3 hari.

Sesampainya di parkiran sekolah ia segera memarkirkan mobil nya dan secepatnya memasuki sekolah untuk menaruh tas nya untuk memulai merajut boneka.

Saat berlari, mata adnan menangkap sosok Adela dan odo yang sedang mengobrol, dan sebaliknya mata Adela dan odo menangkap Adnan yang sedang berlari memasuki sekolah.

"Pagi Adnan." Sapa Adela, sedangkan odo melambaikan tangannya.

Adnan pun mengangkat tangannya dan melambai balik, "pagi." Balas nya.

Adnan pun melewati Adela dan odo, sedangkan dua orang itu saling bertatap dengan ekspresi bingung.

----

Sesampainnya di kelas, ia pun menaruh tasnya dan mengobrak-abrik isi tas nya mencari kotak harta karun berukuran kecil, di situlah Adnan menyimpan benang dan alat rajutnnya, tidak lupa membawa buku untuk mengambar design.

Adnan pun berjalan untuk mengatur nafas nya, ia berkeliling mencari tempat sepi nan sunyi untuknya merajut.

Terdapat dua taman di SMA pelita raya, yang berada di depan dan di belakang,  untungnya kebanyakan siswa-siswi pelita raya menggunakan taman depan, Adnan bisa dengan leluasa merajut tanpa adanya gangguan.

Adnan lebih memilih duduk di semen kasar karena merasa lebih bebas bergerak, tangannya bergerak membuka peti itu dan menampilkan alat rajut dan benang warna warni yang rapi tertata. Adana memilih merajut dari kepala, tangan bergerak secara perlahan tetapi pasti. Simpul-simpul rajutan itu pun mulai terbentuk benang rajut berwarna coklat membentuk poni rambut Agatha yang cantik.

Tangan Adnan terhenti ketika ia harus membuat emosi, Adnan menghela nafas dan tangannya kembali bergerak. Adnan tidak memperhatikan rajut annya karena pikirannya sibuk melayang memikirkan kehidupannya.

Adnan sedari kecil bukanlah orang yang peka terhadap emosi atau perasaan orang sekitarnya, bahkan dengan emosinya sendiri. Masa kecilnya ia selalu tidak mengerti kenapa orang disekitarnya kelihatan senang, sedih serta marah, dan bila boleh jujur Adnan selalu menganggap itu dramatis dan di lebih-lebihkan.

Dua Atmaja One Shot[] Bakwan:Fight Back✧ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang