Bab 7

139 7 1
                                    

       "Jalang sialan. Apa Yang Lo lakuin sama bulan hah?!" Teriak Marcell menggema dengan penuh emosi. Clarissa sontak menggelengkan kepalanya dengan brutal, tak terima dengan tuduhan yang di ucapkan male lead itu.

     "Nggak , bukan gue yang lakuin ini. Tadi be_" penjelasan Clarissa terhenti saat Marcell yang langsung mencekik leher nya tanpa rasa kasihan.

     "Gue kira Lo orang baik. Ternyata Lo sama aja dengan jalang itu" tekan Marcell dengan dingin, ucapannya mengarah pada Berliana.

       "Bu-kan gu-"

       "Diam Lo sialan"

       Brukk

       "Bawa jalang ini ke ruang bawah tanah, dan siksa semau kalian. Tapi, Jangan buat dia mati. Biar bulan yang tentuin hidupnya" Marcell melemparkan tubuh Clarissa tanpa perasaan, lalu menggendong bulan dengan khawatir.

       "Bertahanlah sayang..."

       Clarissa mantap sepatu yang ada di depannya, lalu kepala nya mendongak dan melihat tatapan tajam yang di layangkan bucin nya bulan pada nya.

       Tubuh Clarissa mundur tanpa sadar, mencoba menjauh dari mereka—para bucin nya bulan yang mungkin juga salah paham pada nya.

       "Ng-gak gue gak salah" jelas nya dengan tubuh gemetar, takut dengan keadaan yang mungkin akan sangat buruk untuk nya.

       "Maksud lo mata kita semua buta?" Ujar Galen dengan datar . Aura di sekeliling nya terasa sangat menakutkan.

       "G-ue ber-sumpah , gue gak sa-lah" ujar Clarissaa semakin ketakutan, dia tak mau di hukum , dia tak salah.

       "Bawa dia, terserah mau kalian apain" ujar Gallen sebelum berlalu dari sana tanpa ekspresi, di ikuti oleh Gavin dan elbara.

       "Az-za Issa gak salah. Isa takut..."

       Gallen mengepalkan tangan nya, tanpa di sadari. Perasaan itu kembali Hadir, membuat hati nya ragu sejenak.

       "Gue berubah pikiran, bawa dia ke ruang bawah tanah , biarkan gue yang ngehukum dia"

       Mau bagaimana pun, Clarissa adalah orang yang melukai dan berniat membunuh orang yang di sayangi nya. Dia tak akan membiarkan masa lalu membuat nya luluh dan menyesal di kemudian hari. Clarissa tak sepenting bulan bagi nya sekarang. Clarissa hanya sampah yang pantas untuk di buang .

       Gavin yang sempat tertarik pada Clarissa, diam sejenak. "Gue juga mau hukum dia" ujar nya tanpa mau di bantah. Tak ada Gavin yang prik, hanya ada Gavin yang datar dan tak berperasaan.

       Hanya elbara yang diam sedari tadi, tak tahu harus berkata apa. Dia tak memiliki perasaan khusus untuk bulan, dan dia sebenarnya tak peduli pada urusan gadis itu. Hanya saja, rasa kesal sedikit mengusik nya saat melihat Clarissa yang sedang mencabut pisau dari perut bulan.

       ...

     Tak

     Tak

     Tak

       Bulan mendongak dengan wajah menyedihkan nya, wajah dan Tubuh nya terdapat banyak nya memar yang di berikan oleh bawahan mereka.

       Tatapan nya terlihat datar , tanpa adanya mata berkaca kaca ataupun isak tangis. Namun, bila di perhatikan lebih teliti, mata nya memancarkan kesedihan dan penyesalan.

       "Kenapa Lo lukain bulan?" Tanya Gallen sambil mencengkram dagu nya. Clarissa hanya diam, tak berniat menjawab. Menjawab ataupun tidak , mereka tetap tak akan mempercayai nya.

       Dia pernah mati, dan dia tak takut mati untuk yang ke dua kalinya. Biarkan mereka menyiksa nya untuk saat ini, biarkan mereka menyesal karena menyiksa orang yang salah.

       Niatnya sudah baik . Dia hanya ingin menolong bulan dari Berliana, tapi apa yang dia dapat? Hanya siksaan keji. Mereka benar-benar tak pandang bulu saat menyiksa lawan.

       Awalnya Clarissa bahagia karena bisa mengalami apa yang nama nya transmigrasi , tapi kini semua nya berubah. Dia sangat menyesal telah mensyukuri time travel yang di lakukan nya itu. Menyesal telah mengumpati novel yang telah membuat nya celaka.

       Tak si dunia nyata, maupun di dunia fiksi. Novel itu membuat nya hancur ke ambang kematian.

       "Tak perlu basa basi. Langsung siksa , Dan kirim gue ke neraka. Itu tujuan Lo kan?" Kekeh Clarissa sambil tersenyum sinis.

       Gallen mengangkat sudut bibir nya membentuk sebuah seringaian yang menyeramkan, namun tidak bagi Clarissa.

       "Udah gak sabar? Let's the play issa "

       Gallen mendorong tubuh Clarissa hingga terbaring di ranjang, lalu mengungkung tubuh kecil itu.

       ...

       "Lo memang murahan. Lo udah gak perawan"

       "Terima ini jalang"

       Plak

       Cuih

       "Oh, ada airnya. Lo udah punya anak atau anak Lo berakhir di obgym?"

       "Mendesahlah jalang, bukan kah itu kebiasaan Lo"

       "Gue bilang desah sialannn!!"

       Plakk

       Srekk

       "Arghh" Clarissa terpekik saat rambutnya di tarik dengan sangat kuat.

       "Ya teruslah seperti itu"

       ...

       Clarissa memandang kosong pada tubuh nya yang telah ternoda, bercak merah terlihat di sekujur tubuh nya. Dengan bekas tampan yang ada di wajah dan tubuh nya. Dia memang wanita hina sekarang. Sangat hina malah. Dia tak tahu kalau Clarissa asli sudah tak perawan.

       "Cukup bagus untuk ukuran seorang jalang" desis Gallen sebelum pergi dari sana dengan puas namun kesal. Kesal karena hanya dia yang menikmati permainan itu. Sedangkan Clarissa hanya diam tak bersuara, kecuali saat rambut nya di Jambak dengan sangat kuat.

       ...

       Siapa sebenarnya Gallen ini? Ada hubungan apa dia dengan Clarissa? Dendam apa yang di simpan nya? Jangan ragu jangan bimbang, terus ikuti kisah mereka.

       See u next cap all

       bye👋

Transmigrasi SeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang